RIYADH (Arrahmah.com) – Kementerian Kesehatan di Arab Saudi telah menolak klaim bahwa tragedi Mina yang terjadi pada hari pertama Idul Adha itu disebabkan oleh gas beracun.
“Tuduhan seperti ini benar-benar tidak berdasar dan tidak memiliki kredibilitas ilmiah,” Faysal Al Zahrani, juru bicara kementerian itu, mengatakan kepada harian Saudi Al Watan, lansir Gulf News, Rabu (30/9/2015).
“Bahkan jika kita menganggap ada bom atau kebocoran kimia di Mina, bagaimana aparat keamanan dan orang-orang yang berada di dekat para jamaah dan di sekitarnya bisa terhindar dari efek?”
“Sebagian besar kasus orang-orang yang dibawa ke rumah sakit oleh tim penyelamat Bulan Sabit Merah dan paramedis didiagnosis menderita sesak napas dan patah tulang yang disebabkan oleh desak-desakan dan himpit-himpitan.”
Klaim gas beracun yang dilaporkan itu dilakukan oleh seorang dokter Arab Saudi yang mengatakan bahwa dia bekerja di Arab Saudi. Tuduhan yang disebarkan di media sosial itu mendorong kementerian kesehatan untuk memberikan klarifikasi yang membantah tuduhan itu.
Dokter yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa ia telah mencapai kesimpulan setelah melihat beberapa jenazah dari korban tragedi Mina dan berbicara dengan orang-orang.
Dia menuduh bahwa terjadi penurunan kesadaran dan ingatan dari beberapa pasien karena disebabkan oleh gas kimia. Namun, ia tidak mengidentifikasi gas kimia tersebut.
Beberapa teori, banyak dari mereka yang nuansa politis, telah diajukan untuk menjelaskan tragedi di mana sedikitnya 769 orang tercekik atau terinjak-injak sampai mati.
Arab Saudi telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.
(ameera/arrahmah.com)