ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Menteri Luar Negeri Pakistan, Bilawal Bhutto Zardari, menyerukan kepada komunitas internasional untuk mempertahankan pendekatan pragmatis dan keterlibatan konstruktif dengan Afghanistan serta memberikan dukungan dan bantuan untuk mencegah potensi krisis kemanusiaan di negara tersebut.
Berbicara dalam sebuah acara di Institute of Strategic Studies Islamabad, Zardari mengatakan bahwa meninggalkan Afghanistan atau 40 juta penduduknya selama fase kritis ini dapat menyebabkan “konsekuensi yang tak terbayangkan.”
“Komunitas internasional harus terus memberikan dukungan dan bantuan untuk mencegah potensi bencana kemanusiaan dan membantu membangun ekonomi yang berkelanjutan untuk pembangunan jangka panjang Afghanistan,” ujarnya seperti dilansir Tolo News (19/6/2023).
Zardari menambahkan bahwa “pada saat yang sama, Pakistan berharap pihak berwenang Taliban akan tanggap terhadap harapan masyarakat internasional.”
Ia mengatakan bahwa “pemerintah Afghanistan harus memastikan inklusivitas, penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dari semua warga Afghanistan dan tindakan kontra-terorisme yang efektif.”
Imarah Islam Afghanistan menyambut baik komentar menteri luar negeri Pakistan tetapi menambahkan bahwa tuntutan dunia, yang mencakup campur tangan dalam urusan internal Afghanistan, tidak dapat diterima.
“Dalam hal hak asasi manusia, saya harus memberi tahu Anda bahwa Imarah Islam Afghanistan memberikan semua hak-hak rakyat sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan hukum Syariah. Dan tentu saja, upaya-upaya sedang dilakukan di beberapa daerah di mana ada kekurangan. Kedua, tuntutan negara-negara tersebut juga harus adil dan tidak boleh ada campur tangan dalam urusan dalam negeri Afghanistan,” ujar Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam.
Namun sejumlah analis politik mengatakan bahwa Pakistan dapat memainkan peran yang baik dalam memperbaiki situasi di Afghanistan.
“Untuk mendapatkan lebih banyak kepercayaan dari komunitas internasional, bahkan mungkin untuk meminta bantuan dari negara-negara tetangga seperti Pakistan untuk mengambil langkah-langkah yang jujur dan praktis ke arah ini,” kata Najib Rahman Shamal, seorang analis urusan politik.
“Mereka ingin menunjukkan keterlibatan mereka dalam isu-isu Afghanistan untuk mendapatkan pujian dari komunitas internasional tentang Afghanistan dan menciptakan kesan bahwa Pakistan memiliki pengaruh yang lebih besar di Afghanistan,” ujar Wahid Faqiri, seorang analis hubungan internasional.
Pembentukan pemerintahan yang inklusif, memerangi ancaman organisasi teroris, menahan diri untuk tidak menggunakan wilayah Afghanistan untuk melawan negara lain, menghormati hak asasi manusia, dan penyediaan lapangan kerja dan pendidikan bagi perempuan merupakan syarat-syarat yang diajukan oleh komunitas internasional untuk berinteraksi dengan pemerintah Afghanistan saat ini.
Namun, Imarah Islam terus menegaskan bahwa masalah-masalah tersebut merupakan urusan internal Afghanistan dan negara asing tidak boleh mencampuri urusan dalam negerinya. (haninmazaya/arrahmah.id)