BOGOR (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan revitalisasi industri pertahanan dalam negeri perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Hal ini disampaikannya dalam acara penyerahan Super Puma NAS 332/C tactical transport dari PT Dirgantara Indonesia (DI) kepada Skadron Udara 6 Lanud Atang Sadjaja, di Bogor, Kamis (30/12/2010).
Menurut Menhan, keberadaan Industri pertahanan dalam negeri seperti PT DI dan perusahaan lain produsen pesawat lainnya selain dapat memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsita) juga dapat membuka peluang meningkatkat kesejahteraan masyarakat. “Industri dalam negeri harus didukung dan dicintai, karena keberadaannya dapat meningkatkan kesejahteraan, pro industri dan pro masyarakat,” kata Menteri.
Menteri menyebutkan, keberadaan PT DI dan perusahaan lainnya yang telah menproduksi pesawat dan helikopter di Indonesia dapat membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akan alutsita.
Seperti Super Puma NAS 332/C Tactical transport yang diproduksi oleh PT DI turut menyumbang kelengkapan alutsita TNI AU.
Menteri mengharapkan produksi pesawat tersebut tidak berhenti begitu saja, dan terus berkembang hingga mampu memproduksi lebih banyak lagi pesawat-pesawat yang dibutuhkan oleh pemerintah. “Produksi pesawat dalam negeri juga dapat membantu pemerintah membuka lapangan kerja baru, meski biaya produksi lebih mahal, tapi efek secara global sangat membantu pengembangan kesejahteraan,” ujar Menteri.
Menteri mengatakan, Super Puma adalah helikopter produksi anak negeri oleh PT DI yang dibiayaan pendanaan dalam negeri. PT DI mendapat kepercayaan untuk memproduksi Super Puma untuk keperluan pemerintah dan TNI. “Kehadiran Super Puma ini menunjukkan kemampuan kita dalam pendanaan alutsita dan memperkuat posisi ketahan dalam negeri,” kata Menteri.
Kepala Staf AU Marsekal TNI Imam Sufaat menyebutkan ada tiga unit Super Puma yang pesan ke PT DI. Ia menjelaskan, kegunaan Super Puma merupakan alat transportasi non militer yang diperuntukkan sebagai alat pembawa pasukan, keperluan SAR dan transportasi daerah bencana.
“Super Puma sangat dibutuhkan TNI AU dalam memperkuat ketahan dan pengamana, khususnya untuk mengevakuasi saat terjadi bencana dan kegiatan lainnya yang non militeri,” kata Imam.
Terkait kualitasnya, Imam menyebutkan Super Puma yang diproduksi PT DI secara teknikal sama dengan produksi luar negeri dan tidak ada bedannya. “Secara teknikal dan kekuatan sama dengan yang diproduksi oleh luar negeri, dan ini sudah teruji,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur PT DI Budi Santoso mengatakan pihaknya memproduksi sembilan Super Puma untuk pemerintah dimana enam diantaranya telah dioperasikan untuk VVIP, untuk kegiatan besar pemerintah. “Kita produksi ada sembilan, dua untuk VVIP, empat untuk kegiatan besar pemerintah dan satu unit yang kita serahkan hari ini,” kata Budi. Sisa dua Super Puma lagi, kata Budi akan diberikan bertahap untuk TNI AU pada 2011 dan 2012. (ant/rep/arrahmah.com)