DAMASKUS (Arrahmah.id) – Penguasa baru Suriah telah menunjuk seorang menteri luar negeri dan menteri pertahanan, kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan, seiring dengan upaya mereka untuk membangun hubungan internasional dua pekan setelah Bashar al-Assad digulingkan.
Komando Umum yang berkuasa pada Sabtu (21/12/2024) menunjuk Asaad Hassan al-Shibani sebagai menteri luar negeri, kata SANA. Sebuah sumber dalam pemerintahan baru mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa langkah ini “datang sebagai respon terhadap aspirasi rakyat Suriah untuk membangun hubungan internasional yang membawa perdamaian dan stabilitas”.
Murhaf Abu Qasra ditunjuk sebagai menteri pertahanan dalam pemerintahan sementara, sebuah sumber resmi mengatakan kepada Reuters. Abu Qasra, yang juga dikenal dengan nama samaran Abu Hassan 600, adalah seorang tokoh senior dalam kelompok Hai’ah Tahrir Syam (HTS), yang memimpin pasukan oposisi yang memaksa keluarnya al-Assad.
Resul Serdar dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Damaskus, mengatakan bahwa Abu Qasra dan al-Shibani “sangat dekat” dengan pemimpin HTS Ahmad Asy Syaraa. “Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah HTS membentuk pemerintahannya sendiri atau pemerintah Suriah,” katanya.
“Sejauh ini, 14 menteri telah ditunjuk, dan semuanya adalah sekutu dekat atau teman Asy Syaraa.”
Asy Syaraa, penguasa de facto baru Suriah, telah secara aktif terlibat dengan delegasi-delegasi asing sejak mengambil alih kekuasaan, termasuk menjadi tuan rumah bagi utusan Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para diplomat senior Amerika Serikat (AS).
Ia mengatakan bahwa fokus utamanya adalah rekonstruksi dan mencapai pembangunan ekonomi dan bahwa ia tidak tertarik untuk terlibat dalam konflik baru.
Para pejuang oposisi Suriah menguasai Damaskus pada 8 Desember, memaksa Presiden al-Assad untuk melarikan diri setelah lebih dari 13 tahun perang dan mengakhiri kekuasaan keluarganya yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Pasukan di bawah komando AAsy Syaraa telah membentuk pemerintahan sementara selama tiga bulan.
Washington menetapkan Asy Syaraa sebagai “teroris” pada 2013, dengan mengatakan bahwa al-Qaeda di Irak telah menugaskannya untuk menggulingkan al-Assad. Para pejabat AS mengatakan pada Jumat bahwa Washington akan menghapus hadiah sebesar 10 juta dolar AS di kepalanya.
Perang tersebut menewaskan ratusan ribu orang, menyebabkan salah satu krisis pengungsi terbesar di zaman modern, dan menyebabkan kota-kota hancur menjadi puing-puing dan ekonomi hancur akibat sanksi global. (haninmazaya/arrahmah.id)