AMMAN (Arrahmah.com) – Pertemuan enam menteri luar negeri Arab – dari Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, dan Mesir – yang berlangsung Kamis (31/1/2019) di wilayah Laut Mati Yordania.
Menurut kantor berita Petra Jordan, pertemuan itu – diadakan di balik pintu tertutup – dikhususkan untuk tantangan saat ini menghadapi wilayah serta sarana untuk menghadapi tantangan tersebut.
Para menteri bertemu dengan Raja Abdullah sehari sebelumnya (30/1) untuk menekankan pentingnya sikap terpadu tentang masalah-masalah regional.
جلالة الملك عبدالله الثاني يستقبل وزراء خارجية الكويت والإمارات والبحرين ومصر والسعودية ويؤكد أهمية تنسيق المواقف العربية حيال قضايا وأزمات المنطقة pic.twitter.com/vfDq9yszku
— RHC (@RHCJO) January 30, 2019
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufian Qudah, mengatakan kepada Jordan Times bahwa para menteri akan membahas hubungan bilateral dan perkembangan regional.
Sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri Yordania mengatakan bahwa pembicaraan itu akan menjadi “pertukaran gagasan” tentang cara-cara untuk menyelesaikan krisis Timur Tengah dan juga melayani tujuan-tujuan Arab.
Pertemuan itu berlangsung di King Hussein Convention Center di Laut Mati.
Keenam negara memiliki hubungan dekat dan secara luas menyepakati beberapa masalah yang diperdebatkan – termasuk bagaimana menanggapi dampak regional Iran. Tahun lalu, UEA dan Saudi menyetujui dana talangan besar untuk Yordania karena menghadapi tekanan ekonomi dan meningkatnya protes terhadap pajak yang direncanakan. Pasangan ini juga telah membantu Bahrain dan Mesir. Negara-negara ini memiliki hubungan politik, keamanan, dan perdagangan yang erat.
UEA, Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir juga merupakan empat negara yang memutuskan hubungan dengan Doha pada 2016 atas apa yang mereka katakan sebagai pengaruh destabilisasi Qatar.
Berbeda dengan negara-negara lain, Yordania dan Mesir sama-sama memiliki perjanjian damai dan kesepakatan bisnis yang signifikan dengan ‘Israel’. (Althaf/arrahmah.com)