JAKARTA (Arrahmah.com) – Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi pun mempertanyakan respon cepat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate terhadap kasus Denny Siregar.
Johny Plate meminta Telkomsel untuk menelusuri dan mengusut kebocoran data tersebut. Padahal sebagai institusi negara, Kominfo harusnya bersikap adil karena selain Denny, saat ini banyak juga data masyarakat biasa yang bocor namun tidak ditindaklanjuti.
Diketahui, saat ini sejumlah data pribadi Denny Siregar diumbar oleh akun @Opposite6980, pasca Denny memposting narasi dan sebuah foto anak kecil dengan tulisan “Adek2ku Calon Teroris Yang Abang Sayang”.
“Kominfo itu bukan insitusi swasta. Jadi tindakan Kominfo itu sangat tidak adil terhadap permintaan warga yang lain soal kebocoran data. Saran saya jangan hanya Denny saja yang diistimewakan. Kominfo layani juga komlain warga yang lain soal kebocoran data yang dikeluhkan,” ujar Muslim Arbi, sebagaimana dilansir Harian Terbit, Rabu (8/7/2020).
Sementara itu, Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto juga berharap Kominfo berlaku objektif dan berlaku adil kepada masyarakat yang turut menjadi korban pencurian data pribadi. Karena ketika penguasa berlaku tidak adil, maka kehancuran tinggal menunggu waktu.
“Sudah semestinya Kominfo berlaku obyektif dalam persoalan ini, dan Polri mesti bersikap professional, tidak tebang pilih karena yang bersangkutan kerap bikin gaduh dan pada akhirnya wibawa pemerintah akan dipertaruhkan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Girsang mengatakan, adanya kebocoran data yang dialami Denny maka pemerintah melalui Kominfo menjelaskan mudahnya data warganegara bisa bocor.
“Kaitan Kominfo sangat cepat bela Denny karena secara psikologi Kominfo takut sendiri jadi viral di media. Ya akhirnya mulutmu memakan dirimu sendiri. Itu kata – kata yang tepat dalam kasus ini. Tangan menikam tubuhnya,” tandasnya.
(ameera/arrahmah.com)
JAKARTA (Arrahmah.com) – Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi pun mempertanyakan respon cepat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate terhadap kasus Denny Siregar.
Johny Plate meminta Telkomsel untuk menelusuri dan mengusut kebocoran data tersebut. Padahal sebagai institusi negara, Kominfo harusnya bersikap adil karena selain Denny, saat ini banyak juga data masyarakat biasa yang bocor namun tidak ditindaklanjuti.
Diketahui, saat ini sejumlah data pribadi Denny Siregar diumbar oleh akun @Opposite6980, pasca Denny memposting narasi dan sebuah foto anak kecil dengan tulisan “Adek2ku Calon Teroris Yang Abang Sayang”.
“Kominfo itu bukan insitusi swasta. Jadi tindakan Kominfo itu sangat tidak adil terhadap permintaan warga yang lain soal kebocoran data. Saran saya jangan hanya Denny saja yang diistimewakan. Kominfo layani juga komlain warga yang lain soal kebocoran data yang dikeluhkan,” ujar Muslim Arbi, sebagaimana dilansir Harian Terbit, Rabu (8/7/2020).
Sementara itu, Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto juga berharap Kominfo berlaku objektif dan berlaku adil kepada masyarakat yang turut menjadi korban pencurian data pribadi. Karena ketika penguasa berlaku tidak adil, maka kehancuran tinggal menunggu waktu.
“Sudah semestinya Kominfo berlaku obyektif dalam persoalan ini, dan Polri mesti bersikap professional, tidak tebang pilih karena yang bersangkutan kerap bikin gaduh dan pada akhirnya wibawa pemerintah akan dipertaruhkan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Girsang mengatakan, adanya kebocoran data yang dialami Denny maka pemerintah melalui Kominfo menjelaskan mudahnya data warganegara bisa bocor.
“Kaitan Kominfo sangat cepat bela Denny karena secara psikologi Kominfo takut sendiri jadi viral di media. Ya akhirnya mulutmu memakan dirimu sendiri. Itu kata – kata yang tepat dalam kasus ini. Tangan menikam tubuhnya,” tandasnya.
(ameera/arrahmah.com)