(Arrahmah.com) – Saat penjajah AS dan sekutu-sekutunya memperingati 11 tahun serangan 11 September, mujahidin Al-Qaeda merilis empat video terbaru secara berturut-turut.
Diawali dengan rilisan video Asadul Ilmi wal Jihad Syaikh Abu Yahya Al-Libi tentang kesyahidan syaikh Abu Yahya Al-Libi rahimahullah pada Selasa (11/9/2012), lalu video Ja-a al-haqqu wa zahaqa al-bathilu dalam bahasa Arab, Inggris dan Urdu; disusul oleh video A Message from the Prisoner Warren Weinstein to the Zionist Netanyahu dan terakhir video Syamsun Nashri al-Bazighah ‘alal Ummah al-Muntashirah wa ash-Shalibiyah al-Mundaharah.
Video Syamsun Nashri al-Bazighah ‘alal Ummah al-Muntashirah wa ash-Shalibiyah al-Mundaharah merupakan video terakhir yang dirilis. Video yang secara harfiah berjudul “Matahari kemenangan yang telah bersinar terang atas umat Islam yang menang dan pasukan salibis yang terkalahkan (terpukul mundur)” itu diproduksi oleh Yayasan Media AS-Sahab pada bulan Syawwal 1433 H/September 2012 dan dipublikasikan oleh Yayasan Media Al-Fajr sekitar hari Jum’at (14/9/2012). Berikut ini terjemahan dari video yang berdurasi 35 menit tersebut.
***
(إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ)
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan seakan-akan mereka bangunan yang kokoh.” (QS. Ash-Shaf [61]: 4)
Matahari kemenangan umat Islam atas penjajah salibis internasional
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri berkata:
“Dengan nama Allah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang setia mengikutinya.
Wahai saudara-saudaraku, kaum muslimin, di tempat manapun Anda berada…
As-salamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu
Amma bakdu…
Pada hari-hari ini, kita telah melewati 11 tahun sejak serangan penuh berkah terhadap New York, Washington dan Penssylvania. Kalian semua mengetahui sejauh mana kekalahan-kekalahan yang mendera AS selama 11 tahun tersebut. AS telah dikalahkan di Irak dan sekarang sedang kalah di Afghanistan, empat rezim boneka AS di dunia Arab juga bertumbangan satu per satu.
Namun pada kesempatan hari ini, saya akan memfokuskan pembicaraan saya tentang beberapa makna penting yang berkaitan erat dengan serangan 11 September yang penuh berkah tersebut.
MAKNA PERTAMA
Makna pertama dan makna terpenting yang hendak saya sampaikan dalam pembicaraan saya ini adalah sebab yang karenanya serangan yang penuh berkah itu dilakukan. (Serangan itu dilakukan karena) adanya penjajahan salibis-zionis terhadap negeri-negeri kaum muslimin, terkhusus lagi adalah Palestina.”
***
(Video kemudian menampilkan rekaman video asy-syahid Khalid Muhammad Abdullah Al-Mihdhar, salah satu dari 19 mujahid Al-Qaeda pelaku serangan 11 September yang penuh berkah. Rekaman itu menampilkan wasiat terakhir Khalid Al-Mihdhar sebelum melakukan aksinya)
Asy-syahid Khalid Muhammad Abdullah Al-Mihdhar, salah satu pelaku serangan 11 September yang penuh berkah, berkata:
“Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Inilah wasiatku kepada umatku, umat Islam, dan kepada saudara-saudaraku mujahidin di bumi Isra’ (Palestina, pent), bumi tempat turunnya wahyu kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa salam (Makah dan Madinah, pent) dan di setiap tempat.
Sesungguhnya kami tetap setiap memenuhi perjanjian kita (dengan Allah, pent), berpegang teguh dengan kitab Allah dan melaksanakan wasiat Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa salam. Allah Tabaraka wa Ta’ala telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
(يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ)
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah kepada mereka. Tempat kembali mereka adalah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. At-Taubat [9]: 73)
Allah Tabaraka wa Ta’ala juga berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلاَ يَقْرَبُواْ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَـذَا)
“Wahai orang-orang yang beriman, orang-orang musyrik itu hanyalah najis belaka, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini.” (QS. At-Taubat [9]: 28)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam juga telah bersabda pada detik-detik terakhir sebelum meninggal,
أَخْرِجُوا المُشْرِكِينَ مِنْ جَزِيرَةِ العَرَبِ
“Keluarkanlah orang-orang musyrik dari Jazirah Arab!” (HR. Bukhari no. 3053 dan Muslim no. 1637)
Inilah para penguasa negara-negara Arab telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, mereka mengkhianati umatnya dan menjual bumi Isra’ Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam (Palestina, pent). Mereka kemudian melakukan pengkhianatan yang lebih jahat lagi dengan menyerahkan dua negeri Haram (Makkah dan Madinah, pent) kepada Nasrani AS. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Maka inilah kami mengumumkannya sebagai jihad suci dengan menghidupkan kembali dan mengulang kembali jalan asy-syahid sang ksatria, Yahya ‘Ayyash rahimahullah, dengan operasi serangan bom syahid sebagai pengorbanan untuk dien Islam ini, dengan serangan ini kami menghantam musuh-musuh Allah dan melindungi agama-Nya.
