PALESTINA (Arrahmah.com) – Menteri Zionis “Israel” mengklaim bahwa tentara “Israel” seharusnya menembak keluarga Palestina dari desa Tepi Barat Nabi Saleh yang menyelamatkan seorang anak terluka dalam aksi protes mingguan di desa itu. Dia menganggap pembelaan wanita Palestia terhadap bocah malang itu sebagai “penghinaan” terhadap tentara “Israel”, lansir MEMO pada Selasa (1/9/2015).
Klaim tersebut merupakan tanggapan terhadap insiden yang belum lama ini terjadi selama aksi protes warga Palestina melawan penyitaan ilegal tanah mereka, di mana seorang tentara “Israel” secara brutal hendak menangkap seorang bocah Palestina yang terluka.
Menteri Kebudayaan “Israel” Miri Regev mengatakan bahwa para pengunjuk rasa yang tidak bersenjata seharusnya ditembak. Regev meminta Menteri Pertahanan Moshe Ya’alon dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengubah kebijakan tentara terkait penggunaan senjata api karena “penghinaan” yang dialami “tentara” mereka.
“Kita harus memutuskan segera bahwa seorang tentara yang diserang diizinkan untuk menembak,” klaimnya.
Dia manambahkan, “Saya menyeru menteri keamanan untuk mengakhiri penghinaan ini dan mengubah peraturan penggunaan senjata api [oleh tentara] segera!” Regev menulis dalam sebuah pernyataan Facebook.
“Siapa pun yang mencoba untuk menyakiti warga sipil dan tentara ‘Israel’ perlu tahu bahwa darahnya ada di kepalanya,” Regev melanjutkan, menggunakan ekspresi bahasa Ibrani untuk menyampaikan bahwa warga Palestina yang diserang tentara “Israel” pantas untuk ditembak.
Pada hari Jum’at seorang tentara “Israel” mencoba untuk menahan bocah Palestina berusia 12 tahun, Mohammed Tamimi. Penyerangan terhadap Mohammed Tamimi ini kemudian mengarah pada perkelahian sengit dengan ibunya, saudara perempuan dan bibinya yang mencoba membelanya. Insiden itu direkam dalam sebuah video oleh Bilal Tamimi, seorang wartawan lokal Palestina.
(banan/arrahmah.com)