ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pada Kamis (1/8/2013) bahwa militer Mesir, yang menggulingkan Presiden Muhammad Mursi, telah melakukan intervensi atas permintaan “jutaan” rakyat untuk melindungi demokrasi dan militer telah sukses mengembalikan demokrasi di Mesir, laporan AFP dan Al-Jazeera.
Kerry membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara di Pakistan di mana ia sebelumnya mengucapkan selamat kepada pemerintah baru dalam sebuah transisi bersejarah kekuasaan demokratis di negara yang lama didominasi oleh militer tersebut.
Kerry ditanya oleh televisi Pakistan, Geo, mengapa Amerika Serikat tidak mengambil posisi yang jelas terhadap kudeta militer terhadap pemerintah Mursi yang terpilih secara demokratis.
“Militer diminta untuk campur tangan oleh jutaan dan jutaan orang, semuanya takut Mesir jatuh ke dalam kekacauan dan kekerasan,” kata Kerry kepada TV Geo.
Kerry menambahkan, “Militer Mesir sampai saat ini tidak memegang kekuasaan, sejauh pengetahuan kami. Ada pemerintahan sipil yang menjalankan negara. Jadi sebenarnya, mereka [militer Mesir] mengembalikan demokrasi.”
Pernyataan Kerry merupakan pernyataan pertama yang paling jelas dari pejabat tinggi AS dalam menyikapi kudeta militer di Mesir. Secara terang-terangan Kerry menunjukkan pemerintah Obama mendukung kudeta militer di Mesir guna menyingkirkan pemerintahan baru yang terpilih secara demokratis.
Demokrasi yang diinginkan oleh Barat adalah demokrasi di mana kekuasaan pemerintaan dikendalikan oleh kaum sekuler, liberal dan non-Muslim yang melayani kepentingan Barat.
Wartawan Geo TV juga menanyakan kepada Kerry tentang kebiadaban militer Mesir yang menembak mati para demonstran di jalanan.
“Oh, tidak. Itu tidak mengembalikan demokrasi. Dan kami sangat, sangat prihatin. Saya telah menghubungi semua pihak yang bermain di sana. Kami telah menjelaskan bahwa hal itu sama sekali tidak bisa diterima, itu tidak bisa terjadi,” kata Kerry.
Kerry mengatakan Amerika Serikat sedang bekerja dengan Uni Eropa dan negara-negara lain untuk melihat apakah masalah di Mesir dapat diselesaikan secara damai.
“Tapi kisah Mesir belum selesai, jadi kita harus melihat bagaimana terungkap pada hari-hari berikutnya,” katanya.
Saat pemerintahan konstitusional yang dipilih oleh mayoritas rakyat dipegang orang-orang Islam yang memiliki sedikit kecenderungan Islami, maka kudeta militer adalah pilihan Barat untuk mengembalikan “demokrasi sejati”.
Kudeta militer di Aljazair, Turki dan Mesir terhadap kepemimpinan “kelompok Islam” adalah bukti tak terbantahkan atas kemunafikan demokrasi. Demokrasi selalunya hanyalah akal-akalan Barat untuk menipu kaum muslimin. (muhibalmajdi/arrahmah.com)