Demi Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, sungguh aku sangat menginginkan memiliki seribu nyawa yang bisa aku pergunakan untuk membela agama ini, agar aku bisa menghantam musuh-musuh Allah yang telah merebut tanah-tanah suci kita dan merampas kekayaan alam negeri-negeri umat ini. Kita akan mengumumkan bahwa bumi hanyalah milik Allah dan kemenangan pasti akan datang.
Maka inilah mereka, para pemuda Islam telah bangkit untuk membela agama mereka dan tanah-tanah suci mereka. Aku berdoa kepada Allah semoga Allah mengaruniakan keikhlasan kepada kita dalam setiap ucapan dan perbuatan kita, dan semoga Allah mengaruniakan mati syahid di jalan-Nya kepada kita semata-mata demi mencari wajah-Nya Yang Maha Mulia, dan semoga Allah mengumpulkan kita dengan para nabi, shiddiqin dan syuhada’, dan merekalah sebaik-baik kawan.
Allah Ta’ala berfirman,
(وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ * فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ * يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ)
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran [3]: 169-171)
Saudara kalian Sinan Al-Makki
Abu Nida’, Khalid Muhammad Abdullah Al-Mikhdhar
21 Shafar 1422 H
Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu
***
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri melanjutkan uraiannya:
“Saya menyebutkan makna ini sebelum menyebutkan makna-makna lainnya dalam pembicaraan saya ini, disebabkan oleh usaha-usaha pemerintah Israil untuk membagi-bagi kompleks Masjidil Aqsha sebagai start untuk meruntuhkan Masjidil Aqsha, meyahudikan Palestina dan menegakkan negara Israel Raya di atas puing-puing reruntuhan Palestina.
Dan hal yang lebih keji lagi adalah negara-negara Arab dan Islam lemah dan menyerah saja atas kejahatan Israel ini. Untuk menggambarkan kelemahan dan menyerahnya negara-negara Arab dan Islam tersebut, saya ringkas dalam pertanyaan sederhana berikut ini:
Mungkinkah pemerintahan-pemerintahan di dunia Islam membela Palestina ataukah sebenarnya mereka membantu Israel untuk menjajah Palestina?
Mayoritas pemerintahan-pemerintahan di dunia Islam mengakui (kedaulatan negara penjajah, pent) Israil dengan satu cara atau cara lainnya. Seluruh pemerintahan di dunia Islam mengakui atau mengumumkan secara terang-terangan menghormati keputusan PBB yang membagi-bagi Palestina dan menyerahkan sebagian besar Palestina kepada Israel. Seluruh pemerintahan di dunia Islam juga mengakui kekuasaan Mahmud Abbas yang rela (mengakui Israel) demi mendapatkan hanya 10 % wilayah Palestina.
Mari kita melihat secara sekilas contoh-contoh pemerintahan di dunia Arab dan dunia Islam:
1. Pakistan, pemerintahannya untuk dijual dan tentaranya untuk disewakan. Pakistan bekerja sebagai tentara bayaran dalam invasi militer penjajah salibis terhadap Afghanistan dan Pakistan.
2. Turki mengadakan perjanjian dengan Israel dalam beberapa kesepakatan militer dan keamanan (intelijen), Turki secara terang-terangan mengakui (kedaulatan) Israel, dan keduanya saling mengirim Duta Besar.
Wahai rakyat muslim Turki, wahai mujahidin Turki para penakluk anak cucu para penakluk, tekanlah pemerintah kalian agar menghentikan keikut sertaannya dalam latihan-latihan militer Israel dan kerjasama intelijen dengan Israel! Tekanlah pemerintah kalian agar menghentikan keikut sertaannya dalam kejahatan terhadap kaum muslimin Afghan di bawah panji penjajah salibis (ISAF).
3. Iran bekerja sama dengan AS dalam menjajah Irak dan Afghanistan serta membantu (rezim Nusahiriyah Suriah, pent) dalam membantai rakyat muslim Suriah yang melakukan jihad dan ribath. Jadi mungkinkah Iran bisa dipercaya?
4. Mesir di mana para pemimpin militer dan pemerintahan sipilnya serta presidennya telah mengumumkan bahwa mereka akan menjaga komitmen perjanjian damai (Camp David, pent) dengan Israel. Mungkinkah mereka akan berusaha untuk membebaskan bumi Palestina dari negara penjajah Israel, yang telah mereka akui kedaulatannya, mereka ikat dengan perjanjian damai, dan mereka mendahulukan perjanjian damai dengannya atas kesepakatan pertahanan bersama negara-negara Arab?
Dari sini, saya menyerukan kepada orang-orang yang mulia dan merdeka di kalangan Tentara Nasional Mesir —dan jumlah mereka banyak— janganlah kalian menjadi tentara penjaga bagi batas-batas negara Israel, janganlah kalian membela batas-batas negara Israel dan janganlah kalian ikut serta dalam mengisolasi keluarga kita di Gaza.
5. Pemerintahan-pemerintahan Jazirah Arab dan Teluk (Arab Saudi, Yaman, Kesultanan Oman, Bahrain, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar, pent) telah mempersembahkan tanah, perairan dan udara mereka sebagai pangkalan-pangkalan bagi markas tentara salibis yang menginvasi negeri-negeri kaum muslimin. Pemerintahan-pemerintahan itu telah mensuplai semua keperluan pasukan salibis tersebut dan menyerahkan kekayaan alam kaum muslimin kepada salibis Barat dengan harga begitu murah. Mungkinkah mereka akan membebaskan Palestina ataukah mereka harus membebaskan diri mereka sendiri (terlebih dahulu)?
