RIYADH (Arrahmah.com) – Menteri luar negeri baru Arab Saudi pada Jumat (28/12/2018) mengatakan perombakan pemerintah yang diumumkan baru-baru ini adalah bagian dari rencana transformasi Arab Saudi, menolak bahwa Kerajaan berada dalam krisis dan pendahulunya diturunkan.
“Masalah Jamal Khashoggi … benar-benar membuat kami sedih, kita semua,” kata Ibrahim Al-Assaf kepada AFP, sehari setelah ia diangkat menjadi menteri luar negeri dalam perombakan pemerintah.
“Tapi secara keseluruhan, kita tidak akan melalui krisis, kita akan melalui transformasi,” tambahnya, merujuk pada reformasi sosial dan ekonomi yang dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Al-Assaf menggantikan Adel Al-Jubeir sebagai menteri luar negeri dalam pergantian pemerintahan yang diperintahkan oleh Raja Salman. Menanggapi klaim bahwa Al-Jubeir diturunkan, Al-Assaf mengatakan: “Ini jauh dari kebenaran. Adel mewakili Arab Saudi dan akan terus mewakili Arab Saudi … di seluruh dunia. Kami saling melengkapi.”
Saat ditanya apakah tantangan kebijakan luar negeri terbesarnya adalah untuk memperbaiki reputasi Kerajaan, Al-Assaf mengatakan: “Saya tidak akan mengatakan ‘perbaikan’ karena hubungan antara negara saya dan sebagian besar negara di dunia dalam kondisi yang sangat baik.”
Perombakan pemerintah diperkirakan karena Kabinet harus diganti dan diangkat kembali atas perintah kerajaan setiap empat tahun, menurut pernyataan dari kantor komunikasi pemerintah.
“Perombakan dirancang untuk memastikan bahwa Kabinet memiliki kombinasi terbaik dari orang-orang yang berpengalaman dan pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan Kerajaan selama empat tahun mendatang,” kata seorang pejabat pemerintah dalam pernyataan itu. (Althaf/arrahmah.com)