(Arrahmah.com) – Seorang muslim yang baik akan senantiasa melakukan muhasabah atau introspeksi dan evaluasi atas amal-amal yang ia lakukan; muhasabah sebelum beramal, muhasabah saat beramal dan muhasabah setelah beramal. Jihad fi sabilillah merupakan amal shalih, bahkan puncak amal shalih, yang tidak terlepas dari kewajiban muhasabah.
Hal itu disadari dan dilaksanakan dengan baik oleh Syaikh Usamah bin Ladin dan jajaran pucuk pimpinan Tanzhim Al-Qaeda. Perjalanan jihad selama sepuluh tahun, pasca serangan 11 September 2001 sampai sebelum gugurnya Syaikh Usamah pada 2 Mei 2011, penuh dengan berbagai peristiwa. Jihad global yang diusung oleh Al-Qaeda mengalami pasang-surut, kalah dan menang, suka dan duka, sisi kemajuan dan kemunduran, sisi ketepatan dan kekeliruan.
Surat-surat yang ditulis oleh Syaikh Usamah bin Ladin dan jajaran pucuk pimpinan Tanzhim Al-Qaeda merupakan cerminan dari proses muhasabah tersebut. Muhasabah itulah yang kemudian mengantarkan pada sedikitnya dua kesimpulan penting. Pertama, mengakui beberapa kekeliruan yang terjadi dalam operasi-operasi jihad tersebut dan mengambil langkah-langkah nyata untuk memperbaikinya. Kedua, mempertahankan beberapa prestasi, kemajuan dan ketepatan yang telah diraih dalam operasi-operasi jihad tersebut, kemudian meningkatkan dan mengembangkannya secara kwantitas dan kwalitas.
Letters from Abbottabad memuat banyak pemikiran cemerlang, program penting dan proyek besar jihad fi sabilillah. Ia mengambarkan bagaimana keseriusan dan keahlian Syaikh Usamah bin Ladin dan jajaran petinggi Al-Qaeda dalam memanage jihad global melawan aliansi salibis-zionis internasional. Ia juga mengajarkan kepada mujahidin secara khusus dan kaum muslimin secara umum perpaduan antara fiqih syar’iat dan fiqih waqi’, sunnah syar’iyah dan sunnah kauniyah, hukum-hukum syariat dan siyasah syar’iyah.
Ia, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Abu Yahya Al-Libi, mengandung banyak faedah dan pelajaran. Dan ia, sebagaimana direkomendasikan oleh Syaikh Abu Maryam Al-Uzdi dalam Al-I’dad Asy-Syar’i wa Ats-Tsaqafi, sudah seharusnya menjadi literature kajian kaum muslimin dalam bidang jihad kontemporer.
Strategi dan Program Al-Qaeda di Bidang Militer
Syaikh Usaman bin Ladin rahimahullah melalui surat-suratnya menjelaskan Al-Qaeda sedang berada dalam tahap baru evaluasi dan pengembangan operasi militernya, untuk meraih hasil yang lebih baik dari fase sebelumnya.
Berdasar evaluasi atas operasi-operasi jihad selama sepuluh tahun terakhir (2001-2011), Al-Qaeda mencanangkan beberapa rumusan sebagai berikut.
- Menegaskan kembali strategi pokok Al-Qaeda yaitu fokus memerangi aliansi pasukan salibis-zionis internasional pimpinan Amerika yang melakukan invasi militer di Palestina, Afghanistan, Irak dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya. Hal itu dilakukan dengan melakukan operasi jihad di front-front yang telah terbuka [Afghanistan dan Irak] dan operasi jihad dalam negeri Amerika.
- Menunda operasi jihad melawan rezim sekuler lokal sampai tahap lemah dan runtuhnya hegemoni pemimpin kekafiran internasional, Amerika.
- Menargetkan kepentingan-kepentingan Amerika di negara-negara Barat dan selain negara-negara kaum muslimin, serta menghindari pelaksanaan operasi jihad di negari-negara kaum muslimin.
