NEW DELHI (Arrahmah.id) – Menteri Perkeretaapian India mengatakan pada Ahad (4/6/2023) bahwa penyebab dan orang-orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan kereta api terburuk di negara ini dalam beberapa dekade terakhir telah diidentifikasi, dengan menunjuk pada sistem sinyal elektronik tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Kami telah mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan orang-orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut,” ujar Menteri Kereta Api India Ashwini Vaishnaw kepada kantor berita ANI, tetapi mengatakan bahwa “tidak tepat” untuk memberikan rinciannya sebelum ada laporan investigasi akhir.
Jumlah korban tewas akibat kecelakaan Jumat di dekat Balasore, di negara bagian timur Odisha, direvisi turun dari 288 menjadi 275 orang.
Jumlah korban tewas dari kecelakaan pada Jumat direvisi turun dari 288 orang setelah ditemukan bahwa beberapa mayat telah dihitung dua kali, kata Pradeep Jena, kepala sekretaris negara bagian Odisha.
Jumlah tersebut sepertinya tidak akan bertambah, katanya kepada para wartawan. “Sekarang operasi penyelamatan telah selesai.”
Ashwini mengatakan bahwa “perubahan yang terjadi selama interlocking elektronik, kecelakaan itu terjadi karena hal tersebut”, sebuah istilah teknis yang mengacu pada sistem sinyal yang kompleks yang dirancang untuk menghentikan kereta api yang bertabrakan dengan mengatur pergerakan mereka di rel.
“Siapa pun yang melakukannya, dan bagaimana hal itu terjadi, akan diketahui setelah penyelidikan yang tepat,” tambahnya.
Terdapat kebingungan mengenai urutan kejadian yang tepat, tetapi laporan-laporan mengutip para pejabat perkeretaapian yang mengatakan bahwa kesalahan pensinyalan telah membuat kereta api Coromandal Express yang melaju ke arah selatan dari Kolkata menuju Chennai berada di jalur yang tidak semestinya.
Kereta tersebut menabrak sebuah kereta barang dan reruntuhannya menabrak kereta ekspres yang berjalan ke utara dari pusat teknologi India, Bengaluru, menuju Kolkata yang juga melewati lokasi tersebut.
Kepala Sekretaris Negara Bagian Odisha, Pradeep Jena, mengonfirmasi bahwa sekitar 900 orang yang terluka telah dirawat di rumah sakit.
Upaya penyelamatan berakhir dengan jumlah korban tewas direvisi menjadi 275 orang
Sementara itu, pihak berwenang pada Ahad (4/6) menyelesaikan operasi penyelamatan setelah kecelakaan kereta api yang mematikan, dengan kegagalan sinyal yang muncul sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan yang menewaskan sedikitnya 275 orang.
Hampir 1.200 orang terluka ketika sebuah kereta penumpang menabrak kereta barang yang tidak bergerak, melompati rel dan menabrak kereta penumpang lain yang melintas dari arah berlawanan di dekat distrik Balasore.
Lebih dari 900 orang telah keluar dari rumah sakit sementara 260 orang masih dirawat, dengan satu orang dalam kondisi kritis, pemerintah negara bagian Odisha mengatakan dalam sebuah update pada Ahad malam.
Kereta Api India yang dikelola negara, yang mengangkut lebih dari 13 juta orang setiap hari, telah bekerja untuk memperbaiki catatan keselamatannya yang tidak merata, yang disalahkan pada infrastruktur yang menua.
Perdana Menteri Narendra Modi, yang akan menghadapi pemilihan umum tahun depan, mengunjungi tempat kejadian pada Sabtu untuk berbicara dengan para petugas penyelamat, memeriksa reruntuhan dan bertemu dengan beberapa orang yang terluka.
“Mereka yang terbukti bersalah akan dihukum dengan tegas,” kata Modi.
Penyelidikan awal
Sebuah investigasi awal mengindikasikan bahwa kereta api Coromandel Express, yang menuju ke Chennai dari Kolkata, keluar dari jalur utama dan memasuki jalur loop -jalur samping yang digunakan untuk memarkir kereta- dengan kecepatan 128 km/jam (80 mph), menabrak kereta barang yang diparkir di jalur lingkar, kata anggota Dewan Perkeretaapian, Jaya Varma Sinha.
Kecelakaan tersebut menyebabkan mesin dan empat atau lima gerbong pertama dari Coromandel Express melompati rel, terguling dan menghantam dua gerbong terakhir dari kereta Yeshwantpur-Howrah yang sedang melaju ke arah yang berlawanan dengan kecepatan 126 km/jam di jalur utama kedua, katanya kepada para wartawan.
Hal ini menyebabkan kedua gerbong tersebut melompati rel dan mengakibatkan penumpukan besar-besaran, kata Sinha.
Masinis dari kedua kereta penumpang tersebut terluka tetapi selamat, katanya.
Penyelidikan sekarang difokuskan pada sistem manajemen jalur yang dikendalikan komputer, yang disebut “sistem interlocking,” yang mengarahkan kereta ke jalur kosong pada titik pertemuan dua jalur.
Sistem ini diduga tidak berfungsi dan seharusnya tidak mengizinkan Coromandel Express untuk mengambil jalur lingkar, kata Sinha.
Pemulihan
Para pekerja dengan alat berat membersihkan jalur yang rusak, kereta yang rusak dan kabel listrik, sementara para kerabat yang putus asa menyaksikan.
Lebih dari 1.000 orang terlibat dalam penyelamatan ini, demikian ungkap Kementerian Perkeretaapian melalui akun Twitter-nya.
“Targetnya adalah pada Rabu pagi seluruh pekerjaan restorasi selesai dan jalur kereta api akan berfungsi,” kata Menteri Perkeretaapian Vaishnaw.
Di sebuah pusat bisnis di mana jenazah-jenazah dibawa untuk diidentifikasi, puluhan kerabat menunggu, banyak yang menangis dan memegang kartu identitas dan foto-foto orang yang mereka cintai yang hilang.
Kanchan Choudhury (49), sedang mencari suaminya. Lima orang dari desanya berada di dalam kereta, empat di antaranya dirawat karena luka-luka. Suaminya ditemukan tewas, katanya, sambil menangis saat ia menunggu untuk mendapatkan kompensasi, sambil membawa kartu identitasnya dan suaminya.
Keluarga korban tewas akan mendapatkan kompensasi sebesar 1 juta rupee ($12,000), sementara korban luka berat akan mendapatkan 200,000 rupee, dan 50.000 rupee untuk luka ringan, kata Vaishnaw pada Sabtu. (haninmazaya/arrahmah.id)