LONDON (Arrahmah.com) – Presiden Suriah Bashar Assad bisa mencegah serangan yang dipimpin AS [terhadap Suriah] jika dia menyerahkan senjata kimia miliknya hingga [batas waktu] minggu depan, kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Senin (9/9/2013), lapor AFP.
Tapi Kerry mengatakan dalam sebuah konferensi pers di London bahwa dia memperkirakan Assad tidak akan menyerahkan senjatanya.
Diplomat salibis AS itu ditanya apakah ada sesuatu yang pemerintah Nushairiyah Suriah bisa lakukan atau tawarkan saat ini untuk mencegah serangan militer salibis AS.
“Tentu, dia bisa menyerahkan setiap bagian kecil senjata kimia miliknya kepada masyarakat internasional dalam [kurun waktu hingga] minggu depan – menyerahkannya, semuanya,” klaim Kerry kepada para wartawan.
“Tapi dia tidak akan melakukan itu dan itu tidak bisa dilakukan,” tambahnya.
Rezim Nushairiyah Suriah telah melakukan serangan teroris dan pengecut terhadap kaum muslimin di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus dengan senjata kimia pada Rabu (21/8) dini hari. Lebih dari 1700 warga sipil muslim gugur dan 6000 lainnya tak sadarkan diri oleh gas beracun yang dibawa oleh senjata kimia tersebut.
Rencana-rencana serangan militer salibis AS dibuat oleh rezim Obama yang mengklaim tentang perlunya “memberi pelajaran” terhadap rezim Nushairiyah Suriah yang telah membantai rakyatnya sendiri. Akan tetapi, Obama telah menyatakan bahwa AS tidak akan menggulingkan atau menyerang Assad.
Sejak pembantaian kaum Muslimin yang bermula dari Homs dua tahun lalu sampai ke Ghautah bulan lalu, Presiden Syiah Assad telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan memaksa jutaan orang mengungsi. Namun, saat ini masih banyak warga sipil Suriah yang belum dievakuasi tersebar di beberapa kota di Suriah.
Sementara itu, Bilad al Sham melaporkan sebanyak 155 tentara Nushairiyah Suriah telah kabur meninggalkan Damaskus. Mereka terbang beserta keluarga mereka melalui Damaskus Airport. Seluruh berkas-berkas di Istana Presiden Syiah Assad juga dilaporkan telah mereka evakuasi.
Tentara Nushairiyah juga dilaporkan telah dengan licik memindahkan kantor keamanan rezim dan markas militer Suriah ke gedung-gedung perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Damaskus. Sejumlah warga sipil bahkan dipaksa mengenakan seragam militer Suriah.
Sedangkan sebanyak 900 tentara Nushairiyah lainnya dilaporkan berencana melarikan diri dari Suriah dengan truk dan bus dari kota Alwaar. Mereka juga membawa sejumlah besar amunisi dan senjata ke tempat yang belum diketahui. (banan/arrahmah.com)