6. Tunisia, pemerintahannya telah mengumumkan disibukkan oleh perkara-perkara (dalam negerinya) sendiri sehingga tidak bisa memikirkan Palestina. Mungkinkah pemerintahan seperti itu akan membebaskan Palestina?
Pemerintahan-pemerintahan seperti ini tidak mungkin akan membebaskan Palestina. Justru, pemerintahan-pemerintahan ini sebenarnya membantu penjajahan Israel atas Palestina. Pemerintahan-pemerintahan ini telah mampu menjadikan perjanjian damai dengan Israel sebagai sebuah realita yang bisa diterima, bahkan mereka menyerah kepadanya.
Bahkan musibah yang paling besar adalah gerakan-gerakan Islam yang terlibat dalam permainan politik sekuler telah secara terang-terangan mengumumkan bahwa mereka tidak akan berusaha untuk merubah realita ini. Bahkan mereka telah mengumumkan secara terang-terangan, sebagai harga dari keterlibatan dalam permainan politik sekuler, bahwa ia akan menjaga dan menghormati perjanjian-perjanjian damai dengan penjajah Israel tersebut. Maksimal yang bisa mereka mampu adalah berhara Israel juga menghormati perjanjian tersebut.
Demikianlah, perjanjian-perjanjian “menyerah-kalah” telah berubah dari sekedar sebuah realita menjadi perkara yang bisa diterima. Jiwa tidak lagi membencinya, badan tidak lagi gemetar marah karenanya. Justru jiwa rela kepadanya, mendorong untuk komitmen dengannya dan tidak mengharapkan hal yang lebih “buruk” darinya.
Persis seperti perjanjian Sykes Picot dan perjanjian Kitsher dari pemerintahan peralihan kepada pemerintahan warisan yang ditanamkan dalam jiwa dan akal. Bahkan berubah menjadi akidah (ideologi) yang dianut bangsa-bangsa, lebih dari itu dianut oleh gerakan-gerakan Islam. Akibatnya, seorang warga negara adalah saudara bagi warga negara lainnya meskipun ia bukan orang Islam Islam. Sebaliknya, bukan warga negara adalah orang asing, sekalipun ia adalah wali Allah dan orang shalih.
Dengan itulah mereka telah membantu para pemimpin dan komandan invasi salibis-zionis yang bertujuan untuk meruntuhkan khilafah Islamiyah dan memecah-belah kaum muslimin kepada lebih dari 50 negara, lalu mereka pun berkembang menjadi pecahan-pecahan dan kepingan-kepingan yang dibagi-bagi lagi.
Untuk memerangi konspirasi pembagi-bagian inilah bangkit kelompok-kelompok jihad dan kelompok Qaidatul Jihad (Al-Qaeda) yang memandang umat Islam adalah umat yang satu, dan negeri-negeri Islam adalah bagaikan satu negeri, bahwa seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, serta kaum muslimin adalah sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam:
الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ. يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ، وَيُجِيرُ عَلَيْهِمْ أَقْصَاهُمْ، وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ
“Kedudukan nyawa kaum muslimin itu setingkat (sama nilainya, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah), orang muslim yang paling rendah sekalipun bisa memberikan jaminan, orang muslim yang paling jauh sekalipun dapat memberikan jaminan keamanan dan kaum muslimin itu satu kesatuan dalam menghadapi musuh-musuh Islam.” (HR. Abu Daud no. 2751, An-Nasai no. 4746, Ahmad no. 7012, Ibnu Hibban no. 5996 dan lain-lain)
Juga sebagaimana disebutkan dalam piagam Madinah: “Sesungguhnya perdamaian kaum beriman adalah satu, seorang mukmin tidak akan menjalin perdamaian dengan meninggalkan mukmin lainnya dalam perang di jalan Allah kecuali dengan cara yang adil di antara mereka.”
Maka serangan yang penuh berkah pada 11 September merupakan bagian dari bagian pelopor mujahidin di kalangan umat Islam yang melakukan perlawanan terhadap invasi salibis kontemporer yang berusaha untuk memecah belah kita umat Islam, agar mudah bagi kekuatan salibis untuk menelan kita sedikit demi sedikit, sepotong demi sepotong.
Jadi, wahai saudara-saudara, tidak mungkin mengandalkan pemerintahan-pemerintahan (di dunia Arab dan Islam) untuk membebaskan Palestina dan melindungi Masjidil Aqsha, karena pemerintahan-pemerintahan ini tidak mampu melakukan hal itu. Justru dalam banyak kesempatan pemerintahan-pemerintahan ini membantu Israil dalam melakukan kejahatannya. Jadi setelah bertawakal kepada Allah, tidak tersisa pilihan selain menghasung umat Islam untuk berusaha keras demi membebaskan seluruh negeri kaum muslimin secara umum, Palestina secara khusus dan melindungi Masjidil Aqsha secara lebih khusus lagi.
