PARIS (Arrahmah.com) – Sebuah penyelidikan telah diluncurkan terhadap Robert Menard, walikota kota Beziers, di Perancis selatan, atas pernyataanya tentang file-file yang berisi jumlah siswa Muslim di kotanya, menurut media Perancis, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Selasa (5/5/2015).
Penyelidikan, yang diumumkan pada Selasa oleh jaksa Beziers Yvon Calvet, datang setelah Menard mengatakan pada Senin (4/5) di saluran TV France 2 bahwa ia memiliki informasi statistik berkaitan dengan agama yang dianut siswa yang terdaftar di sekolah-sekolah di kota Paris, dan mengatakan bahwa 64,6 persen dari mereka adalah Muslim .
“Angka-angka ini adalah orang-orang dari kota saya. Maaf untuk mengatakan bahwa walikota memiliki nama-nama seluruh siswa. Saya tahu saya tidak punya hak untuk itu, tapi saya melakukannya,” kata Menard.
“Maaf untuk mengatakan ini, tapi wali kota memiliki seluruh nama siswa,” katanya kepada media France 2 pada Selasa (6/5) malam, dikutip dari Al-Arabiya.
“Saya tahu saya tidak punya hak untuk melakukannya. Maaf, tapi nama depan siswa menandakan agama mereka. Menyangkal ini berarti menyangkal bukti,” ujar wali kota yang didukung oleh partai sayap kanan Front Nasional ini.
“Maaf, tapi nama-nama itu mengungkapkan agama mereka,” tambahnya.
Menard, mantan presiden Reporters Without Borders, berbicara tentang “masalah imigrasi” di kotanya dan mempertanyakan tentang kurangnya pengetahuan tentang bahasa Perancis oleh orang tua dari para siswa.
Pada Selasa (5/5), ia membantah dalam sebuah pernyataan tentang adanya file selain dari yang disediakan oleh Departemen Pendidikan.
Perdana menteri Perancis Manuel Valls mentweet: “Malu pada walikota Beziers. Republik membuat tidak ada perbedaan antara anak-anaknya.
Menteri Pendidikan, Najat Vallaud–Belkacem mengatakan bahwa tindakan Menard adalah “sangat anti–Republik” disamping itu “pengarsipan itu adalah ilegal bagi seorang walikota yang mewakili negara di kotanya.”
(ameera/arrahmah.com)