JAKARTA (Arrahmah.id) – Sebuah laporan baru disampaikan oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia pada Rabu 20 Desember 2023, perihal Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara yang digunakan sebagai markas militer “Israel”.
Padahal sebelumnya “Israel” menuduh Hamas menggunakan RS Indonesia di Gaza sebagai markas dan memiliki terowongan di bawahnya.
MER-C membantah tudingan tersebut, kemudian menyebut bahwa Israel yang justru telah menduduki bangunan milik Indonesia itu.
“Mungkin sama-sama kita perhatikan bahwa sekitar tanggal 6 November tahun 2023, juru bicara IDF (tentara ‘Israel’) Laksamana Daniel Hagari itu menuduh bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza itu ditunjukkan terowongan dan markas Hamas,” tutur Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube MER-C Indonesia @RSIndonesia, yang dikutip Kamis (21/12/2023).
“Kemudian itu kita bantah secara diplomatis dan secara teknis bahwa tuduhan-tuduhan tidak mendasar, tuduhan-tuduhan mengada-ada,” imbuhnya.
Dr Sarbini mengatakan, setelah gencatan senjata kemudian seluruh tenaga medis, pasien, dan warga yang tinggal di RS Indonesia itu dipaksa untuk evakuasi.
“Nah, kemudian praktis RS Indonesia ini kosong,” ungkapnya.
Lalu dr Sarbini menyebut bahwa kemudian pasukan “Israel” justru menempati RS Indonesia di Gaza.
“Dan apa yang terjadi sekarang, itu sekitar 2 minggu yang lalu ceritanya sampai dengan hari ini, ‘Israel’ menempatkan pasukannya, tempat berlindung dan markasnya, itu di Rumah Sakit Indonesia yang dulu tanggal 6 mereka menuduh bahwa di situ adalah markas Hamas dan ada orang Hamas di situ. Dan sekarang pimpinan mereka melakukan penempatan pasukan di situ sebagai perisai dari serangan Hamas,” ungkap dr Sarbini.
“Mereka menggunakan RS Indonesia sebagai perisai dan harapan mereka itu adalah Hamas akan ragu atau tidak mungkin menyerang dengan senjata-senjata perang ke tempat perlindungan ‘Israel’ di RS Indonesia. Jadi hari ini ‘Israel’ menjadikan RS Indonesia sebagai perisai buat mereka,” lanjutnya.
Dr Sarbini kemudian menyatakan bahwa pihaknya, MER-C, mengecam upaya “Israel” tersebut.
“Kita ini mengecam cara-cara yang kotor dilakukan oleh ‘Israel’ dengan menjadikan RS Indonesia (RSI) sebagai markas, sebagai benteng dan dilakukan untuk menyerang para pejuang-pejuang Palestina yang ada di Utara,” jelas dr Sarbini.
“Kita minta kepada ‘Israel’ agar kembali dengan aturan-aturan militer, aturan-aturan humaniter internasional, menjadikan rumah sakit tempat yang netral. Dan selama ini kita sangat marah, ‘Israel’ menjadikan RSI sebagai perisai,” ujar dr Sarbini.
Dr Sarbini lalu meminta pihak berwenang WHO untuk bertindak atas situasi tersebut. “Kita tujukan kepada WHO untuk bisa mengirimkan tim mereka itu untuk bisa menginvestigasi sehingga ini tidak menjadi hal-hal yang masih dini,” lanjutnya.
“Kita tidak mau menjadikan rumah sakit ini sebagai tempat di mana fungsi-fungsi kesehatan terganggu. Kita mengecam itu,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)