JAKARTA (Arrahmah.com) – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti angkat suara terkait aksi impor sampah Indonesia. Hal tersebut, menurutnya, tidak seharusnya dilakukan karena produksi sampah dalam negeri saja sudah besar.
“Sampah kita saja banyak, masak tambah impor (sampah) lagi. Iya mestinya tidak boleh impor sampah,” kata Menteri Susi saat ditemui, di Pelabuhan Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (13/7/2019), lansir Merdeka.com.
Saat ditanya seandainya terpilih lagi menjadi menteri Presiden Joko Widodo dan masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II. Susi hanya bergeming dan menjawab dengan singkat.
“Iya tidak tau,” ujarnya singkat.
Seperti diketahui, Menteri Susi memuji langkah Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan yang menahan selundupan sampah plastik impor ke Tanah Air. Limbah itu berasal dari sejumlah negara.
“Apresiasi Bea cukai yang telah menahan masuknya sampah impor,” cuit Susi melalui akun resminya, @susipudjiastuti, Jumat, 14 Juni 2019 lalu.
Sebelumnya, delapan kontainer berisi sampah impor yang diduga terpapar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dikembalikan ke Australia.
Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya Basuki Suryanto mengatakan kedelapan kontainer berisi sampah impor tersebut diketahui memiliki berat 210 ton.
Sampah tersebut dikirim oleh perusahaan pelayaran Oceanic Multitrading Pty Ltd Australia dari Pelabuhan Brisbane.
Dalam catatan Bea Cukai, temuan sampah impor terpapar limbah yang berpotensi mengandung B3 ini adalah yang kedua kalinya di Surabaya.
Pada awal Juni 2019 KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya juga menemukan impor sampah terpapar limbah B3 asal Amerika Serikat, yang telah dikembalikan ke negara asalnya.
Indonesia belakangan ini kerap menerima limbah impor dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Prancis, Jerman dan Hong Kong. Namun, sampah tersebut akhirnya dipulangkan ke negara asal karena adanya muatan sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
(ameera/arrahmah.com)