JAKARTA (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan dirinya telah menjelaskan maksud kunjungan Yahya Staquf ke Israel kepada pemerintah Palestina.
Retno mengatakan, penjelasan diberikan di sela kegiatan PBB di New York beberapa hari lalu. Dia menegaskan tidak ada perubahan sedikit pun mengenai keberpihakan Indonesia terhadap Palestina terkait dengan kunjungan Staquf tersebut.
“Kita sudah (jelaskan), jadi di New York saya sudah menjelaskan, dan saya akan menjelaskan kembali bahwa tidak ada perubahan apa pun mengenai kebijakan atau policy Indonesia terhadap Palestina,” kata Retno setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6/2018), lansir Detik.com.
Meski mendapat penolakan keras dari berbagai pihak, baik dari tanah air maupun dari luar negeri yang anti penjajahan Israel, Katib Aam PBNU yang juga menjadi Angota Dewan Pertimbangan Presiden, Yahya Cholil Staquf, tetap mengunjungi Israel.
Yahya Staquf menjadi pembicara dalam acara American Jewish Comttee (AJC) Global Forum di Israel pada Ahad (10/6/2018).
Pihak AJC Global telah menayangkan video obrolannya dengan Yahya melalui saluran YouTube mereka pada Ahad (10/6/2018).
Meski sebelumnya dikabarkan bahwa kunjungan Yahya Staquf ke Israel untuk membela Palestina, namun nyatanya dalam video tersebut Yahya sama sekali tak menyinggung soal Palestina.
Oleh karena itu, apa yang disampaikan oleh Yahya akhirnya menuai kontroversi dan kekecewaan dari berbagai pihak, termasuk para tokoh di Indonesia, Hamas, Fatah dan aktivis kemanusiaan di Gaza.
Diplomat sekaligus mantan wartawan senior, Hazairin Pohan, menyebut Yahya Staquf di Forum AJC tersebut kehilangan nyali untuk mengeritik kekejaman rejim Zionis Israel. Bahkan, lanjut Hazairin, sepanjang pidatonya, Yahya tidak menyebut sekalipun kata ‘Palestina’.
“Staquf gagal bahkan untuk menyebutkan satu kata ‘Palestina’, apalagi untuk mengadvokasi hak-hak sah Palestina untuk kebebasan dan kemerdekaan di tanah mereka sendiri dan menentang pelanggaran hak asasi manusia yang kejam oleh Israel di tanah yang diduduki dan kesengsaraan Palestina,” tandas Hazairin Pohan.
(ameera/arrahmah.com)