MAGELANG (Arrahmah.com) -Gunung Merapi yang masih berstatus Awas kembali meletus. Letusan yang terjadi Sabtu (30/10/10) pukul 00.40 WIB ini, menimbulkan kepanikan luar biasa yang dialami warga di lereng gunung ini.
Pasalnya, letusan terjadi saat sebagian besar warga tengah terlelap dalam tidurnya. Kepanikan luar biasa dapat dilihat di hampir seluruh jalan utama yang menjadi jalur evakuasi dari lereng gunung Merapi
Mulai dari Kecamatan Sawangan, Dukun serta Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, serta di jalaur- jalur evakuasi yang ada di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan pantauan di lapangan, hingga pukul 02.30 WIB kepanikan warga mengakibatkan kemacetan di sejumlah jalur evakuasi ini. Ribuan warga berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
Di Kecamatan Srumbung warga meninggalkan rumah mereka. Ibu- ibu dan anak- anak berlarian sambil berteriak- teriak minta tolong akibat ketakutan. Mereka berasal dari dusun- dusun yang ada di Kecamatan ini.
Kondisi semakin mencekam setelah warga terus memukul kentongan dan tiang- tiang listrik sebagai tanda bahaya untuk membangunkan warga lainnya.
Para warga pun menuju ke arah bawah untuk menjauh dari lereng Merapi, dan terkonsentrasi di beberapa titik seperti ke Kota Muntilan, dan sepanjang jalur utama Magelang- Yogyakarta. Sementara.
Tak hanya di jalur- jalur evakuasi, kepanikan juga terpantau di jalan utama Magelang- Yogya di kota Muntilan. Pasalnya jalan utama juga dipenuhi olah warga yang bersepedamotor. Mereka merupakan warga sejumlah desa yang ada di lereng Merapi.
Tak hanya warga, para pengungsi yang ada di TPS- TPS juga mengalami kepanikan. Pasalnya letusan kali ini dipantau lebih besar dibandingkan dengan letusan pertama, Selasa (26/10) petang.
Begitu besarnya perkiraan kekuatan letusan Gunung Merapi kali ini, Membuat aparat kecamatan setempat dan para relawan terpaksa memindahkan para pengungsi yang ada di TPS- TPS di sekitar Kecamatan Srumbung.
Mereka diungsikan dan bergabung dengan para pengungsi lain yang sebelumnya sudah menempati TPS Jumoyo, Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Eksodus pengungsi besar- besaran ini.
Akibatnya di TPS Jumoyo –sepanjang Jumat dinihari– terus berdatangan para pengungsi dari sejumlah TPS di sekitar kecamatan Srumbung. Sehingga membuat tempat penampungan ini menjadi kebanjiran pengungsi.
Kondisi yang sama juga terjadi di kawasan Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Warga sejumlah desa yang masuk KRB III juga berhamburan menyelamatkan diri ke lereng Gunung Merbabu.
Pasalnya, sejumlah warga sempat melihat luncuran lava pijar ke arah Selo. “Kami panik dan memilih mengungsi ke lokasi yang aman di lereng Merbabu,” jelas Tirah, warga Desa Tlogolele. (haninmazaya/republika/arrahmah.com)