(Arrahmah.com) – Saya bertemu dengan seorang teman yang secara tidak sengaja saya melihat dia mengenakan kerudung. Saya dengan senang hati mengucapkan selamat padanya untuk langkah yang baik ini, tapi dia menjawab, “Saya tidak memakainya secara permanen, Ini hanya untuk Ramadhan.“
Saya pun terdiam.
Saya seringkali menyaksikan keadaan seperti ini. Saya melihat gadis-gadis dan ibu-ibu mengenakan busana Muslimah hanya di bulan Ramadhan.Saya juga biasa melihat Muslim yang rajin solat berjama’ah di masjid, membaca Al-Quran dan terlibat dalam kegiatan amal dan pengajian hanya di bulan Ramadhan.
Banyak Muslim yang melakukan banyak perbuatan baik, lebih dari yang biasanya, di bulan Ramadhan, dan berhenti setelah Ramadhan berakhir. Setiap Ramadan, ratusan ribu “paket Ramadhan” yang berisi penuh makanan diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Tapi yang perlu dipahami bahwa orang Miskin membutuhkan bantuan itu tidak hanya dalam satu bulan sepanjang tahun. Mereka membutuhkan makanan setiap hari dalam setahun.
Ibadah musiman
Setiap Ramadan Muslim selalu berusaha keras untuk menjadi orang yang lebih baik; shalat lebih rajin, membaca Al-Qur’an lebih sering, menahan diri untuk tidak marah-marah, menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak baik, tidak mengumpat, memakai busana Muslimah, tidak memakai terlalu banyak make–up, dan lain-lain.
Tentu saja, kita sangat memahami bahwa bulan kesembilan dalam kalender Islam adalah bulan dimana Allah melimpahkan pahala yang berlipat-berlipat kepada Muslim yang melakukan amal kebajikan. Namun, bagi beberapa Muslim menghadapi kenyataan ini seperti yang mereka lakukan di festival belanja yang menawarkan berbagai diskon.
Mereka mencoba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin amal baik sebanyak mungkin selama bulan Ramadhan, saat mengetahui dengan pasti bahwa mereka tidak akan mempertahankan hal itu selepas Ramadhan, karena tidak mampu untuk melakukan banyak ibadah, dan juga karena setelah Ramadan, perbuatan baik diperlakukan seperti biasa saja.
Kita harus memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak mengerjakan amal kebajikan, mendekatkaan diri kepada Allah. Namun, apabila kita menganut gaya hidup religius sementara dan berencana untuk mengakhiri semuanya secepat mungkin setelah Ramadan berakhir, berarti kita tidak menjalin hubungan kita dengan Allah secara serius.
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.“
Ibadah tidak semestinya dilakukan hanya sesaat di suatu waktu. Tentu bukanlah perilaku Muslim yang baik jika rajin shalat dan mengaji hanya pada bulan Ramadhan saja. Sedangkan pada bulan-bulan lainnya amalan tersebut ditinggalkan. Para ulama kadang mengatakan, “Sejelek-jelek orang adalah yang hanya rajin ibadah di bulan Ramadhan saja. Sesungguhnya orang yang sholih adalah orang yang rajin ibadah dan rajin shalat malam sepanjang tahun“.
Para ulama memberikan nasihat yang sangat penting; bahwa kita tidak menyembah Pencipta kita untuk mendapatkan pahala, melainkan karena kita menyadari bahwa Dia layak untuk disembah dan ditaati. Dan kita harus tetap menaati-Nya apa pun yang akan kita peroleh dari melakukan hal ini. Dalam hal ini, kita akan terus berupaya untuk meningkatkan hubungan kita dengan-Nya, setiap saat, setiap helaan nafas kita. Tidak hanya bersifat musiman. Muslim, sepanjang hidup mereka, harus dalam keadaan melawan hawa nafsu mereka tiada henti, bukan hanya di bulan Ramadhan.
Kita semua menyadari dosa-dosa yang telah kita lakukan, dan amalan-amalam baik yang telah kita lewatkan, dan di bulan Ramadhan ini kita berusaha untuk mengerjakan amalan-amalan baik dan meninggalkan perbuatan dosa. Tapi ini akan sangat disayangkan apabila tidak menyebabkan perubahan yang berkelanjutan. Untuk menuju perubahan yang berkelanjutan kita harus melakukannya secara istiqomah.
Jadi, Ramadhan ini, hendaknya tidak sekedar menjadikannya sebagai ibadah musiman, melainkan menjadikan Ramadhan sebagai bulan untuk menggapai kesempurnaan dalam mendekatkan diri kita kepada Allah.
*Sumber: Onislam (dengan beberapa perubahan)
(ameera/arrahmah.com)