JAKARTA (Arrahmah.com) – Umat Islam berkewajiban melakukan jihad membantu perjuangan rakyat Palestina karena persoalan Palestina adalah tanggungjawab bersama. Bantuan jihad tersebut, jelas dr Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menyumbang donasi dana bagi rakyat Palestina.
“Harus dikembangkan budaya tiada hari tanpa menyumbang ke Palestina,” seru Sarbini saat memberikan orasi dalam acara Mabit Akbar yang diselenggarakan oleh Lembaga Sosial Muslim ‘Spirit Of Aqsa’ (SOA) di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Sabtu (10/7) malam, lapor Republika.
Dalam acara yang bertemakan ‘Masyarakat Dunia Bersatu Bebaskan Palestina’ itu, Sarbini mengemukakan, masyakat Indonesia dianggap memiliki antusias tinggi terhadap nasib dan kondisi bangsa Palestina. Salah satu bentuk kepedulian bangsa Indonesia terhadap Palestina, jelas dia, Indonesia akan segera membangun sebuah rumah sakit di Gaza.
Menurut Sarbini, pendirian rumah sakit tersebut penting mengingat fokus perjuangan rakyat Palestina berada di Gaza. “Rumah sakit Indonesia di Gaza adalah simbol monument batin kedekatan kita dengan Palestina,” ujarnya
Oleh karena itu, jelas Sarbini, guna meningkatkan rasa kepedulian dan empati rakyat Indonesia terhadap masyarakat Palestina diperlukan upaya konkrit terutama bagi generasi muda. Menurut dia, orang tua harus didorong agar mendidik anak mencintai palestina sehingga terjalin ikatan emosional yang kuat. Selain itu, para tokoh agama diharapkan mampu mensosialisasikan kepada jamaah masjid bahwa krisis bangsa Palestina adalah problematika umat Islam yang harus diselesaikan bersama-sama.
Sementara itu Ketua Umum SOA, Bahtiar Nasir, menuturkan jihad dalam rangka menyokong perjuangan saudara Muslim di Negeri Kan’an itu bisa dilakukan oleh setiap Muslim sesuai dengan profesi masing-masing. Akan tetapi paling tidak, jelas dia, ada empat lini jihad yang bisa diupayakan yaitu jihad informasi, advokasi dan harta.
Lebih lanjut Bahtiar memaparkan, kemenangan perjuangan itu ditentukan oleh keberhasilan melakukan program kerja utama yaitu menjadi pejuang-pejuang yang siap sedia ditolong Allah. Menurut dia, kesiapan meraih kemenangan hanya akan diperoleh selama perjuangan lurus berada di jalanNya, persatuan dan kesatuan dijaga, yakin Allah sebagai penolong, dan sabar terhadap berbagai ujian yang dihadapi.
Bahtiar berharap, gerakan-gerakan dukungan dari ‘civil society’ terhadap pembebasan Palestina perlu digerakkan lebih intensif lagi. Hal tersebut, tegas dia, karena gerakan seperti ini memiliki potensi luarbiasa apalagi jika disinergikan satu sama lain.
Bachtiar juga berharap agar rasa persaudaraan dan kebersamaan sebagai modal meraih pertolongan Allah selalu dijaga. “Kita yang butuh Palestina karena pintu surga telah terbuka lebar di sana,” jelasnya
Menurut Yetson, Ketua Pelaksana Mabit Akbar, acara Mabit Akbar ini bertujuan untuk menyamakan tekad dan semangat membantu perjuangan rakyat Palestina. Acara ini, lanjut dia, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan perwakilan dari sejumlah organisasi, antara lain Sahabat Al-Aqsa, Komite Indonesia Untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP), dan MER-C. (rep/arrahmah.com)