ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Menteri pertahanan Pakistan menuduh bahwa wilayah Afghanistan digunakan oleh kelompok bersenjata untuk melancarkan serangan ke negaranya, yang memicu tanggapan tajam dari Imarah Islam Afghnaistan yang menyebut tuduhan itu tidak benar dan sangat disesalkan.
“Kami telah berbicara dengan pemerintah Afghanistan dan kami akan terus mengatakan bahwa tanah mereka digunakan untuk terorisme lintas batas,” kata Khwaja Asif kepada saluran berita swasta pada Senin malam.
Pernyataan Asif datang tak lama setelah Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, panglima militer yang baru diangkat Jenderal Asim Munir dan pejabat tinggi lainnya menghadiri pertemuan Komite Keamanan Nasional (NSC) di ibu kota Islamabad.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah setelah pertemuan NSC mengatakan “tidak ada negara yang diizinkan memberikan perlindungan bagi teroris” dan serangan mereka “akan ditangani dengan kekuatan penuh negara”.
Pernyataan NSC tidak menyebutkan nama negara mana pun, tetapi itu jelas merujuk ke negara tetangga Afghanistan, yang pemerintahnya menyangkal tuduhan itu sebagai “provokatif dan tidak berdasar”.
‘Pernyataan provokatif’
Menanggapi dua pernyataan tersebut, Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam Afghanistan pada Selasa (3/1/2023) mengatakan “Imarah Islam Afghanistan menginginkan hubungan baik dengan semua negara tetangganya, termasuk Pakistan.”
“Imarah Islam berusaha sebaik mungkin agar wilayah Afghanistan tidak digunakan melawan Pakistan atau negara lain mana pun. Kami berkomitmen untuk tujuan ini, tetapi pihak Pakistan juga bertanggung jawab untuk mencoba mengendalikan situasi, menahan diri dari memberikan pernyataan tidak berdasar dan pernyataan provokatif, karena pernyataan dan ketidakpercayaan seperti itu bukan untuk kepentingan kedua belah pihak,” tambahnya, lansir Al Jazeera.
Pertukaran pernyataan antara pejabat Pakistan dan Afghanistan menyusul serangkaian serangan baru-baru ini oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), sebuah kelompok bersenjata yang juga dikenal sebagai Taliban Pakistan karena kedekatan ideologisnya dengan Taliban Afghanistan.
TTP telah melakukan pemberontakan terhadap negara Pakistan selama lebih dari satu dekade. Kelompok itu menuntut pemberlakuan hukum Islam, pembebasan anggotanya yang ditangkap oleh pemerintah, dan dikembalikannya penggabungan wilayah kesukuan Pakistan dengan provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Pada 2022 saja, badan pengawas Pakistan mencatat lebih dari 150 serangan yang dilancarkan oleh TTP di seluruh negeri, menewaskan puluhan orang. Pihak berwenang khawatir kebangkitan Taliban di Afghanistan telah memberanikan TTP dan menyebabkan kebangkitannya.
Pada November, kelompok bersenjata itu secara sepihak mengakhiri perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Imarah Islam Afghanistan dengan pemerintah Pakistan dan memerintahkan pejuangnya untuk melakukan serangan di seluruh negeri. (haninmazaya/arrahmah.id)