ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Polisi federal di Pakistan telah menangkap seorang senator karena berkomentar kritis terhadap perwira tinggi militer, kata rekan-rekannya dari partai politik Tehreek-e-Insaf, Ahad (27/11/2022).
Ini adalah kedua kalinya dia ditahan dalam beberapa bulan.
Azam Khan Swati, seorang anggota senior partai mantan Perdana Menteri Imran Khan yang mewakili provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dijemput pada Ahad pagi dari kediamannya di pinggiran Islamabad beberapa jam setelah dia berpidato di rapat umum yang dipimpin Imran Khan di kota Rawalpindi, lansir Al Araby.
Swati didakwa dengan pencemaran nama baik dan muncul di hadapan hakim yang mengizinkan Badan Investigasi Federal (FIA) untuk menginterogasi senator selama dua hari. Dia ditahan di sebuah fasilitas di Islamabad.
Mantan menteri hak asasi manusia Shireen Mazari mengatakan tim pejabat FIA menahan Swati setelah dia menekan panglima militer yang akan pensiun tentang rincian aset keuangannya.
Otoritas federal tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.
FIA, yang berkantor pusat di ibu kota Islamabad, adalah badan pengawas perbatasan, investigasi kriminal, kontra-intelijen dan keamanan di bawah kendali menteri dalam negeri, menurut situs webnya.
Swati telah ditangkap pada Oktober karena menggunakan bahasa yang “menjengkelkan dan mengintimidasi” untuk mengkritik Panglima Angkatan Darat Jenderal Qamer Javed Bajwa.
Pada penampilan pengadilan pada saat itu dia menuduh bahwa dia ditelanjangi dan disiksa. Pengadilan membebaskannya dengan jaminan beberapa hari setelah penangkapannya.
Dalam pidato singkatnya di rapat umum di Rawalpindi pada Sabtu, Swati menantang Bajwa untuk memberi tahu bangsa sebelum meninggalkan jabatannya aset apa yang telah dia kumpulkan selama mengabdi dan bagaimana caranya.
“Saya adalah warga negara Pakistan yang bertanya kepada Anda dan akan terus bertanya sampai saya mendapat jawaban,” katanya.
Senator sehari sebelumnya menggunakan bahasa kotor ketika merujuk pada panglima militer yang pensiun dan perwira militer senior lainnya di media sosial.
Khan, mantan perdana menteri, mengatakan dia terkejut dengan penangkapan Swati dan mengatakan warga Pakistan harus bersuara menentang apa yang disebutnya fasisme negara.
“Saya kaget dan terkejut betapa cepatnya kita turun ke republik banana, dari negara fasis,” katanya.
Sayap media tentara mengeluarkan pernyataan mengkritik apa yang disebutnya propaganda di media sosial tentang aset Bajwa.
Dikatakan beberapa kelompok memposting rincian yang menyesatkan, dibesar-besarkan atau dibuat-buat tentang keuangannya dan keluarganya. (haninmazaya/arrahmah.id)