JAKARTA (Arrahmah.id) – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan tiga warga negara Indonesia (WNI) relawan di Rumah Sakit Indonesia Gaza hingga kini belum bisa dihubungi.
“Sampai saat ini, kontak langsung dengan 3 WNI yang bekerja sebagai relawan RS Indonesia di Gaza masih belum dapat dilakukan,” kata Retno dalam keterangan persnya, Rabu (22/11), lansir CNN Indonesia.
Retno mengungkapkan, hingga kini informasi yang diperoleh dari berbagai lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai pihak di Gaza juga masih sangat minim.
Kendati begitu, dia menegaskan pemerintah Indonesia bakal terus berupaya secara maksimal untuk menghubungi para WNI.
“Sambil melakukan kegiatan di Moskow, saya terus melakukan kontak dengan Gaza khususnya dengan RS Indonesia,” ucap Retno.
Tiga relawan organisasi kemanusiaan MER-C sudah hilang kontak selama 11 hari terakhir, sejak kontak terakhir dilakukan pada 11 November lalu.
Tiga relawan itu antara lain Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanjabil Al Ayubi.
Ketiga WNI memutuskan tetap tinggal di Gaza demi membantu warga sipil Palestina yang butuh perawatan dan mencari perlindungan di sekitar rumah sakit.
“Kami dan dua relawan MER-C lainnya memutuskan untuk tidak evakuasi karena Insya Allah kami akan terus bantu mensuplai makanan serta obat-obatan untuk warga Gaza terkhusus di Rumah Sakit Indonesia,” ucapnya dalam laporan langsung, Jumat (3/11) lalu.
Namun demikian, kondisi ketiga WNI yang belum juga diketahui sampai sekarang ini membuat cemas setelah pada Senin (20/11), pasukan Israel menyerang Rumah Sakit Indonesia hingga menewaskan 12 orang.
Per hari ini (22/11), militer Israel bahkan disebut memerintahkan evakuasi selama empat jam di RS Indonesia, sebelum gempuran terus berlanjut.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia mengutuk keras gempuran pasukan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil,” kata Retno saat konferensi pers virtual pada Senin.
Pengepungan di fasilitas medis ini sendiri terjadi setelah Rumah Sakit Al Shifa lebih dulu dikepung dan diserang Israel.
Negeri Zionis berdalih rumah sakit terbesar di Gaza itu menyembunyikan infrastruktur Hamas dan mengklaim menemukan terowongan milisi tersebut. Hamas dan RS Al Shifa membantah keras tuduhan tersebut.
(ameera/arrahmah.id)