BOGOR (Arrahmah.com) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring menginginkan agar semua operator telekomunikasi menggunakan sumber energi alternatif yang ‘hijau’ atau ramah lingkungan untuk operasional Base Transceiver Station (BTS) mereka.
“Sekarang kita sedang dalam pembicaraan intensif dengan berbagai pihak untuk mengembangkan energi alternatif bagi BTS,” kata Tifatul kepada media usai meresmikan BTS hidrogen milik PT Hutchinson CP Telecommunication di Bogor.
Tifatul lantas mencontohkan sumber energi dari kotoran sapi yang digagasnya. Disebutkannya, saat ini Kominfo terus berdikusi dengan Kementerian Pertanian untuk memanfaatkan kotoran sapi tersebut.
“Mereka (Kementerian Pertanian-red.) sudah menyumbang 20 ekor sapi untuk pengembangan energi alternatif itu. Selanjutnya kita akan buat percontohannya agar bisa di-review oleh para operator sehingga mereka bisa ikut menggunakannya,” ujarnya
Ditambahkan Tifatul, sumber energi alternatif lainnya yang potensial dimanfaatkan di Indonesia di antaranya energi angin untuk daerah yang rata-rata kecepatan anginnya cukup kencang serta panel surya untuk di wilayah yang sinar mataharinya terik. Pernyataan Menkominfo ini disambut baik oleh operator layanan selular Tri, Sebuah BTS (Base Transceiver Service) menjulang di tengah-tengah kompleks perumahan. BTS setinggi 35 meter tersebut didirikan PT Hutchinson CP Telecommunication, pemilik layanan seluler 3 (Tri).
Dengan radius layanan sekitar dua kilometer, BTS ini menjadi salah satu dari BTS hidrogen Tri yang jumlah totalnya kini mencapai 472 unit. Sejak 2009, Tri konsisten terus memperluas penggunaan BTS hidrogen dan menambah jumlahnya.
Berdirinya BTS ini disebutkan Presiden Direktur Tri Manjot Mann merupakan wujud komitmen perusahaannya dalam penggunaan sumber energi ramah lingkungan.
“Kami berusaha meyakinkan masyarakat bahwa kami menggunakan teknologi yang bisa diperbarui. Ini sekaligus kontribusi kami dalam memperlambat dampak global warming,” ujarnya dalam peresmian BTS hidrogen Tri tersebut.
Pernyataan ini diamini General Manager Technical Tri Iwan Rahadian dengan menyebutkan selain ukurannya yang tidak memakan banyak tempat, hasil operasional BTS ini pun mengurangi emisi gas karbon karena outputnya berupa air murni yang bersih bahkan bisa diminum.
“Kelebihan lainnya, selain tidak berisik, BTS ini pun mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yakni solar, yang selama ini digunakan untuk BTS,” tambahnya. (SM/arrahmah.com)