KABUL (Arrahmah.id) – Menteri Perbatasan dan Urusan Kesukuan, Noorullah Noori, dalam kunjungannya ke provinsi Logar, dalam sebuah pertemuan yang bertajuk “Stabilitas Sistem Islam, Persatuan, dan Kohesi Rakyat” mengatakan bahwa melindungi perbatasan negara merupakan bagian dari tanggung jawab Imarah Islam Afghanistan (IIA).
Noori menambahkan bahwa perbatasan negara adalah salah satu nilai rakyat, dan Imarah Islam tidak akan pernah ragu untuk melindunginya.
Menteri mengatakan: “Satu jengkal tanah Afghanistan lebih berharga daripada nyawa kita sendiri. Ini adalah batas-batas sistem Islam, dan adalah tugas kita untuk melindunginya.”
Dalam bagian pidatonya, Noorullah Noori sekali lagi mengkritik kehadiran pasukan asing di Afghanistan, dengan menyatakan bahwa mereka datang ke negara ini bukan untuk bekerja sama dengan rakyat, melainkan untuk mengalihkan perhatian rakyat Afghanistan, lansir Tolo News (11/7/2024).
Ia mengatakan: “Amerika tidak datang ke sini hanya untuk mempertahankan benteng dan menekan anggota Imarah Islam; mereka datang untuk menghancurkan kepercayaan dan agama secara mendasar.”
Pada saat yang sama, kepala Jirgas dan Koordinasi Kesukuan dari kementerian ini, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menekankan bahwa Islam telah memberikan hak-hak setiap orang, dan negara serta penguasa berkewajiban untuk menghormati hak-hak satu sama lain.
Hazrat Wali Haqqani, kepala Jirgas dan Koordinasi Suku, menambahkan: “Jika kefanatikan etnis atau bahasa muncul, hal itu diciptakan oleh seorang tokoh terkemuka dari sebuah suku atau oleh gubernur atau kepala provinsi. Memandang satu suku dengan satu cara dan suku lain dengan cara yang berbeda menciptakan masalah di desa-desa dan di antara suku-suku.”
Menteri Perbatasan dan Urusan Kesukuan juga menekankan dalam pertemuan ini bahwa sistem Islam yang nyata telah dibangun di Afghanistan, yang telah dicapai melalui banyak pengorbanan, dan sekarang harus dilindungi. (haninmazaya/arrahmah.id)