JAKARTA (Arrahmah.id) – Baru-baru Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan menuai sorotan beberapa pihak lantaran ingin mengusir para pengkritik Pemerintah dari Indonesia.
Salah satunya adalah Capres nomor urut 1 Anies Baswedan.
Anies mengaku tak sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Luhut. Menurutnya kritik teehadap pemerintah harus ditanggapi dengan bijak bukan sebaliknya.
“Ini pengalaman saya di pemerintahan. Ketika kita berada di dalam pemerintahan, maka pertanyaan, komentar, kritik itu harus dipandang sebagai proses pembelajaran pada publik,” ujar Anies Baswedan kepada awak media di Depok, dilansir TvOnenews.com, Sabtu (16/3/2024),
Ia juga mencontohkan dirinya saat mendapatkan pertanyaan banyak dari media. Menurutnya semua pertanyaan kepada pemerintah haruslah dijawab.
“Seperti sekarang, saya sedang ditanya sama teman-teman media. Pertanyaan teman media, kritik teman media, itu adalah bahan untuk saya jawab, untuk saya menjelaskan,” ujar Anies.
“Sehingga rakyat banyak akan mendengar nanti bagaimana kebijakan pemerintah itu penjelasannya lebih lengkap. Dengan ada komentar pertanyaan, kritik, sanggahan, di situlah pentingnya dalam prinsip demokrasi ada kebebasan berbicara,” lanjutnya.
Anies menegaskan bahwa komentar dan kritikan harusnya dijadikan suatu hal yang dapat menghubungkan publik dan pemerintah. Sehingga apa yang diinginkan publik dapat dijawab oleh pemerintah.
Jadi kalau ada komentar dan kritik, ini jadikan sebagai kesempatan untuk menjelaskan kepada publik. Tapi bukan kemudian yang terhindar dari salah,” ungkapnya.
Ia pun menjelaskan tentang prinsip-prinsip dasar demokrasi yang ada di Indonesia.
“Prinsip dasar demokrasi minimal tiga. Satu kebebasan berbicara, khususnya mengkritik pemerintah. Kedua, pemilu yang adil jujur bebas, yang ketiga adalah adanya ruang bagi oposisi,” beber Anies.
“Jadi memang segalanya sifatnya seimbang, nah jadi saya melihat itu bagian dari prinsip dasar demokrasi,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)