ANKARA (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar bersama dengan pejabat tinggi militer pada Minggu (27/12/2020) mengunjungi pasukan Turki yang ditempatkan di Libya, Anadolu Agency melaporkan.
Hulusi Akar, yang mengunjungi Komando Kelompok Tugas Libya, berbicara kepada pasukan dan mengatakan Angkatan Bersenjata Turki telah melalui masa sibuk.
Akar mengatakan angkatan bersenjata yang menjalankan tugas untuk menjaga 83 juta orang di Turki juga melakukan yang terbaik untuk memberikan kontribusi bagi keamanan semua negara sahabat seperti Libya, Azerbaijan, dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC).
“Masalah utama di Libya adalah pemimpin kudeta [Khalifa] Haftar dan para pendukungnya, dan di situlah semuanya bermula,” katanya, menekankan bahwa pemerintah yang sah di Libya adalah Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang dibentuk di bawah sebuah Inisiatif PBB.
Menyoroti bahwa Haftar bertanggung jawab atas pertumpahan darah di Libya, Akar mengatakan: “Pembunuh Haftar dan pendukungnya akan dilihat sebagai target yang sah di mana-mana, jika elemen Turki diserang.”
Libya telah dilanda perang saudara sejak penggulingan almarhum penguasa Muammar Gaddafi pada 2011.
GNA didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin PBB, tetapi upaya penyelesaian jangka panjang gagal karena serangan militer oleh pasukan yang setia kepada Haftar. Dia melancarkan serangan gencar di ibu kota Tripoli pada April 2019 tetapi didorong mundur.
Gencatan senjata disepakati pada akhir Oktober, dan negosiasi untuk pengaturan sementara sebelum pemilihan presiden dan parlemen pada 24 Desember 2021 terus berlanjut. (Althaf/arrahmah.com)