(Arrahmah.com) – Seminggu setelah serangan penuh berkah di kantor majalah satir Perancis Charlie Hebdo di Paris 7 Januari lalu, Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) secara resmi menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dokumen yang ditemukan di kompleks Syaikh Usamah bin Ladin Rahimahullah di Pakistan pada Mei 2011 mengungkapkan bahwa seorang petinggi AQAP, Syaikh Nashir bin Ali Al-Ansi Hafizhahullah, sebelumnya ditunjuk untuk menjabat sebagai wakil manajer umum dalam organisasi Al-Qaeda.
Syaikh Al-Ansi adalah pemimpin inti Al-Qaeda. Dan begitu juga atasan langsungnya, Syaikh Nashir Al-Wuhayshi, anak didik Syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Ayman Az-Zhawahiri, Amir Al-Qaeda saat ini, menunjuk Syaikh Al-Wuhayshi sebagai manajer umum Al Qaeda pada tahun 2013.
Posisi ini memberikan kewenangan beliau untuk mengurus seluruh jaringan global Al-Qaeda, jauh dari markasnya di Yaman. Wakil manajer umum Al-Qaeda belum pernah dipublikasikan, namun sangat mungkin bahwa Al-Ansi terus bertugas sebagai wakil manajer umum, mengingat bahwa beliau yang pertama kali ditunjuk untuk peran itu pada tahun 2010.
Baru-baru ini telah dirilis surat milik Syaikh Usamah bin Ladin, yang membahas peran Syaikh Al Ansi. Surat itu dilampirkan sebagai bukti dalam persidangan Abid Naseer, yang diduga telah mengambil bagian dalam perencanaan Al-Qaeda di Eropa dan New York City, lapor LWJ sebagaimana dilansir Muqawamah Media pada Selasa (3/3/2015).
Korespondensi tersebut termasuk antara Syaikh Usamah dan Syaikh Athiyah Abdal Rahman alias Syaikh Athiyatullah Al-Libi, yang menjabat sebagai general manajer Al-Qaeda sebelum akhirnya beliau gugur dibunuh dalam serangan pesawat tanpa awak AS pada Agustus 2011, dan mengungkapkan rincian mengenai restrukturisasi Al-Qaeda.
Kita mengetahui bahwa Al-Qaeda telah menciptakan posisi baru dalam organisasi Al-Qaeda, termasuk posisi tambahan wakil manajer. Al-Qaeda juga berusaha mencari pengganti yang cocok bagi para pemimpin yang gugur dalam serangan pesawat tak berawak salibis AS.
Satu surat dari Syaikh Athiyatullah kepada Syaikh Usamah, bertanggal 15 Juli 2010, membahas kemampuan seoranng mujahid yang dikenal sebagai Abdul Jalil. Abdul Jalil adalah nama alias yang digunakan oleh Syaikh Nashir bin Ali Al-Ansi.
Surat kabar Al-Wasat di Yaman menerbitkan sebuah wawancara dengan Syaikh Al-Ansi pada bulan November 2013. Pewawancaranya, Abdul Razzaq Al-Jamal, adalah seorang jurnalis yang memiliki hubungan dengan Mujahidin Yaman.
Al-Jamal merilis biografi Syaikh Al-Ansi, mencatat bahwa beliau menggunakan nama Abdul Jalil pada saat di Afghanistan dan berbakti untuk Syaikh Usamah. Pada tahun 1998, menurut biografi, Syaikh Usamah menunjuk Syaikh Al-Ansi untuk bertugas sebagai Amir Al-Qaeda di sebuah markas di Kabul. Kemudian, Syaikh Usamah menugaskan beliau untuk misi rahasia di Filipina.
Oleh karenanya, beliau adalah seorang petinggi Al-Qaeda yang telah lama menjabat sebagai inti dari Tanzhim Al-Qaeda.
Pada surat 15 Juli 2010, Syaikh Athiyatullah mengutip sebuah surat resmi sebelumnya dari Syaikh Usamah, di mana beliau meminta Syaikh Athiyatullah untuk memberikan “nama-nama beberapa Ikhwan yang siap, salah satunya akan menjadi wakil Anda (Syaikh Athiyatullah).”
