ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Menteri kereta api Pakistan Sheikh Rasheed Ahmed memperkirakan pada Rabu (28/8/2019) bahwa perang penuh dengan India kemungkinan akan terjadi pada bulan Oktober atau November.
Dalam pidatonya di Rawalpindi, kota kelahirannya, Ahmed mengatakan waktu untuk melakukan “perjuangan kemerdekaan terakhir bagi Kashmir” telah tiba dan memperingatkan bahwa perang dengan India kali ini akan menjadi “perang terakhir”, lapor Times of India.
“Jika Dewan Keamanan PBB ingin menyelesaikan masalah Kashmir, PBB seharusnya mengadakan referendum di Kashmir sekarang. Nasib Kashmir sekarang akan diputuskan oleh para pemuda Kashmir. Kita harus berdiri dengan orang-orang di Lembah Kashmir,” lanjut menteri.
Menuduh PM India Narendra Modi menyebabkan gangguan di wilayah yang dihuni oleh mayoritas Muslim, Ahmed mengatakan dia telah membawa Kashmir di ambang kehancuran. “Pakistan adalah satu-satunya penghalang di depan Modi. Mengapa seluruh dunia Muslim diam mengenai masalah ini?” tambah Ahmed.
“Jinnah telah menilai pola pikir anti-Muslim di India sejak lama. Mereka yang masih berpikir tentang kemungkinan dialog dengan India adalah orang-orang bodoh,” katanya menambahkan bahwa pidato perdana menteri Pakistan Imran Khan yang akan datang di PBB pada 27 September.
“Kami beruntung memiliki teman seperti Cina yang berdiri di samping kami,” kata menteri.
Sebelumnya, menteri luar negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi menuduh Modi merusak semangat bilateralisme antara kedua tetangga. Dia mengatakan kepada wartawan di Islamabad bahwa di bawah Perjanjian Shimla, baik Pakistan dan India terikat untuk menyelesaikan secara bilateral perselisihan Kashmir.
“Modi harus memberi tahu dunia apakah tindakannya pada 9 Agustus (ketika status khusus untuk Jammu & Kashmir dihapuskan dan negara dibagi menjadi dua wilayah Union) adalah bilateral atau unilateral. Adalah perdana menteri India yang telah merusak semangat bilaterisme,” kata menteri luar negeri.
Dalam perkembangan lain, juru bicara militer Mayor Jenderal Asif Ghafoor mengatakan bahwa sejalan dengan pengumuman pemerintah untuk mengamati ‘Jam Kashmir’ pada Jumat (30/8), sirene menyala pada jam 12 siang. (Althaf/arrahmah.com)