RIYADH (Arrahmah.id) — Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA) mengungkapkan ketidaksenangan soal rencana Arab Saudi menormalisasi hubungan dengan Iran.
Amerika Serikat (AS) merasa telah “diserang dari belakang” karena Saudi, sekutu dekatnya, tiba-tiba memutuskan rujuk dengan Iran yang selama ini merupakan musuh bebuyutan Washington di Timur Tengah.
Direktur CIA Bill Burns mengatakan langsung kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) bahwa AS merasa “dibutakan” atau “dikhianati” oleh rekonsiliasi Riyadh-Teheran hingga Suriah.
Dikutip The Middle East Monitor (9/4/2023), , seorang sumber intelijen AS menuturkan pernyataan itu diutarakan Burns langsung saat berkunjung ke AS baru-baru ini.
Riyadh dan Teheran bulan lalu sepakat membangun kembali relasi diplomatik keduanya setelah sekitar delapan tahun putus hubungan.
The Wall Street Journal menuturkan CIA dan pemerintah AS merasa frustrasi karena tidak dilibatkan dalam perkembangan regional dan sehingga merasa dikesampingkan oleh Saudi.
Sementara itu, normalisasi Saudi-Iran merupakan hasil mediasi Cina sehingga dilihat oleh banyak komunitas internasional sebagai pukulan telak terhadap hegemoni AS di Timur Tengah dan dunia dan secara luas.
Melansir Reuters, kantor berita Iran, ISNA, melaporkan Teheran akan mengirim delegasi ke Saudi dalam waktu dekat terkait pembukaan kedutaan besar di Riyadh. Sementara itu, sejumlah pejabat Saudi dilaporkan juga telah tiba di Teheran untuk mendiskusikan rencana pembukaan kedutaan di Iran.
Selain Iran, ada pula indikasi bahwa Saudi sedang bersiap menormalisasi hubungan dengan rezim Suriah Bashar al-Assad, yang juga akan bertentangan dengan sikap kebijakan luar negeri utama Amerika di wilayah tersebut.
Surat kabar itu juga melaporkan bahwa seorang pejabat AS mengonfirmasi bahwa Burns turut membahas kerja sama intelijen dan kontraterorisme dengan pejabat Saudi ketika berkunjung ke negara itu. (hanoum/arrahmah.id)