Syaikh Athiyatullah menulis bahwa ia tidak percaya orang lain selain Syaikh Abu Yahya Al-Libi, yang sepenuhnya siap untuk tugas tersebut. Syaikh Athiyatullah mencatat bahwa Syaikh Abu Yahya telah menjadi wakil kedua, “sejak Anda [Syaikh Usamah] mengirim perintah untuk membuat posisi wakil kedua.” Ini menggarisbawahi sejauh mana Syaikh Usamah secara pribadi mengawasi dan mengatur aktifitas para petinggi Al-Qaeda.
Syaikh Abu Yahya Al-Libi menggantikan peran beliau sebagai manajer umum Al-Qaeda sebelum akhirnya juga syahid, in syaa Allah, dalam serangan udara AS pada bulan Juni 2012.
Surat itu juga berisi bocoran nama pemimpin Al-Qaeda yang cocok untuk bertugas sebagai deputi Syaikh Athiyatullah pada saat itu. Beberapa nama-nama yang disebutkan telah terbunuh, sementara yang lain masih aktif. Ketika menjelaskan nama calon petinggi dari Al-Qaeda di Semenanjung Arab, Syaikh Athiyatullah pertama menyebutkan nama Abu Utsman, tapi dengan cepat menyimpulkan “dia tidak cocok untuk misi ini.”
“Kami memiliki orang lain yang lebih baik; Al-Akh yang bernama Abdul Jalil yang datang dari Imarah (Afghanistan), beliau termasuk orang-orang yang dipenjarakan di Kabul dan kemudian dibebaskan.”
Menurut surat tersebut, Syaikh Al-Ansi dipenjarakan bersama Ahmad Umar Abdul Rahman alias Saif, anak Syaikh Umar Abdul Rahman, dan Azzam Al-Zahrani (alias Mansur Al-Harbi). Junior Syaikh Atiyatullah tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS pada Oktober 2011.
Azzam Al-Zahrani ditetapkan sebagai “teroris” oleh salibis AS pada 7 Agustus 2012. AS mencatat bahwa Al-Zahrani, yang nama aslinya adalah Abdullah Azzam Zureik Al-Maulid Al-Subhi, “adalah seorang pelatih dan anggota senior Al-Qaeda.”
Menurut AS, “Al-Zahrani terkait dengan banyak pemimpin senior Al-Qaeda dan bertanggung jawab atas pelatihan militan dan koordinasi pejuang asing yang melakukan perjalanan ke Afghanistan untuk memerangi pasukan koalisi (salibis).”
Syaikh Nashir Al-Ansi (Abdul Jalil) adalah “seorang Akh yang baik dan dapat memenuhi syarat di masa depan,” tulis Syaikh Atiyatullah. “Kami mungkin akan mencoba untuk menjadikan dia sebagai wakil saat ini dan saya akan melihat perkembangannya. Saya (akan) mengawasinya dan mengabarkan kepada Anda dalam surat lainnya.”
Syaikh Athiyatullah kemudian mengatakan, bahwa Syaikh Al-Ansi telah direkomendasikan sebelumnya. “Jika Anda ingat, dia (Al-Ansi) adalah salah satu yang disarankan oleh Al-Hafiz kepada Anda sebelumnya untuk menjadi juru bicara Al-Qaeda.”
Berdasarkan pembacaan dekat file lain yang digunakan dalam ruang sidang di New York, bahwa “Al Hafiz” yang disebutkan oleh Syaikh Athiyatullah adalah Syaikh Mustafa Abu Yazid, yang menjabat sebagai salah satu penasihat terdekat Syaikh Usamah sampai beliau syahid, in syaa Allah, dalam serangan pesawat tak berawak AS pada Mei 2010. Syaikh Mustafa Abu Yazid secara pribadi menganjurkan kepada Syaikh Usamah agar Syaikh Al-Ansi bertugas sebagai juru bicara Al-Qaeda, menunjukkan bagaimana posisi Syaikh Nashir Al-Ansi dalam Tandzim Al-Qaeda.
Sementara Syaikh Al-Ansi tidak menjadi juru bicara Al-Qaeda, perannya saat ini mencakup banyak tugas yang sama, saat beliau memberikan komentar tentang peristiwa di seluruh dunia. Dan ada alasan bagus mengapa dia begitu dipercayakan, Syaikh Usamah sendiri menyetujui penunjukan Al-Ansi untuk peran wakil manajer umum.
Dalam surat tertanggal 7 Agustus 2010, Syaikh Usamah mengatakan bahwa Syaikh Al-Ansi bisa bertugas sebagai wakil kedua.
