GAZA (Arrahmah.com) – Para demonstran Palestina di Jalur Gaza melakukan aksi pada Jum’at ketujuh (11/5/2018) sebagai bagian dari aksi “The Great Return March” yang dimulai sejak 30 Maret.
Demonstrasi tersebut merupakan bagian dari protes selama enam minggu yang akan memuncak pada 15 Mei sebagai peringatan Hari “Nakba” atau “bencana” – sebuah ungkapan atas didirikannya “Israel” pada tahun 1948, di mana sebanyak 750.000 orang Palestina terusir dari tanah airnya.
Para demonstran menuntut hak untuk kembali ke rumah mereka yang telah dirampas “Israel” pada tahun 1948.
Pada Jum’at (11/5) tentara “Israel” menembak mati seorang pria berusia 40 tahun, Jaber Salem Abu Mustafa di timur Khan Younis, lebih dari 100 orang luka-luka, ungkap pejabat kesehatan Palestina, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Abu Mustafa meninggal ketika timah panas bersarang di dadanya.
Ashraf Al-Qirda, juru bicara kementerian kesehatan Gaza, mengatakan 167 orang lainnya terluka karena peluru tajam, gas air mata, dan peluru baja berlapis karet.
Seorang wartawan termasuk salah satu di antara korban luka-luka. Dia menderita cedera di kakinya saat meliput di timur Khan Younis.
Al-Qirda mengatakan bahwa staf medis sedang melakukan perawatan terapeutik bagi puluhan orang yang terluka akibat tembakan pasukan “Israel” termasuk para wanita dan anak-anak.
Sejak aksi demonstrasi dimulai pada 30 Maret, pasukan “Israel” telah menewaskan sedikitnya 48 warga dan melukai lebih dari 8.500 lainnya.
Persiapan sedang berlangsung untuk peringatan Nakba
Salah satu wartawan Al Jazeera Stefanie Dekker, melaporkan dari perbatasan Gaza-“Israel” bahwa para pemuda telah tiba di perbatasan dengan membawa ban bekas untuk dibakar agar dapat mengaburkan pandangan pasukan “Israel” yang telah bersiap di sisi lain perbatasan.
“Kami sudah melihat seorang pemuda terluka pagi ini, dia terkena peluru senjata api. Pemuda tersebut sangat dekat dengan pagar, sekarang dia dibawa dengan ambulans,” kata Dekker.
“Apa yang dikatakan orang-orang di sini bahwa ada banyak tekanan. Demonstrasi ini telah menghasilkan banyak tekanan bagi ‘Israel’”.
“Kami memahami dari sumber-sumber bahwa ada pembicaraan rahasia untuk mencegah terjadinya demonstrasi dalam rangka peringatan Nakba. Mengapa? Karena ratusan ribu orang diperkirakan akan hadir – tidak hanya pada satu tempat, namun di sepanjang perbatasan Gaza dengan ‘Israel’,” ungkap Dekker.
Dekker juga menjelaskan bahwa mungkin ada lebih sedikit demonstran yang menghadiri protes Jum’at kali ini dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya karena Palestina bersiap untuk protes yang jauh lebih besar beberapa hari mendatang. (Rafa/arrahmah.com)