Umat Islam memiliki potensi yang sangat besar, dengan karunia Allah semata, yang memungkinkan bagi umat Islam untuk melawan invasi musuh-musuhnya. Seperti telah dibuktikan oleh serangan yang penuh berkah terhadap Washington, New York dan Pennsylvania. Perlawanan jihad penuh kepahlawanan kaum muslimin selama 11 tahun terakhir telah memaksa kekuatan terbesar dalam sejarah umat manusia —begitulah kekuatan itu menamakan dirinya sendiri— untuk menyerah kepada kekalahan dan memaksanya untuk menarik mundur pasukannya dari Irak dan Afghanistan.
1. Di Irak, AS mengalami kekalahan dan proyek AS untuk menguasai kawasan Timur Tengah telah hancur di tangan mujahidin, yang dipelopori oleh Daulah Islam Irak, semoga Allah senantiasa membimbingnya.
2. Di Afghanistan, telah hancur proyek AS untuk menguasai Asia Selatan dan mengubur hidup-hidup Daulah Islam yang belum lama berdiri. Proyek AS itu dihancurkan oleh mujahidin pimpinan Imarah Islam Afghanistan, dengan pemimpinnya al-amir al-mujahid yang bertawakal kepada Allah, Mulla Muhammad Umar, semoga Allah menjaganya.
Umat Islam ini semata, dengan para mujahidin, orang-orang merdeka, orang-orang mulia dan orang-orang shalihnya —dengan izin Allah— mampu untuk mengalahkan proyek salibis-zionis di jantung dunia Islam, khususnya lagi di Palestina yang terjajah. Sebagaimana umat Islam ini dengan izin dan taufik Allah Ta’ala semata telah mampu mengalahkan proyek salibis-zionis di Irak dan Afghanistan. Juga sebagaimana sebelum itu umat Islam ini mampu melayangkan kepada AS pukulan terkeras dalam sejarah AS (serangan 11 September, pent), di dalam negeri AS sendiri, sehingga pukulan itu mengubah sejarah AS dan melemahkan ekonominya.
(Langkah Pembebasan Palestina)
Di sini muncul satu pertanyaan yang penting, bagaimana umat Islam bisa membebaskan Palestina?
1. Langkah pertama untuk membebaskan Palestina adalah menyebar luaskan pemahaman di tengah barisan kaum muslimin:
Pertama, pemahaman bahwa Allah semata Yang Maha Menolong, karena Allah semata-lah Yang Maha Menciptakan, Maha Memberi rizki, Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Dialah Yang Maha Mampu menolong hamba-hamba-Nya yang lemah atas orang-orang yang menyombongkan diri lagi orang-orang yang kuat, sehingga Allah membuktikan kekuasaan-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(طسم * تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ * نَتْلُوا عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ * إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ * وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ * وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّا كَانُوا يَحْذَرُونَ)
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
“Thaa Siin Miim
Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang nyata (dari Allah).
Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Firaun dengan benar untuk orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).
Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.” (QS. Al-Qashash [28]: 1-6)
Kedua, pemahaman bahwa pemerintahan-pemerintahan (di dunia Arab dan dunia Islam) ini tidak mungkin akan membebaskan Palestina, karena mereka justru melakukan tindakan sebaliknya.
Ketiga, pemahaman bahwa umat Islam harus mempersiapkan dirinya untuk berjihad dengan jiwanya, karena hal itu merupakan fardhu ‘ain yang diwajibkan atas umat Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
(وَمَا لَكُمْ لاَ تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاء وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَـذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا * الَّذِينَ آمَنُواْ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُواْ أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا)
“Mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (QS. An-Nisa’ [4]: 75-76)
Keempat, pemahaman tentang batilnya perjanjian-perjanjian damai dengan Israil, wajibnya menolak pengakuan terhadap eksistensi (kedaulatan) Israel, lebih dari itu tentu saja menolak normalisasi hubungan dengan Israel. Pemahaman ini wajib disebar luaskan di tengah barisan umat Islam, kelompok-kelompok dan unsur-unsur kaum muslimin. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap bapak di dalam rumah tangganya, hal ini juga bisa dilakukan oleh setiap ibu di antara anak-anaknya, hal ini juga bisa dilakukan oleh setiap guru di antara murid-muridnya, setiap khatib di masjidnya dan setiap dai di desanya, pekerjaannya, sekolahnya dan universitasnya.
2. Langkah kedua untuk membebaskan Palestina adalah berusaha untuk menegakkan daulah Islam yang berjihad dan mengerahkan kekuatan (kaum muslimin) untuk membebaskan negeri-negeri kaum muslimin. Daulah Islam seperti ini tidak akan tegak kecuali jika kita menjadikan syariat Islam sebagai satu-satunya hukum yang berlaku di negeri-negeri kita, sehingga syariat Islam berkuasa, bukan dikuasai, syariat Islam berada di atas setiap bentuk hukum lainnya, dan syariat Islam lebih tinggi dari setiap sumber perundang-undangan lainnya. Kita harus berusaha menegakkan daulah ber-manhaj rabbani yang mencampakkan sekulerisme dan (mencampakkan) pemutusan perkara berdasar hawa nafsu mayoritas; sebuah daulah yang meyakini persaudaraan kaum muslimin dan tidak membeda-bedakan kaum muslimin atas dasar tanah air, sebuah paham yang hanya melayani kepentingan musuh-musuh kaum muslimin; sebuah daulah yang meyakini persatuan negeri-negeri kaum muslimin dan mencampakkan batas-batas negara nasionalisme yang digariskan oleh para pemimpin negara-negara penjajah atas tanah air kita, lalu digariskan dalam pikiran dan hati kita oleh kurikulum sekulerisme.
