RAFAH (Arrahmah.com) – Buldoser Mesir mulai menggali wilayah berpasir di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir, sebuah langkah yang nampaknya menjadi kampanye baru untuk menekan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza dan membasmi aktivitas militan di sepanjang perbatasan.
Proyek peternakan ikan yang akan dioperasikan oleh militer junta Mesir, akan mengisi daerah perbatasan dengan air dan dirancang untuk meruntuhkan terowongan lintas perbatasan yang dibangun oleh warga Gaza untuk menyelundupkan kebutuhan harian mereka dari wilayah Mesir ke Jalur Gaza. Hamas menyatakan bahwa Mesir berupaya lebih lanjut untuk mengisolasi wilayah Palestina yang terkepung, lansir Associated Press pada Senin (31/8/2015).
Penggalian ini terlihat sebagai pengetatan atas blokade Jalur Gaza yang telah berlaku sejak 2007.
“Israel” dan Mesir telah mempertahankan blokade atas Jalur Gaza sejak Hamas menguasai Gaza pada tahun 2007. Selama beberapa tahun, Mesir seperti menoleransi penyelundupan barang yang memungkinkan ratusan terowongan beroperasi untuk menyelundupkan barang-barang kebutuhan warga Gaza. Terowongan ini adalah kelangsungan hidup bagi warga Gaza.
Namun, semuanya berubah sejak Abdul Fattah Al-Sisi menjadi penguasa Mesir setelah melancarkan kudeta militer yang menggulingkan kekuasaan Muhammad Mursi pada tahun 2013. Rezim junta militer Mesir menuduh Hamas menggunakan terowongan untuk menyelundupkan senjata dan pasukannya untuk bergerak di antara Gaza dan Semenanjung sinai.
November lalu, setelah serangan mematikan yang menewaskan 31 tentara junta Mesir di sebuah pos pemeriksaan yang berlokasi sekitar 30 km dari Rafah, Mesir mulai menghancurkan ratusan rumah dan mengusir ribuan warga dengan dalih wilayah tersebut akan dijadikan zona penyangga. Mereka juga mulai menghancurkan terowongan-terowongan yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.
Saat ini, hanya sekitar 20 terowongan yang masih beroperasi di antara Gaza-Mesir.
Namun, rezim Mesir sedang mencoba untuk menghancurkan semua terowongan untuk selamanya.
Tentara junta mulai melakukan penggalian sejak pekan lalu yang menurut pejabat Mesir untuk membangun wilayah perikanan sepanjang 14 km, di mana ikan dan udang akan diternak di sana dan untuk membuat terowongan bawah tanah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir tidak akan bisa beroperasi lagi.
Pada Ahad (30/8), penggali dan buldoser beroperasi di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan. Pipa baja hitam 15 inchi disebar di area konstruksi. Rencana sebelumnya untuk membangun kanal kecil, setelah dilakukan studi menunjukkan bahwa air akan membanjiri perbatasan, ujar pejabat rezim junta Mesir yang tidak ingin disebutkan namanya berbicara kepada AP.
Proyek ini memiliki efek langsung pada perdagangan di Gaza yang bersandar pada terowongan- terowongan yang menghubungkan Gaza dengan Mesir. Salah satu pekerja terowongan yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan ia membeli spare part sepeda motor yang biasanya senilai 6.000 USD kini dirinya harus membayar 10.000 USD untuk bisa diselundupkan ke Gaza karena operasi yang ia lakukan menjadi sangat beresiko.
Beberapa pekerja terowongan mengatakan kepada AP bahwa mereka harus memasukkan selang sepanjang 200 meter untuk mengeluarkan air yang membanjiri terowongan.
Walikota Gaza, Subhi Radwan mengatakan, proyek yang dijalankan Mesir akan mengisi sumur-sumur Gaza dengan air laut dan itu akan merusak wilayah Gaza. Radwan juga mengatakan wilayah perikanan yang akan dibangun oleh Mesir bisa mengancam rumah-rumah warga Gaza yang berdekatan dengan perbatasan.
“Kami menyerukan kepada saudara-saudara kami di Mesir untuk menghentikan pekerjaan yang membahayakan rakyat Gaza,” ujar Radwan.
“Rakyat Gaza sudah cukup memiliki masalah, perang, pengepungan dan situasi ekonomi yang sulit.” (haninmazaya/arrahmah.com)