MUSCAT (Arrahmah.com) – Oman berusaha “dengan pihak lain” untuk mengurangi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, Kementerian Luar Negeri Oman men-tweet pada Jumat (24/5/2019).
Tweet itu mengutip Yousuf bin Alawi bin Abdullah, menteri kesultanan yang bertanggung jawab untuk urusan luar negeri, yang bertemu pada hari Senin di Teheran dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
“Ada bahaya perang pecah, melukai seluruh dunia … Kedua pihak, Amerika dan Iran, sadar akan bahaya itu,” tweet itu mengutip menteri Oman yang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan sebuah publikasi Arab.
معالي الوزير #يوسف_بن_علوي في حديث نشرته جريدة #الشرق_الأوسط اليوم نقلا عن مجلة #المجلة:
1- نسعى مع أطراف أخرى لتهدئة التوتر بين واشنطن وطهران، مشيرا إلى "خطورة وقوع حرب يمكن أن تضر العالم بأسره».وأكد أن الطرفين الأميركي والإيراني «يدركان خطورة الانزلاق أكثر من هذا الحد"— وزارة الخارجية (@FMofOman) May 24, 2019
Oman mempertahankan hubungan persahabatan dengan Amerika Serikat dan Iran dan sebelumnya telah menjadi perantara penting bagi kedua negara, yang memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 1980. Washington dan Teheran berada dalam konflik berkepanjangan atas program nuklir dan rudal Iran.
Ketegangan telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Washington telah mengirim lebih banyak pasukan militer ke Timur Tengah dalam unjuk kekuatan terhadap apa yang dikatakan para pejabat AS sebagai ancaman Iran terhadap pasukan dan kepentingannya di kawasan itu sejak Amerika Serikat mengembalikan serangkaian sanksi ekonomi melawan Iran.
Presiden Hassan Rouhani mengatakan pada Kamis (23/5) bahwa Iran tidak akan menyerah pada tekanan AS dan tidak akan meninggalkan tujuannya, bahkan jika Washington melakukan pemboman.
Pada hari Jumat (24/5), Zarif menyerang Trump selama kunjungan ke Islamabad, menyerang presiden Amerika untuk tweetnya minggu ini memperingatkan Iran untuk tidak mengancam AS lagi atau akan menghadapi “akhir resmi”.
“Iran akan melihat akhir dari Trump, tetapi dia tidak akan pernah melihat akhir dari Iran,” kata Zarif selama kunjungannya ke Pakistan, di mana dia dianggap mencari bantuan Islamabad untuk mengurangi eskalasi situasi.
Negara lain yang mencoba untuk menghindari konfrontasi di wilayah itu adalah Irak. Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengatakan pada Selasa bahwa Baghdad akan mengirim delegasi ke Washington dan Teheran untuk membantu mengurangi ketegangan. (Althaf/arrahmah.com)