NEW YORK (Arrahmah.id) – Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan mengumumkan pada Jumat (27/9/2024) pembentukan “koalisi internasional” untuk mendirikan negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara.
Bin Farhan membuat pengumuman tersebut selama pertemuan di sela-sela sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, menurut Saudi Press Agency (SPA).
Aliansi Global untuk Implementasi Solusi Dua Negara merupakan upaya gabungan Eropa dan Arab dan akan mengadakan pertemuan pertamanya di Riyadh, ungkapnya.
Dalam pidatonya, bin Farhan mengkritik perang ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.
“Pembelaan diri tidak dapat membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil dan praktik penghancuran sistematis, pemindahan paksa, penggunaan kelaparan sebagai alat perang, hasutan, dan dehumanisasi, serta penyiksaan sistematis dalam bentuk yang paling kejam, termasuk kekerasan seksual dan kejahatan lainnya yang terdokumentasi menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” tegas Menteri Luar Negeri Saudi.
Ia juga membahas pengeboman massal ‘Israel’ di Lebanon selatan, yang telah menewaskan lebih dari 700 warga Lebanon dan menyebabkan sedikitnya 70.000 orang mengungsi dalam sepekan terakhir.
“Saat ini kita tengah menyaksikan eskalasi regional yang berbahaya yang memengaruhi Republik Lebanon dan membawa kita pada bahaya perang regional yang mengancam kawasan kita dan seluruh dunia,” imbuh bin Farhan.
“Kami menuntut diakhirinya segera perang yang sedang berlangsung dan semua pelanggaran yang melanggar hukum internasional, dan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang menghalangi proses perdamaian dan mencegah mereka mengancam keamanan kawasan dan seluruh dunia.”
Dalam beberapa tahun terakhir, para pemimpin Saudi telah bernegosiasi untuk menormalisasi hubungan dengan ‘Israel’ sambil mengklaim bahwa pembentukan negara Palestina merupakan prasyarat untuk kesepakatan semacam itu.
“Bagi kami, kami berharap konflik antara ‘Israel’ dan Palestina dapat diselesaikan,” kata penguasa Saudi Mohammed bin Salman (MbS) kepada majalah The Atlantic pada 2022.
“Kami tidak memandang ‘Israel’ sebagai musuh, kami memandang mereka sebagai sekutu potensial, dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama,” kata MbS. (zarahamala/arrahmah.id)