Itulah daulah Islam yang berjihad, yang memandang bahwa kewajibannya yang paling penting adalah membebaskan setiap jengkal negeri kaum muslimin (yang diinvasi oleh musuh-musuh Islam, pent) dari Kaukasus sampai Zanjibar, dari Afghanistan dan Kasymir sampai Timor Timur (Timur Leste, pent) dan Filiphina, dari Turkistan Timur (Xinjiang, pent) sampai Andalus (Spanyol). Itulah daulah Islam yang memandang bahwa pembebasan Palestina bukanlah persoalan warga Palestina semata melainkan kewajiban atas setiap muslim, sebagaimana halnya setiap muslim di Palestina memiliki kewajiban untuk membebaskan setiap jengkal negeri-negeri Islam yang terjajah.
3. Langkah ketiga untuk membebaskan Palestina adalah dengan mendukung mujahidin dan berangkat untuk bergabung dengan mereka di manapun mereka berada, khususnya di Irak dan Syam (Suriah secara khusus; Lebanon, Yordania dan Palestina secara umum, pent). Dengan mendukung mujahidin, niscaya kekuatan umat yang berjihad akan menguat dan umat Islam bisa mempelajari kewajiban yang hilang (jihad, pent) yang mana musuh-musuh Islam sangat berambisi menjauhkan umat Islam dari kewajiban tersebut.
Sesungguhnya mendukung jihad di Syam (Suriah secara khusus, pent) demi menegakkan sebuah daulah Islam yang berjihad di Syam, merupakan langkah fundamental (pokok) untuk bergerak maju menuju Baitul Maqdis. Oleh karenanya, AS dan dunia internasional memberikan kesempatan demi kesempatan kepada rezim sekuler Ba’ts (rezim Nushairiyah Suriah guna membantai kaum muslimin Suriah, pent) karena mereka khawatir di Syam akan tegak sebuah pemerintahan (daulah Islam yang berjihad, pent) yang mengancam Israel dan bekerja untuk membebaskan Al-Quds.
Wahai keluarga kami di negeri Syam negeri ribath dan jihad, buatlah AS dan Israel kecewa, jadikanlah tujuan kalian yang kalian tidak mau bergeser darinya —dengan izin Allah— adalah penegakan daulah Islam yang membela Islam dan kaum muslimin, merealisasikan keadilan, kebebasan, kehormatan dan kejayaan di negeri Syam negeri ribath dan jihad, dan hendaklah seluruh aktivis Islam di Syam bersatu demi meraih tujuan yang mulia ini.
4. Langkah keempat untuk membebaskan Palestina adalah dengan menyatukan usaha-usaha kaum muslimin dan mengumpulkanya pada tujuan-tujuan bersama.
Hal itu dimulai dengan bersatunya orang-orang yang ikhlas di sekitar para pemimpin yang berjihad, beramal, dan berilmu yang “didewasakan” oleh pengalaman-pengalaman, yang peristiwa-peristiwa perjuangan telah membuktikan ketulusan mereka, ketegaran mereka dan tidak mundurnya mereka, agar menjadi benih jihad yang kokoh dan pelopor umat yang berjihad.
Setelah itu dilanjutkan dengan ajakan untuk menyatukan kelompok-kelompok dan aliran-aliran gerakan Islam pada beberapa tujuan bersama yang menyatukan, yaitu:
Pertama, berhukum kepada syariat Allah dan menolak berhukum kepada prinsip-prinsip, ideologi-ideologi dan perundang-udangan selain syariat Islam; baik hal itu berupa kedaulatan mayoritas yang menjadikan kedaulatan di tangan rakyat maupun kedaulatan tatanan internasional yang dibuat oleh negara-negara pemenang Perang Dunia II yang dinamakan dengan PBB yang pada kenyataannya dikuasai oleh lima negara arogan (lima negara besar pemegang hak veto, pent) yang memaksakan kehendaknya atas bangsa-bangsa lain di dunia. PBB sebuah lembaga dimana anggota-anggotanya dalam Sidang Umum (PBB) berhukum kepada suara mayoritas bukan kepada syariat Islam. PBB sebuah lembaga dimana piagam (PBB) menyebutkan menghormati kedaulatan dan keselamatan tanah air negara-negara anggotanya, artinya menghormati penjajahan Rusia atas negeri muslim Kaukasus, menghormati penjajahan Cina atas Turkistan Timur, menghormati penjajahan Spanyol atas Sabtah dan Malilia, menghormati penjajahan Israel atas Palestina.
PBB adalah lembaga yang telah mengeluarkan puluhan keputusan yang menghalalkan invasi (musuh-musuh Islam) atas negeri-negeri Islam seperti keputusan pembagian palestina, keputusan pengakuan kedaulatan pemerintahan Israel dan keputusan-keputusan yang mengirinya, juga seperti keputusan yang menerapkan hukuman atas Irak (era Shadam Husain, pent), juga seperti keputusan yang menghalalkan invasi aliansi salibis atas Afghanistan, dan seperti keputusan Konferensi Bon Jerman yang menegakkan pemerintahan bonesa salibis di Kabul.
