ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Menteri perdagangan Imarah Islam Afghanistan (IIA) bertemu dengan menteri luar negeri Pakistan di Islamabad pekan ini, kata sebuah pernyataan dari kedutaan besar Afghanistan, membahas perdagangan dan bagaimana ribuan warga negara Afghanistan yang diusir oleh Pakistan dapat membawa uang tunai dan aset-aset lainnya kembali ke tanah air mereka.
Pertemuan antara Haji Nooruddin Azizi dan Jalil Abbas Jilani dari Pakistan berlangsung beberapa hari setelah Pakistan mengklaim bahwa langkahnya untuk mengusir lebih dari satu juta warga Afghanistan yang tidak berdokumen merupakan tanggapan terhadap keengganan pemerintahan Afghanistan untuk mengambil tindakan terhadap para pejuang bersenjata yang menggunakan Afghanistan untuk melancarkan serangan-serangan di Pakistan.
Para pejabat IIA mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut adalah masalah internal Pakistan dan meminta Islamabad untuk menghentikan deportasi warga negara Afghanistan.
“Perdagangan bilateral, terutama barang-barang pedagang [Afghanistan] yang terdampar di pelabuhan Karachi, kelancaran pemindahan properti pengungsi [Afghanistan] ke [Afghanistan] dan isu-isu terkait telah didiskusikan,” kata kedutaan besar Afghanistan di Islamabad dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera (14/11/2023).
Warga Afghanistan yang kembali ke Afghanistan mengatakan bahwa ada pembatasan transfer uang tunai dan properti ke Afghanistan dari Pakistan, di mana banyak dari mereka yang telah membangun bisnis dan rumah selama beberapa dekade.
Bulan lalu, Pakistan menetapkan tanggal 1 November sebagai tanggal dimulainya pengusiran semua imigran tidak berdokumen, termasuk ratusan ribu warga Afghanistan. Pemerintah Pakistan mengutip alasan keamanan, mengabaikan seruan untuk mempertimbangkan kembali dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, kelompok-kelompok hak asasi manusia dan kedutaan-kedutaan besar Barat.
Menurut data pemerintah, sekitar 4,4 juta pengungsi Afghanistan tinggal di Pakistan, 1,7 juta di antaranya tidak memiliki dokumen yang sah.
Tiga lagi penyeberangan perbatasan dibuka
Pada Senin, Pakistan membuka tiga penyeberangan perbatasan baru untuk mempercepat pemulangan di provinsi Balochistan barat daya selain penyeberangan utama di distrik Chaman, kata Jan Achakzai, menteri informasi untuk pemerintah pengasuh provinsi.
Jumlah penyeberangan perbatasan yang digunakan untuk mendeportasi ribuan warga Afghanistan meningkat menjadi lima setelah fasilitas baru dibuka. Saat ini, sekitar 15.000 warga Afghanistan telah melintasi perbatasan setiap hari dari Pakistan. Sebelum tindakan keras, angkanya sekitar 300 orang.
Sekitar 305.462 pengungsi Afghanistan telah meninggalkan negara itu, kata pihak berwenang. Mayoritas, 209.550, menyeberangi perbatasan dari provinsi barat laut Khyber Pakhtunkwa, kata Fazal Rabbi, seorang pejabat senior yang mengawasi proses deportasi.
Badan-badan bantuan internasional telah mendokumentasikan pemandangan yang kacau dan putus asa di antara warga Afghanistan yang telah kembali dari Pakistan. Mereka telah menyuarakan keprihatinan atas kondisi mengerikan yang dihadapi oleh banyak orang Afghanistan yang baru saja kembali dengan sedikit sumber daya saat musim dingin dimulai dan mengatakan bahwa banyak dari mereka yang tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak di dekat perbatasan yang dioperasikan oleh LSM dan IIA.
“Banyak warga Afghanistan di Pakistan kini menghadapi penggerebekan polisi dan pembongkaran rumah mereka tanpa proses hukum. Para tahanan telah ditolak haknya untuk mendapatkan pengacara dan komunikasi dengan anggota keluarga, sehingga orang-orang yang mereka cintai tidak tahu keberadaan mereka,” tulis Amnesty International di media sosial X, sebelumnya Twitter, meminta Pakistan untuk segera menghentikan deportasi guna mencegah eskalasi lebih lanjut dari krisis ini.
Achakzai, menteri informasi, mengatakan bahwa polisi di Balochistan dalam beberapa hari terakhir telah menangkap lebih dari 1.500 warga Afghanistan yang tidak memiliki dokumen yang sah.
Seorang pengacara hak asasi manusia terkemuka Pakistan, Moniza Kakar, mengatakan di kota pelabuhan selatan Karachi bahwa polisi telah melakukan penggerebekan tengah malam di rumah-rumah dan menahan keluarga-keluarga Afghanistan, termasuk perempuan dan anak-anak.
(haninmazaya/arrahmah.id)