JAKARTA (Arahmah.com) – Adian Husaini menekankan tak perlu diadakan HUT Israel di Indonesia. Hal ini terungkap dalam dskusi mengenai HUT Israel yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta, pagi tadi, Jum’at, (13/5/2011). Dalam diskusi tersebut hadir Benyamin Ketang selaku Komisi Urusan Publik Indonesia dengan Israel, seorang anggota DPR, dan Adian Husaini, Ustadz yang concern terhadap semangat anti zionisme.
Ketang mengungkapkan acara HUT Israel adalah wadah edukasi bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang Israel, saat itu pula Adian Husaini angkat suara.
“Tidak usah dikasih tahu, buku tentang Palestina, dan kekejaman Israel sudah banyak beredar di masyarakat. Jadi masyarakat tidak perlu diedukasi kembali lewat acara ini.” Ungkap cendekiawan yang meraih gelar Doktor di bidang pemikiran Islam tersebut.
Tidak hanya itu ketika arah diskusi menjalar pada pendeskreditan sikap muslim yang berlebihan dalam merespon Israel, Adian juga mengatekakan jika sentiment anti zionisme tidak datang dengan sendirinya, melainkan sebagai suatu reaksi yang merupakan respon atas kelakukan Israel sendiri. Adian juga menambahkan tidak hanya orang muslim yang mengecam, orang yahudi sendiri banyak yang bersikap demikian.
“Zionisme adalah sebuah bentuk imperialisme terjahat sepanjang Abad 20. Prosesor Ismail Saad seorang profesor keturunan Yahudi malah menyatakan Israel itu ancaman bagi dunia.”
Saat diskusi akan usai, mencermati bahwa umat Muslim akan bertindak anarkis membubarkan HUT Israel di Jakarta, Benyamin Ketang menyatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini harus menjadi bangsa yang anti kekerasan
“Kita bisa menghargai Pluralitas, anti kekerasan, dan dekat pada sikap perilaku anti kekerasan”
Mendengar ucapan itu, lagi-lagi Adian Husaini kembali bereaksi. Baginya aneh, karena selama ini Israel lah yang justru membantai dan menjajah bangsa Palestina dengan semangat anarkisme dan kekerasan.
“Jika berbicara sikap anti kekerasan itu naif sekali. Karena justru Israel lah yang melakukan kekerasan dan penindasan. Kalau ingin anti kekerasan jangan tiru Israel” pungkasnya sebelum diskusi diakhiri.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan pemerintah akan menolak perayaan peringatan Hari Ulang Tahun Israel yang kabarnya akan dilakukan komunitas Yahudi di Indonesia.
Hingga kini, Pemerintah belum memberikan ijin kepada kelompok itu. “Setiap kegiatan kan harus ada ijin dari pihak kepolisian, dari sisi diplomasinya kita tidak mengakui Israel,” kata Marty di Kantor Presiden, Kamis (12/5).
Marty menegaskan pemerintah tidak akan pernah mengakui negara Israel. Hal ini berlaku selama Palestina belum merdeka. “Kebijakan kita sudah jelas, tidak akan mengakui Israel sampai negara Palestina merdeka,” kata Marty seperti yang ditulis oleh Tempo. (rasularasy/arrahmah.com)