JALUR GAZA (Arrahmah.com) – Palestina berduka, saat mantan amir kelompok Jihad Islam, Ramadan Shalah, menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit pada Sabtu (6/6/2020).
Lahir di Jalur Gaza pada 1958, Shalah sempat pergi ke Mesir untuk melanjutkan studiny di bidang ekonomi.
Dalam studinya di Mesir inilah Shalah bertemu dengan aktivis Palestina Fathi Shqaqi, teman seperjuangan yang bersama-sama mendirikan kelompok Jihad Islam.
Lulus dari universitas pada 1981, Shalah kemudian kembali ke Gaza dan mengajar di universitas Islam.
Selama di Jalur Gaza, Sahlah dikenal oleh masyarakat karena ceramahnya yang berapi-api menentang pendudukan “Israel”. Hal ini membuat pihak penjajah geram dan menempatkannya sebagai tahanan rumah dan melarangnya mengajar.
Pada tahun 1986, Shalah pergi ke Inggris untuk melanjutkan studi pasca sarjana di bidang ekonomi dan mendapatkan gelar PhD pada tahun 1990.
Pada tahun 1993, ia pergi ke AS untuk mengajar di Universitas Florida Selatan selama dua tahun sebelum melakukan perjalanan ke Suriah pada tahun 1995, di mana ia dan Fathi Shqaqi akhirnya memutuskan untuk mendirikan kelompok Jihad Islam.
Menyusul pembunuhan Shqaqi oleh agen zionis “Israel” pada tahun 1995 di Malta, Shalah akhirnya dipilih sebagai sekretaris jendral (amir) kelompok Jihad Islam. Ia tetap menduduki jabatan ini hingga tahun 2018, di mana ia mulai mengalami masalah pada kesehatannya.
Posisinya pun digantikan oleh Ziad An-Nakhalah sebagai pemimpin baru Jihad Islam.
Otoritas AS memasukkan Shalah ke daftar teroris pada tahun 2003, sedangkan FBI memasukkannya dalam daftar orang yang dicari (DPO) pada tahun 2017.
Shalah merupakan salah satu orang yang teguh berdiri menentang pendudukan “Israel” atas Yerusalem.
“Yerusalem adalah bagian dari agamaku,” kata Shalah dalam sebuah wawancara, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Dia juga berusaha untuk memberikan inisiatif-inisiatif demi menyatukan kelompok Hamas dan Fatah, namun usahanya tersebut belum membuahkan hasil. (rafa/arrahmah.com)