- Sebelum melakukan sebuah operasi jihad, mujahidin harus melakukan kajian yang sangat cermat terhadap beberapa aspek pokok: (a) aspek sesuai atau tidaknya operasi tersebut dengan syariat Islam, (b) aspek maslahat (keuntungan) dan mafsadah (kerugian, kerusakan) yang ditimbulkan oleh operasi tersebut, (c) prosedur operasi yang menyebabkan kesuksesan operasi, kendala yang menghalangi kesuksesan operasi, dan dampaknya terhadap musuh, dan (d) dampak operasi terhadap opini dan simpati public kepada mujahidin.
Rumusan-rumusan yang telah digariskan oleh Syaikh Usamah bin Ladin ini terbukti ditegaskan kembali dan dilanjutkan oleh Amir Tanzhim Al-Qaeda saat ini, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri, terutama melalui dua rilisan tertulis beliau; Watsiqatu Nushrat Al-Islam dan At-Tawjihat Al-‘Aammah lil-‘Amal Al-Jihadi.
Strategi dan Program Al-Qaeda di Bidang Media
Syaikh Usamah bin Ladin menegaskan bahwa kesalahan media mujahidin dalam merilis video, audio dan pernyataan mujahidin memiliki dampak sangat buruk. Hal itu mengakibatkan sedikitnya tiga kerugian bagi mujahidin dan simpatisan mujahidin; (a) menjatuhkan dan memperburuk citra mujahidin, (b) menurunkan atau bahkan menghilangkan dukungan mayoritas kaum muslimin terhadap mujahidin dan (c) memperburuk pemikiran dan akhlak sebagian generasi muda pendukung jihad.
Berdasar evaluasi atas rilisan-rilisan media mujahidin selama sepuluh tahun terakhir (2001-2011), Al-Qaeda mencanangkan beberapa rumusan sebagai berikut.
- Membuat buku panduan yang memuat pedoman umum sebagai pijakan rilisan-rilisan mujahidin. Pedoman umum tersebut menekankan kaedah-kaedah syariat dan adab-adab syariat yang harus dipenuhi oleh semua rilisan media mujahidin.
- Membentuk panitia khusus yang berwenang mengkaji semua draft video, audio dan pernyataan yang akan dirilis oleh media mujahidin. Draft video, audio dan pernyataan yang telah sesuai dengan syariat dan strategi umum Al-Qaeda akan dinyatakan layak dipublikasikan. Adapun draft yang menyelisihi syariat atau strategi umum Al-Qaeda akan diurungkan, dibatalkan atau diperbaiki untuk dikaji kembali.
- Setiap Amir Al-Qaeda di wilayah-wilayah mengangkat seorang penanggung jawab rilisan media Al-Qaeda wilayah. Penanggung jawab tersebut memiliki tugas pokok:
- Mengkaji semua draft video, audio dan pernyataan yang akan dirilis oleh Al-Qaeda di wilayahnya. Setiap draft baru boleh dirilis setelah isinya sesuai dengan kajian syariat, selaras dengan strategi umum Al-Qaeda dan pemilihan momentumnya tepat.
- Meningkatkan keahlian dan kemampuannya di bidang publikasi media, termasuk mempelajari ilmu-ilmu yang beriaktan dengan komunikasi, publikasi, psikologi dan sosiologi masyarakat.
- Meningkatkan kemampuan para ikhwah bawahannya yang bekerja di bidang media mujahidin dan memberikan bimbingan kepada mereka.
- Meningkatkan kwalitas rilisan media mujahidin sehingga semua rilisan mujahidin bersifat obyektif, kompetitif, berkwalitas baik dan bisa diterima oleh publik.
- Menjalin kerja sama dengan ulama dan pakar yang amanah di luar Tanzhim Al-Qaeda, untuk mengkaji secara kritis rilisan-rilisan media Al-Qaeda dan memberikan saran-saran konstruktif guna meningkatkan kwalitas dan efektifitas rilisan media Al-Qaeda.
Syaikh Usamah bin Ladin dan jajaran pimpinan Al-Qaeda menegaskan bahwa prosentase terbesar peperangan di selain wilayah yang mendapatkan agresi militer langsung oleh aliansi salibis-zionis internasional [Palestina, Afghanistan dan Irak] adalah peperangan media. Oleh karena itu, evaluasi dan pengembangan Al-Qaeda bertumpu pada bidang operasi militer dan rilisan medianya.
Sumber: Letters From Abbottabad
(banan/arrahmah.com)