Konskuensi berhukum kepada syariat Islam dan menolak berhukum kepada selainnya adalah kita berusaha untuk menjadikan syariat Islam sebagai satu-satunya undang-undang yang berlaku di negeri-negeri Islam, tidak disaingi oleh undang-undang dan sumber peraturan hukum apapun selainnya, dan konskuensi lainnya adalah kita menolak tunduk kepada tatanan internasional (PBB) yang merepresentasikan para pemimpin orang-orang jahat di dunia.
Kedua, bekerja untuk membebaskan negeri-negeri kaum muslimin yang terjajah, menolak setiap bentuk perjanjian damai atau kesepakatan atau ketetapan tatanan internasional (PBB) yang memberi hak kepada orang-orang kafir untuk menjajah negeri-negeri kaum muslimin; seperti penjajahan Israel atas Palestina, penjajahan Rusia atas Chechnya dan Kaukasus muslim, penjajahan India atas Kasymir, penjajahan Spanyol atas Sabtah dan Malilia dan penjajahan Cina atas Turkistan Timur.
Ketiga, bekerja untuk menghentikan perampokan sistematik terhadap kekayaan alam kaum muslimin oleh tangan-tangan aliansi Barat yang menjajah negeri-negeri Islam. Bentuknya yang paling buruk adalah perampokan kekayaan minyak bumi negeri-negeri Islam, yang terhitung sebagai perampokan terbesar dalam sejarah manusia terhadap kekayaan kaum muslimin di bawah kepemimpinan (raja rampok, pent) AS.
Keempat, mendukung dan menyokong bangsa-bangsa muslim yang melakukan revolusi melawan para thaghut yang represif dan membuat kerusakan, memahamkan bangsa-bangsa muslim akan kewajiban menerapkan syariat Islam dan komitmen dengan hukum-hukum Islam, mengajak bangsa-bangsa muslim yang tengah melakukan revolusi untuk melanjutkan revolusinya sampai mereka bisa mencabut “sisa-sisa” rezim yang rusak dan membersihkan negeri mereka dari penghinaan (penjajahan) ekstern dan kerusakan intern, serta menghasung bangsa-bangsa yang belum melakukan revolusi untuk mencontoh bangsa-bangsa lain yang telah mendahuluinya agar dunia Islam terbebas dari pemerintahan para agen (boneka salibis-zionis internasional, pent).
Kelima, mendukung setiap orang yang dizalimi atau setiap orang yang ditinda di dunia melawan orang-orang zalim dan orang-orang yang menyombong/strongkan diri.
Keenam, bekerja untuk menegakkan khilafah Islamiyah yang tidak mengakui negara nasionalisme, ikatan tanah air dan batas-batas geografis yang ditetapkan oleh para penjajah. Namun (kita bekerja untuk) menegakkan negara khilafah rasyidah di atas minhajun nubuwah, yang meyakini persatuan negeri-negeri kaum muslimin, ikatan ukhuwah keimanan yang menyejajarkan mereka, menghilangkan batas-batas geografis yang dipaksakan oleh musuh-musuh kaum muslimin; bekerja untuk menyebar luaskan keadilan, mengembangkan musyawarah, menolong orang-orang yang lemah dan membebaskan setiap negeri kaum muslimin termasuk di dalamnya Palestina yang terampas dan Al-Aqsha yang terancam. Itulah khilafah yang pada zaman dahulu melindungi Palestina dan ketika khilafah tersebut runtuh maka Palestina pun dijajah oleh musuh-musuh Islam.
Dengan langkah-langkah ini maka kita semakin dekat dengan tekad baja dan keteguhan —dengan pertolongan dan bimbingan Allah— dari tujuan membebaskan Palestina dan menyelamatkan Masjidil Aqsha.
***
MAKNA KEDUA
Makna kedua yang berkaitan erat dengan serangan 11 September yang penuh berkah adalah mengadakan perimbangan dalam teror terhadap musuh-musuh Islam, di mana mereka mengalami seperti yang kita alami, mereka mengalami bencana sebagaimana kita mengalami bencana, mereka dibunuh sebagaimana kita dibunuh, mereka dibombardir sebagaimana kita dibombardir, dan kita menguras habis ekonomi mereka sebagaimana mereka menguras habis kekayaan alam kita.
Video kemudian menampilkan rekaman acara “Morning Joe” dari stasiun TV MSNBC pada 4 Mei 2011, dengan tema “Post Bin Laden World, The New Most Wanted Man: Ayman az-Zawahiri, laporan khusus tentang syahidnya syaikh Usamah bin Ladin dan pengangkatan syaikh Aiman az-Zhawahiri sebagai amir setelahnya.
Inilah dia Richard Engel berkorespondensi dengan kalian via stasiun TV MSNBC
Richard Engel: Saudara Izral Kalan dari Washington. Saya membaca artikel Anda hari ini yang dimuat oleh The Washington Post, sungguh mencengangkan dan menarik perhatian. Artikel itu tentang (Usamah) Bin Ladin dan biaya yang harus kita bayar sampai hari ini dalam melancarkan perang melawan terorisme. Saya ingin membaca sebuah paragraf (dalam artikel Anda) dan menanyakannya kepada Anda.
