YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Anak-anak dan orang tua lansia memadati barak Tawung Harjo, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ada sekitar 5000 pengungsi memadati area evakuasi tiga dari tujuh titik evakuasi yang ada.
Para pengungsi menggunakan sekolah sebagai tempat mengungsi, dengan kondisi sanitasi, fasilitas dan makanan yang seadanya mereka bertahan dari ke hari, entah kapan Merapi terus akan bergejolak, belum ada kepastian yang pasti, hanya penguasa alam ini yang bisa memastikan itu.
Hampir setiap hari terjadi letusan disertai dengan gumpalan wedhus gembel, pengungsi terus berpacu dengan waktu, terlihat wajah-wajah mereka yang telah lelah menunggu akhir dari semua tragedi Merapi yang merenggut kebebasan mereka tuk mencari nafkah, kembali merawat dan memanem salak yang sudah ranum, namun sayang kebun-kebun salak yang berada dilereng gunung merapi tak tersentuh sudah hampir dua minggu ini.
Sejak tanggal 26 oktober 2010 Hidayatullah Peduli Bencana Nusantara hadir dilokasi pengungsian, bebagai macam kegiatan telah bergulir hingga saat ini, diantaranya, evakuasi, pendistribusian bantuan kepada korban benacana, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan non formal dan berbagai kegiatan lainnya.
Pelayanan kesehatan ditangani langsung team keseheatan Islamic Medical Service IMS), yang datang langusung dari Jakarta.
Pembinaan anak pengungsi berupa kegiatan belajar baca al-Quran dikoordinir langsung oleh Pos Dai Hidayatullah.
Bantuan tuk pengungsi bencana gunung merapi terus berdatangan, hari ini datang dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Surabaya lengkap dengan mobil ambulance, enam orang team relawan, dua ribu masker, obat-obatan dan kebutuhan logistik.
Uluran tangan Anda sangat berarti buat mereka yang masih terombang ambing dalam gelombang ketidakpastian, kapan semua ini akan berakhir. kami para relawan disini hanya mempu menguatkan mereka tuk tetap bersabar menjalani semua ini sebagai takdir dari sang Maha Kuasa.(hidayatullah/arrahmah.com)