Dan dalam surat yang dirilis sebelumnya, pada tanggal 21 Oktober 2010, Syaikh Usamah menguraikan perintahnya untuk Syaikh Athiyatullah. “Tunjuk dia [Abdul Jalil/Al-Ansi] sebagai wakil kedua jika Anda membutuhkannya,” tulis Syaikh Usamah.
Pada tanggal 23 November 2010, Syaikh Athiyatullah menulis surat lain kepada Syaikh Usamah dan lagi meperhitungkan Syaikh Al-Ansi di antara Mujahidin yang cocok untuk posisi kepemimpinan senior. Surat itu diperkenalkan sebagai bukti dalam persidangan di Brooklyn.
Syaikh Athiyatullah mendaftarkan Abdul Jalil (Al-Ansi) sebagai di antara “para Ikhwan yang siap untuk bertanggung jawab di masa depan.” Pada saat itu, bagaimanapun, Syaikh Usamah telah memberikan izin agar Syaikh Al-Ansi menjadi salah satu wakil manajer umum.
Meskipun informasi yang terdapat dalam surat-surat itu berumur hampir lima tahun, ada banyak indikasi bahwa Syaikh Al-Ansi masih bertugas sebagai wakil manajer umum Al-Qaeda. Beliau semakin dikenal dan dianggap penting sejak pindah ke Yaman pada tahun 2011. Dan Al-Qaeda telah mengandalkan beliau dalam mengomentari masalah yang paling signifikan dalam dunia jihad.
Dalam video panjang yang diproduksi oleh AQAP, beliau juga membahas hal-hal yang sangat penting dan hanya beberapa orang dalam Al-Qaeda yang diizinkan untuk memutuskannya, termasuk isi dari surat Syaikh Usamah.
Syaikh Nashir Al-Ansi mengatakan dokumen Abbottabad adalah benar, tetapi AS tidak mengungkapkan semuanya
Sepanjang penampilan Syaikh Al-Ansi, pejabat senior Al-Qaeda ini secara konsisten menyebutkan bahwa Syaikh Ayman Az-Zhwahiri sebagai Amir aktif di jaringan internasional Al-Qaeda.
Ketika beliau memberikan pernyataan bertanggung jawab atas serangan Charlie Hebdo, misalnya, beliau mengatakan itu direncanakan atas ketaatan dengan perintah dari Allah untuk membela Nabi-Nya (Shalallahu alaihi wa sallam), serta perintah Amir umum kami, Syaikh Ayman bin Muhammad Az-Zhawahiri, dan juga keinginan Syaikh Usamah. Syaikh Al-Ansi juga sering berpendapat bahwa pendekatan yang digunakan AQAP untuk mengobarkan jihad di Yaman konsisten dengan pedoman dari Syaikh Az-Zhawahiri.
Dalam sebuah wawancara yang dirilis oleh Al-Malahem Media pada bulan Januari, Syaikh Al-Ansi ditanya tentang “Apakah Syaikh Az-Zhawahiri kehilangan kontrol atas cabang Organisasi Al-Qaeda?” Beliau membantah hal tersebut.
Namun beliau mengakui bahwa komunikasi dengan Syaikh Az-Zhawahiri terhambat oleh protokol keamanan Al-Qaeda pusat yang ketat, Syaikh Al-Ansi menegaskan bahwa Syaikh Ayman masih bertanggung jawab atas cabang-cabang Al-Qaeda dan masih memberikan perintah kepada mereka.
Dalam wawancara yang sama, beliau juga menjawab pertanyaan tentang dokumen-dokumen dan file yang ditemukan oleh AS di kompleks Syaikh Usamah. Seorang bertanya, apakah file tersebut otentik, beliau mengatakan bahwa file itu benar, tetapi tidak semua dokumen diungkap.
“Kita harus mempertimbangkan bahwa beberapa dokumen-dokumen ini hanyalah diskusi tentang sejumlah isu. Amerika tidak mengungkapkan surat itu sepenuhnya,” kata baliau. Syaikh Al-Ansi kemudian menambahkan bahwa semua kaum Muslimin harus mempelajari surat Syaikh Usamah karena itu “menggabungkan pedoman penting politik, syariah, metode, dan aspek media untuk melancarkan jihad.”
(banan/arrahmah.com)