MICHIGAN (Arrahmah.com) – Seorang pramugari Muslim telah mengatakan bahwa dia diskors oleh sebuah maskapai penerbangan karena dia menolak untuk menyajikan alkohol kepada pelanggan karena alasan agama, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Senin (7/9/2015).
Seorang pramugari ExpressJet Airlines, Charee Stanley, mengatakan bahwa majikannya mengambil tindakan itu terhadap dirinya setelah seorang rekan mengeluhkan tentang keengganan dia untuk menyajikan alkohol.
Stanley merasa bahwa perusahaan telah gagal untuk memberikan ‘akomodasi yang layak’ terhadap keyakinan agamanya, dengan kasus yang memicu perdebatan sengit.
Stanley, (40), mulai bekerja di ExpressJet, makapai AS, sejak tiga tahun yang lalu. Sekitar dua tahun lalu, ia memeluk Islam. Tahun ini, ia baru tahu bahwa agamanya melarangnya bukan hanya untuk mengonsumsi alkohol, tapi juga menyajikannya.
Diapun kemudian memberi tahu menganai hal ini kepada atasannya pada 1 Juni. Dan pihak maskapai memberitahukan untuk membuat pengaturan agar orang lain yang menyajikan alkohol kepada penumpang.
“Atas petunjuk pihak maskapai, ia mulai berkoordinasi dengan pramugari lain yang bertugas sehingga ketika penumpang meminta alkohol, pramugari lain akan mengakomodasi permintaan itu,” kata Lena Masri, dari Council on American–Islamic Relations (CAIR).
“Kita tahu bahwa pengaturan ini telah bekerja dengan baik dan tanpa insiden dan bahwa hal itu tidak menyebabkan beban yang tidak semestinya pada maskapai. Lagi pula, itu adalah anjuran dari maskapai,” lanjut Masri.
Hingga, seorang pramugari lain mengajukan komplain terhadap Stanley pada 2 Agustus, mengklaim dia tidak memenuhi tugasnya dengan menolak untuk menyajikan alkohol.
Komplain dari pramugrari itu juga mengatakan bahwa Stanley memiliki sebuah buku dengan “tulisan asing” [ Al-Qur’an], dan mengenakan hiasan kepala [kerudung].
Setelah rekan kerjanya menyampaikan keprihatinan mereka, Stanley diberitahu oleh bos maskapai itu pekan lalu bahwa ia telah dipecat.
Masri menambahkan: “Kami memberitahu ExpressJet Airlines Airlines untuk mengakomodasi keyakinan agama Ms Stanley.”
“Sebaliknya, ExpressJet Airlines melanggar hak-hak konstitusional Stanely, menempatkannya pada cuti administratif selama 12 bulan, setelah itu pekerjaannya secara administratif mungkin akan berakhir. “
Berbicara pada konferensi pers, Stanley mengatakan: “Saya tidak berpikir bahwa saya harus memilih antara menjalankan agama saya dengan benar atau mencari nafkah.”
“Saya tidak harus memilih antara satu atau yang lain karena keduanya penting.”
ExpressJet Airlines telah menolak mengomentari kasus ini.
(ameera/arrahmah.com)