NEW DELHI (Arrahmah.com) — Thakur Raghuraj Singh, Menteri Negara (MoS) di kabinet Yogi Adityanath di Uttar Pradesh, telah mendorong penutupan semua madrasah yang beroperasi di negara itu dengan tuduhan melahirkan ekstremisme.
Dalam sebuah pernyataan video, dilansir Opindia (25/11/2021), Thakur mengatakan bahwa madrasah adalah sarang teroris dan menegaskan bahwa semua teroris belajar di madrasah. Dia juga mengatakan bahwa jika dia diberi kesempatan, dia akan menutup semua madrasah yang beroperasi di seluruh India.
Menurut Thakur, madrasah mempromosikan ekstremisme dan militansi Islam karena didalamnya dilakukan pelatihan untuk menjadi teroris.
“Kita harus memusnahkan terorisme dari negara ini. Semoga Tuhan memberi saya kesempatan untuk menutup semua madrasah yang beroperasi di seluruh negeri”, kata Raghuraj Singh, dikutip dari Opindia.
Menurut Thakur, jumlah madrasah di Uttar Pradesh terus meningkat hingga angka 22.000 dan ini merupakan ancaman.
Ketika ditanya lebih lanjut terkait pernyataannya tentang madrasah menghasilkan teroris, Thakur dengan cepat memberikan contoh anggota kelompok militan Hizbul Mujahidin, Mannan Wani, yang terbunuh.
Dia mengatakan bahwa Wani berasal dari Universitas Muslim Aligarh dan pernah belajar di sebuah madrasah di Jammu dan Kashmir. Dia juga menambahlan bahwa seluruh anggota kelompok militan Islamic State (ISIS) pun adalah produk dari madrasah.
Tak lupa dia menyebutkan banyakan kasus “jihad cinta”, kasus pindah agamanya warga Hindu menjadi muslim karena menikah dengan orang Islam.
Menurut Thakur, kebanyakan kasus ‘jihad cinta’ memiliki hubungan yang mengakar dengan ISIS.
Tahun lalu, badan intelejen India NIA telah menangkap seorang guru madrasah Abdul Momin Mondal karena menjadi bagian dari modul Al Qaeda yang telah beroperasi di Benggala Barat dan Kerala.
Pejabat NIA telah menemukan materi yang memberatkan termasuk perangkat digital, dokumen, literatur jihad, senjata tajam, senjata api buatan negara, pelindung tubuh buatan lokal, dan literatur tentang bahan peledak buatan sendiri.
Menyusul penangkapannya, NIA menginformasikan bahwa ini adalah penangkapan ke-11 yang mereka lakukan sejak September 2020 setelah mereka menangkap sembilan anggota kelompok militan yang terkait dengan modul.
Bahkan, pada 2019 Kementerian Dalam Negeri (MHA) juga telah mengkonfirmasi masukan kelompok teror Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh (JMB) menggunakan madrasah di Burdwan dan Murshidabad di Benggala Barat untuk kegiatan radikalisasi dan rekrutmen.
Anggota kelompok militan ini tidak hanya menggunakan daerah-daerah tersebut sebagai tempat persembunyian, tetapi juga melakukan perekrutan ke daerah-daerah perbatasan.
Rekrutmen ini dilakukan melalui madrasah dan masjid. Jaringan mereka terutama aktif di distrik Murshidabad, Malda, dan Nadia di Benggala Barat dan sebagian distrik mayoritas Muslim di Assam. (hanoum/arrahmah.com)