KABUL (Arrahmah.id) – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Imarah Islam Afghanistan (IIA) mencuitkan bahwa delegasi IIA yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Doha pada akhir bulan ini untuk bertemu dengan para pejabat Amerika.
Abdul Qahar Balkhi menuliskan di Twitter bahwa dalam pertemuan tersebut akan dibahas mengenai berakhirnya sanksi dan daftar hitam, pencairan cadangan bank Afghanistan, dan penghentian pelanggaran wilayah udara Afghanistan.
Menurut Muttaqi, delegasi IIA juga akan mendiskusikan hubungan bilateral dengan para pejabat Qatar, lansir Tolo News (27/7/2023).
Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu bahwa Perwakilan Khusus untuk Afghanistan Thomas West dan Utusan Khusus untuk Perempuan, Anak Perempuan, dan Hak Asasi Manusia Afghanistan Rina Amiri akan melakukan perjalanan ke Astana, Kazakhstan, dan Doha, Qatar pada 26-31 Juli.
Vedant Patel, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa “perjalanan untuk perwakilan khusus Tom West dan Rina Amiri tidak mengindikasikan adanya perubahan dalam kebijakan Amerika Serikat, dan “kami telah sangat jelas bahwa kami akan terlibat dengan Taliban secara tepat jika memang ada kepentingan kami untuk melakukannya. Ini tidak dimaksudkan sebagai indikasi pengakuan atau indikasi normalisasi atau legitimasi Taliban.”
Sementara itu, utusan khusus AS untuk perempuan dan hak asasi manusia Afghanistan, Rina Amiri, mengatakan di Twitter bahwa dia mengunjungi UEA dan didorong oleh “diskusi dengan perwakilan Albania, Bangladesh, Maroko, Arab Saudi, OKI, dan Tunisia.”
“Para perwakilan tersebut menyatakan bahwa hak-hak perempuan dilindungi dalam Islam dan merupakan kunci bagi kemajuan dan stabilitas ekonomi,” ujarnya.
“Ada kesepakatan luas bahwa penindasan ‘ekstrem’ terhadap perempuan dan anak perempuan Afghanistan menjadi preseden berbahaya, terutama bagi negara-negara mayoritas Muslim; kebijakan-kebijakan ini tidak boleh dinormalisasi dan dunia harus berdiri bersama perempuan dan anak perempuan Afghanistan,” klaim Amiri. (haninmazaya/arrahmah.id)