RIYADH (Arrahmah.com) – Serangan pekan lalu terhadap fasilitas minyak milik Arab Saudi merupakan “sebuah serangan terhadap kemanusiaan” dan Iran tengah berusaha memecah belah dunia, menteri negara untuk urusan luar negeri menyatakan pada Sabtu (21/9//2019).
Al-Jubeir mengatakan serangan itu dilakukan dengan senjata Iran dan untuk alasan inilah Iran harus bertanggung jawab atas insiden tersebut, dengan menambahkan: “Kami yakin bahwa serangan itu tidak datang dari Yaman tetapi dari utara. Investigasi akan membuktikannya.”
“Posisi Iran adalah mencoba untuk memecah dunia dan tidak berhasil,” katanya.
Dalam konferensi pers yang diadakan di ibukota Saudi, Al-Jubeir juga mengatakan bahwa serangan terhadap fasilitas Aramco juga menargetkan keamanan energi global. Menurutnya, Arab Saudi akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menanggapi jika penyelidikan mengkonfirmasi bahwa Iran bertanggung jawab.
“Kerajaan akan mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan hasil investigasi, untuk memastikan keamanan dan stabilitasnya,” kata Al-Jubeir.
“Arab Saudi telah mengambil sikap defensif, sebagai lawan dari Iran yang telah menembakkan 260 rudal balistik buatan Iran melalui milisinya, dan lebih dari 150 drone.
“Kerajaan, tidak seperti Iran, tidak menembakkan rudal atau peluru ke Iran. Ini menunjukkan bahwa kami mencari kebaikan sementara mereka mencari kejahatan,” katanya.
Arab Saudi telah menolak klaim dari Houtsi yang didukung Iran bahwa mereka melakukan serangan, yang terbesar terhadap fasilitas minyak Saudi sebagai pengekspor minyak utama dunia. Teheran membantah terlibat dalam serangan itu.
Arab Saudi sedang berkonsultasi dengan sekutu-sekutunya untuk “mengambil langkah-langkah yang diperlukan”, kata Al-Jubeir, mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap.
“Kerajaan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dalam mengutuk orang-orang yang mendukung tindakan ini, dan untuk mengambil posisi tegas dan jelas terhadap perilaku sembrono yang mengancam ekonomi global,” katanya.
Lebih dari 80 negara mengutuk serangan itu, katanya.
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengatakan pada Sabtu (21/9) setiap negara yang menyerang Iran akan menjadi medan perang, setelah AS memerintahkan bala bantuan ke Teluk menanggapi serangan pekan lalu.
Washington menyetujui penyebaran militer ke Arab Saudi atas “permintaan Kerajaan”, kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper, dan pasukan akan fokus pada pertahanan udara dan rudal.
Sementara itu, komandan IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan: “Siapa pun yang ingin tanah mereka menjadi medan perang utama, silakan saja. Kami tidak akan pernah membiarkan perang apa pun merambah wilayah Iran.”
AS minggu ini memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Iran dan menyetujui pengiriman pasukan Amerika ke wilayah tersebut. (Althaf/arrahmah.com)