DOHA (Arrahmah.com) – Qatar akan menolak tuntutan yang dikeluarkan oleh empat negara Arab untuk mengakhiri krisis diplomatik saat ini, kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Muhammad bin Abdurrahman Al-Thani pada Sabtu, (1/6/2017).
Berbicara kepada wartawan di Roma setelah kunjungannya ke A.S., Al-Thani mengatakan bahwa Qatar akan menolak daftar tuntutan yang berisi 13 poin yang diajukan oleh Arab Saudi, Mesir, U.A.E. Dan Bahrain sebagai syarat pemulihan hubungan diplomatik dengan Doha.
“Tuntutan ini bertentangan dengan hukum internasional dan hak kedaulatan Qatar,” tandasnya, sebagaimana dilansir World Bulletin.
Sabtu lalu, Qatar mengumumkan telah menerima daftar tuntutan yang berisi 13 poin yang dirilis oleh Arab Saudi, Mesir, U.A.E. dan Bahrain.
Menurut laporan media, tuntutan tersebut termasuk penutupan saluran berita Al Jazeera, mengurangi hubungan Qatar dengan Iran, dan ekstradisi “teroris” dari negara tersebut.
Keempat negara memberi Qatar tenggat waktu 10 hari untuk memenuhi tuntutan mereka.
Selama kunjungannya ke Roma, Al-Thani juga mengadakan pertemuan dengan menlu Italia, Angelino Alfano.
Kementrian Italia mengatakan negaranya akan mendukung peran mediasi Kuwait dalam upaya menyelesaikan krisis di kawasan tersebut, ungkap Kementerian Luar Negeri Italia.
Krisis Teluk terjadi pada tanggal 5 Juni ketika Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dan menuduhnya mencampuri urusan dalam negeri di negara lain dan mendukung kelompok teroris.
Mereka juga memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar.
Pemerintah Qatar menolak keras tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa blokade tersebut telah melanggar hukum internasional.
(ameera/arrahmah.com)