RIYADH (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menyalahkan “Hizbullah” atas kekosongan presiden yang sedang berlangsung di Lebanon saat kunjungannya ke Paris. Saat itu rekanannya Menteri Luar Negeri Perancis mengatakan bahwa negaranya akan melanjutkan upaya untuk mengakhiri kebuntuan politik di negara itu.
“‘Hizbullah’ bekerja untuk kepentingan Iran dan bukan untuk kepentingan Lebanon,” kata Jubeir dalam pertemuan dengan Menlu Prancis, Jean-Marc Ayrault.
“Mereka menunda pemilihan presiden di Lebanon dan “Hizbullah” memikul tanggung jawab atas kekosongan presiden.”
“Hizbullah” dan sekutunya anggota parlemen Kamp 8 Maret telah berulang kali mencegah kuorum selama sidang parlemen untuk memilih presiden. Mereka berpendapat bahwa harus ada kesepakatan terlebih dahulu antara partai-partai politik tentang siapa yang memegang kepresidenan.
Krisis presiden telah mengaburkan politik partisan Lebanon dan terbagi menjadi dua yaitu Kamp 8 Maret dan Kamp 14 Maret.
Kursi kepresidenan Lebanon telah kosong sejak masa mantan Presiden Michel Sleiman berakhir Mei 2014.
Sementara itu, Ayrault mengumumkan bahwa ia akan mengunjungi Lebanon pada tanggal 11 dan 12 Juli.
“Kami akan mencoba untuk mencapai solusi untuk memilih presiden,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)