(Petikan tulisan dalam artikel itu berbunyi): “Terkait dengan Bin Ladin, sesungguhnya kesuksesan tidak harus diukur dari jumlah mayat, namun diukur dari sejauh mana kelemahan dan biaya peminjaman hutang dan investasi yang kita tidak mampu menanggungnya untuk melanjutkan kekuatan ekonomi negara kita. Berdasarkan timbangan ini, Bin Ladin telah melancarkan banyak pukulan kepada kita.” Tolong Anda uraikan kepada kami tulisan Anda ini!
Izral Kalan: Tentu saja. Ingatlah bahwa Bin Ladin telah terbentuk di medan perang Afghanistan melawan Uni Soviet dan cara yang dengannya ia memahami peristiwa yang terjadi di sana. Bin Ladin telah mengungkapkan hal itu berulang kali bahwa mereka berusaha untuk membuat bangkrut kekuatan super power dunia. Mereka tidak mengalahkan Uni Soviet, tidak pula menghalangi upaya Uni Soviet untuk menginvasi Afghanistan. (Hal yang) Mereka lakukan adalah “mengeringkan” pemasukan Uni Soviet dan mencerai-beraikannya di Afghanistan. Mereka telah bekerja untuk menguras habis pemasukan untuk Uni Soviet, yang akan berakibat pecah dan runtuhnya Uni Soviet setelah itu. Bin Ladin tidak melakukan hal itu untuk membela Afghanistan, melainkan karena ia meyakini bahwa ia akan meraih kemenangan atas Uni Soviet.
Saya telah berdiskusi dengan banyak pakar terorisme tentang masalah ini. Mereka mengatakan bahwa Bin Ladin selalu mengatakan hal serupa terhadap AS, dan bahwa ia secara terang-terangan telah menegaskan akan melanjutkan taktik membuat bangkrut negara super power ini. Alasan yang selalu ia ulang-ulang setelah serangan 11 September adalah bahwa kita (AS, pent) sendirilah yang telah menguras habis (kekuatan ekonomi) kita.
Kita saat ini sibuk berperang di Irak dan Afghanistan. Para pejabat pemerintahan dalam pernyataan-pernyataannya tentang keamanan dalam negeri menyatakan bahwa mereka akan mengeluarkan perintah-perintah untuk meningkatkan anggaran. Namun yang dikhawatirkan adalah AS bisa jadi akan runtuh, bukan karena ia kalah di medan perang, namun karena kita telah diseret kepada peperangan yang menguras habis (ekonomi) kita dan pada akhirnya mengantarkan kita kepada kebangkrutan. Inilah sumber kekuatan utama kita, kekuatan ekonomi, yang bisa jadi akan hancur.”
***
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri melanjutkan uraiannya:
“Pada saat itulah mereka akan meninjau ulang kejahatan dan permusuhan mereka. Mereka akan berusaha untuk mencapai kesepakatan pemahaman dengan rakyat-rakyat kita. Mereka akan memerintahkan agen-agen (rezim-rezim boneka) mereka untuk meringankan penindasan terhadap rakyat mereka, sehingga hal itu memberikan peluang kepada rakyat-rakyat kita untuk bangkit melawan thaghut-thaghut antek AS dan menumbangkan mereka. Dan hal ini kini benar-benar telah terjadi, dengan karunia dan kekuatan Allah semata.”
***
Video kemudian menampilkan salah satu mujahid pelaku serangan 11 September, asy-syahid Salim Al-Hazimi. Ia memberikan wasiat terakhirnya sebelum melakukan serangan tersebut.
Asy-syahid Salim Al-Hazimi (Bilal Al-Makki) rahimahullah, salah satu ksatria pelaku serangan Selasa (9/11) yang penuh berkah berkata:
“Segala puji bagi Allah Yang telah melimpahkan kepadaku nikmat Islam dan nikmat jihad, segala puji bagi Allah Yang telah melimpahkan kepadaku amal perbuatan ini yang dengannya kami membuat marah orang-orang kafir dan kami menggoncangkan singgasana orang-orang kafir dan para thaghut. Sesungguhnya amal perbuatan ini merupakan satu-satunya obat yang dengannya anak cucu para kera dan babi dihinakan. Amal perbuatan inilah yang akan mengeluarkan (pasukan) AS dari jazirah Arab, maka wajib bagi kita untuk mengeluarkan mereka dari jazirah Arab.
Ketika aku memilih amal perbuatan ini, sesungguhnya aku yakin sepenuhnya dengannya dan aku merasa terhormat karena aku termasuk dalam barisan orang-orang yang menempuh jalan ini. Aku memohon kepada Allah semoga Allah menerimaku dalam golongan para syuhada’.
Sesungguhnya amal perbuatan yang aku lakukan ini, aku melakukannya semata-mata demi meninggikan kalimat Allah dan menolong dien ini. Kita telah mengetahui bahwa musuh-musuh Allah telah berlomba-lomba menyerang kita dan mereka memiliki niat jahat kepada kita. Allah berfirman:
(وَدَّت طَّائِفَةٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ وَمَا يُضِلُّونَ إِلاَّ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ)
Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kalian, padahal mereka sebenarnya tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, namun mereka tidak menyadarinya. (QS. Ali Imran [3]: 69)
Seandainya kita melihat kepada realita kita yang menyedihkan, tentulah kita akan melihat luka-luka kaum muslimin di setiap tempat, hal yang mendorongku untuk menempuh jalan jihad dan berani melakukan amal perbuatan ini.
