LONDON (Arrahmah.com) – Perdana Mentri Inggris, David Cameron, memulai kunjungannya ke Afghanistan pada hari Selasa (20/12/2011) untuk melihat keadaan tentara penjajah salibis Inggris, demikian pernyataan resmi kantor perdana mentri Inggris.
Media massa di Inggris melaporkan bahwa pesawat yang ditumpangi Cameron harus mendarat darurat di Bandara Kandahar, Afghanistan Selatan akibat badai pasir. Semula pesawat itu dijadwalkan mendarat di Bandara Helmad, propinsi yang menjadi wilayah operasi sebagian besar tentara penjajah salibis Inggris di Afhanistan, yang berjumlah 9500 tentara.
Akibat badai pasir tersebut, Cameron mengungkapkan penyesalannya karena beberapa agenda yang telah disusunnya mengalami kegagalan. Semula Cameron berencana mengunjungi salah satu pangkalan militer Inggris di distrik Lashkar Gah, ibukota propinsi Helmand. Selain itu, ia juga merencanakan pertemuan dengan gubernur Helmand dan para pejabat tinggi setempat.
Kunjungan Cameron ke Afghanistan, khususnya ke propinsi Helmand, bertujuan untuk mengangkat mental tempur pasukan penjajah salibis Inggris yang runtuh. Operasi mujahidin Taliban setiap saat semakin meningkat, dari sisi kwantitas dan kwalitas. Rata-rata korban tewas di pihak penjajah salibis ISAF di Afghanistan setiap bulannya mencapai ribuan tentara. Tentara salibis Inggris dengan jumlah terbesar setelah tentara Amerika, menjadi korban paling banyak di propinsi Helmand.
Rakyat Inggris menekan pemerintah Inggris untuk menarik pulang pasukannya dari Afghanistan. Korban tentara Inggris terus berjatuhan, sementara Inggris tidak mendapatkan manfaat yang jelas dari keikut sertaannya dalam agresi militer ke Afghanistan. Tidak heran apabila banyak rakyat Inggris menjuluki pemerintahannya sebagai kacung Amerika. Sesuai rencana, Inggris akan mulai memulangkan 500 tentaranya dari Afghan di awal tahun 2012. Penarikan mundur pasukan akan dilakukan secara berangsur-angsur, dan dijadwalkan semua pasukan Inggris telah meninggalkan Afghan di akhir tahun 2014.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)