(Arrahmah.id) – Setelah memenangkan Piala Dunia FIFA, Argentina menjadi berita akhir-akhir ini karena sepak bolanya, tetapi tahukah Anda bahwa Argentina adalah rumah bagi minoritas Muslim terbesar di Amerika Latin; komunitas Muslim diperkirakan mencapai sekitar 1,9% dari keseluruhan populasi, menurut Asosiasi Arsip Data Keagamaan, dan di Argentina pula lah letak Masjid terbesar se-Amerika Selatan.
Kehadiran Islam di Argentina tak lepas dari penaklukan Spanyol dan penjelajahan Amerika. Pemukim Muslim pertama yang disebutkan adalah bangsa Moor-Moriscos abad ke-15, yang menjelajahi Amerika dengan penjelajah Spanyol. Moor-Moriscos merujuk pada Muslim keturunan Afrika Utara dan Spanyol yang dipaksa masuk Kristen, setelah mempraktikkan Islam secara terbuka dilarang. Untuk menghindari penganiayaan dari mahkamah inkuisisi mereka melarikan diri, mayoritas ke Maroko dan beberapa melarikan diri ke Kesultanan Utsmaniyah yang baru muncul. Namun, sekelompok Muslim juga memutuskan untuk pergi sejauh mungkin ke “negeri yang baru ditemukan” di Amerika Selatan dan menetap di Argentina. Argentina juga menerima gelombang migran Arab lainnya, terutama dari Suriah dan Libanon (yang merupakan bagian dari Kesultanan Utsmaniyah pada saat itu), antara akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Umat Islam disambut di kapal Spanyol karena keahlian mereka dalam pembuatan kapal, teknik, arsitektur, dan ilmu navigasi, karena orang Spanyol sendiri tidak bisa mencapai terlalu jauh dalam perjalanan mereka tanpa kekayaan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki umat Islam pada saat itu. Hal ini membantu para Muslim yang terampil untuk terhindar dari siksaan dan hukuman mati “kembali ke rumah” di Andalusia.
Argentina berada di sisi paling timur benua, menjadikannya tempat pertama yang nyaman untuk kedatangan dan pemukiman. Jumlahnya tidak besar. Generasi awal mempertahankan iman mereka sambil menyembunyikannya, sementara sebagian dari generasi selanjutnya secara bertahap kehilangan keislamannya dan mengadopsi Katolik.
Fakta menarik, kota terbesar kedua di Argentina saat ini setelah Buenos Aires bernama Cordoba. Ya, Cordoba yang sama yang merupakan ibu kota administratif, budaya, dan pendidikan Andalusia selama hampir 8 abad kehadiran Muslim.
Kemudian di abad ke-19, 2 kelompok mulai berdatangan ke Argentina. Pertama, Orang Italia, yang sedang mengalami perang saudara dan ingin melarikan diri ke tempat yang aman. Jumlahnya sangat besar sehingga saat ini, 60% orang Argentina adalah etnis Italia, yang unik di benua yang mayoritas penduduknya adalah Spanyol, Portugis, dan penduduk asli.
Karena banyak orang Italia berlayar dari Italia Selatan, mereka menelusuri nenek moyang mereka sebagian ke Muslim Sisilia, yang tinggal di Sisilia dari tahun 831 hingga 1302. Muslim memerintah Sisilia setengah dari periode itu, sampel DNA hari ini mengkonfirmasi jejak garis keturunan mereka.
Kedua, Orang Arab, yang melarikan diri dari hari-hari terakhir Kesultanan Utsmaniyah yang bergejolak melawan republik Prancis dan kerajaan Inggris, selama abad ke-19.
Faktanya, lebih dari 4 juta warga Argentina saat ini adalah etnis Arab (Sekitar 10%) Sementara mayoritas dari mereka adalah orang Arab Kristen, Muslim kira-kira lebih dari 1 juta. Sayangnya, saat ini Banyak yang hanya memiliki satu orang tua keturunan Muslim dan tidak mengenal bahasa Arab karena generasi muda tumbuh dengan bahasa Spanyol sebagai bahasa pertama mereka. Presiden Argentina yang terkenal, Carlos Menem, terlahir sebagai Muslim dari orang tua berdarah Suriah. Belakangan dia masuk Katolik demi mengejar karir politiknya.
Saat ini, di Ibu kota Buenos Aires terdapat masjid bernama King Fahd Islamic Cultural Center yang dibangun pada 1996 dengan bantuan Raja Arab Saudi saat itu, Raja Fahd, di sebidang tanah seluas 20.000 m². Total luas tanah yang diberikan oleh pemerintah Argentina berukuran 34.000 m², dan ditawarkan oleh Presiden Carlos Menem setelah kunjungannya ke Arab Saudi pada 1992. Proyek yang menelan biaya sekitar US$30 juta ini, mencakup sebuah masjid, perpustakaan, dua sekolah, sebuah taman, dan terletak di distrik kelas menengah Palermo, saat ini menjadi pusat Dakwah kaum muslimin.
Karena sifat sekuler konstitusi Argentina, umat Islam bebas untuk menyebarkan agama dan membangun tempat ibadah di negara ini. Komunitas Muslim di Argentina mendapat perlakuan jauh lebih baik daripada Prancis. Muslim di Argentina bebas untuk bekerja, belajar dan berenang dengan mengenakan hijab, pun memiliki foto ID berhijab.
Ada undang-undang yang diperkenalkan pada 2011 yang secara khusus menjamin perlindungan bagi Muslim di Argentina dari diskriminasi, kebalikan dari apa yang dilakukan oleh pemerintah Prancis.
Semoga Allah melindungi komunitas Muslim di Argentina (dan seluruh dunia) dan memungkinkan mereka melanjutkan warisan 5 abad sebagai perwakilan Islam yang taat di Amerika Selatan. Aamiin. (zarahamala/arrahmah.id)