JAKARTA (Arrahmah.com) – Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, berbagai pihak jangan memberikan susu formula kepada anak-anak yang ikut mengungsi akibat bencana letusan Gunung Merapi dan tsunami Mentawai.
“Jangan berikan susu formula kepada bayi dalam keadaan darurat di pengungsian akibat letusan gunung Merapi dan Tsunami Mentawai karena dapat membahayakan kesehatan mereka,” kata Menkes dalam siaran pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Jumat (29/10).
Menkes juga mengatakan, kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi, berikanlah air susu ibu (ASI) saja sampai bayi berusia enam bulan.
“Pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun dan sejak usia tujuh bulan dapat diberikan makanan tambahan berupa makanan pendamping ASI yang telah disediakan pemerintah,” kata Endang Sedyaningsih.
Untuk korban letusan Gunung Merapi, Kementerian Kesehatan telah menyalurkan berbagai bantuan, antara lain makanan pendamping ASI sebanyak enam ton, masing-masing untuk Kabupaten Magelang dua ton, Provinsi DI Yogyakarta dua ton, Kabupaten Boyolali satu ton, dan Kabupaten Klaten satu ton.
Sedangkan untuk korban Tsunami Mentawai sebanyak 10 ton, masing-masing lima ton untuk Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dan lima ton untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Mentawai.
Menurut Menkes, ASI dapat memenuhi seluruh kebutuhan bayi dan keunggulannya tidak bisa digantikan dengan susu lain.
“ASI aman, bersih dan mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit,” katanya.
Hasil survei yang dilakukan oleh UNICEF, satu bulan setelah gempa Yogyakarta tahun 2006 menunjukkan bahwa tiga dari empat keluarga dengan anak-anak di bawah usia enam bulan menerima bantuan susu formula.
Survei itu juga menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pemberian susu formula dari 32 persen pada saat sebelum bencana menjadi 43 persen setelah bencana.
Akibatnya kasus diare di kalangan bayi di bawah usia enam bulan yang mendapatkan susu formula menjadi dua kali lipat (25,4 persen) dibandingkan dengan bayi-bayi yang tidak mendapat susu formula (11,5 persen).
Kasus diare di kalangan anak usia antara enam bulan sampai 23 bulan juga meningkat sebanyak lima kali lipat dibandingkan dengan sebelum bencana.
Dalam keadaaan bencana, kondisi lingkungan biasanya memburuk dan persediaan air terbatas, sehingga sangat penting bagi para ibu untuk tetap memberikan ASI kepada anak mereka. (haninmazaya/antara/arrahmah.com)