Inilah dia Masjidil Aqsha merintih diinjak-injak oleh orang-orang Yahudi. Inilah dia tanah yang diberkahi dikotori oleh kenajisan mereka dan permusuhan mereka kepada agama Islam ini secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Inilah dia Jazirah Arab yang dipenuhi oleh pasukan AS dan Inggris yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya secara terang-terangan. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda,
أَخْرِجُوا المُشْرِكِينَ مِنْ جَزِيرَةِ العَرَبِ
“Keluarkanlah orang-orang musyrik dari Jazirah Arab!” (HR. Bukhari no. 3053 dan Muslim no. 1637)
Maka di manakah gerangan rasa takut kalian, wahai kaum muslimin, terhadap nasib kiblat kalian yang suci, Makkah Al-Mukarramah. Di manakah rasa takut kalian, wahai kaum muslimin, terhadap nasib kota nabi kalian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam?
Aku menulis pesan ini kepada AS dari tempatku ini bahwa tentara-tentara Allah akan datang dan amal perbuatan kami ini adalah dalam rangkaian jihad terhadap AS dan antek-anteknya demi meninggikan kalimat Allah, mengembalikan kehormatan kaum muslimin dan mengusir kalian (pasukan AS) dari jazirah Arab.
Aku nasehatkan kepada kaum muslimin untuk berangkat berjihad dan tidak tertinggal dari pasukan jihad, karena sesungguhnya keadaan kita tidak akan menjadi baik sampai kita kembali kepada dien ini, dan dien ini tidak akan tegak sempurna kecuali dengan tegak sempurnanya puncak tertinggi ajaran Islam yaitu jihad di jalan Allah.”
***
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri melanjutkan uraiannya:
“Oleh karena itu pesan kami kepada rakyat bangsa-bangsa Arab dan Islam, hendaklah mereka mempergunakan saat-saat kelemahan AS untuk membersihkan negeri-negeri mereka dari para penguasa yang rusak dan membuat kerusakan. Revolusi-revolusi rakyat harus terus berlanjut untuk dua tujuan:
Tujuan Pertama, merealisasikan tujuan rakyat yaitu meraih kemuliaan dan kebebasan (kemerdekaan) di bawah naungan syariat Islam.
(Video menampilkan rekaman ratusan mujahidin di Mesir yang berada dalam pengadilan militer, di balik jeruji besi mereka meneriakkan pembelaannya:
“Kami adalah umat Islam yang meyakini akidahnya.
Kami akan melakukan segala hal yang mampu kami lakukan
Demi menegakkan daulah Islamiyah (negara Islam) dan masyarakat Islam)
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri melanjutkan uraiannya:
“Dan hal itu tidak akan tercapai kecuali dengan membersihkan negeri-negeri mereka dari sisa-sisa rezim yang rusak, yang berada dalam tentara, kepolisian dan peradilan, sampai tegak sebuah pemerintahan yang berhukum kepada Islam, menebarkan keadilan, mengembangkan musyawarah, membela negeri-negeri Islam dan mencegah para pencuri (koruptor) dari mencuri sesuap nasi dari mulut orang-orang yang tertindas.
Tujuan kedua yang oleh karenanya revolusi-revolusi harus terus berlanjut, adalah menjatuhkan agen-agen (antek-antek) Barat yang masih tersisa di negeri-negeri kita, khususnya keluarga Saud (rezim Arab Saudi, pent), para penguasa (negara-negara) Teluk di jazirah Arab dan “anak-anak” Prancis di negeri Islam Maghrib (Tunisia, Maroko dan Aljazair, pent).
Wahai bangsa-bangsa kami, bangsa Arab dan bangsa muslim, sesungguhnya AS tengah mengerang kesakitan oleh serangan-serangan mujahidin, AS tengah menarik mundur pasukannya sementara luka-lukanya masih mengalirkan darah, maka janganlah kalian menghentikan revolusi-revolusi kalian dan janganlah kalian menyia-nyiakan kesempatan yang sangat menentukan dalam sejarah kalian ini!
***
MAKNA KETIGA
Makna ketiga yang berkaitan dengan serangan 11 September yang penuh berkah adalah berusaha untuk menghentikan kejahatan AS yang menawan kaum muslimin, khususnya menawan mujahidin dan para dai yang menentang AS dan menentang kejahatan-kejahatan AS. Dan dalam barisan terdepan para tawanan tersebut adalah ulama yang beramal, fadhilatu syaikh Umar Abdurrahman, semoga Allah membebaskan beliau.
Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah telah berulang kali menegaskan bahwa kejahatan AS dalam menawan kaum muslimin dan para ulama, khususnya syaikh Umar Abdurrahman, merupakan kejahatan dan serangan terhadap seluruh umat Islam. Allah Azza wa Jalla telah membimbing kami untuk menangkap seorang tawanan Yahudi Amerika, Warren Weinstein.
(Video lalu menampilkan Warren Weinstein, seorang Yahudi berkewarga negaraan AS, yang ditangkap dan disandera oleh mujahidin Al-Qaeda di Pakistan)
Pesan dari tawanan Yahudi, Warren Weinstein, kepada kekuatan lobi Yahudi di AS:
“Nama saya Warren Weinstein, saya ingin memberitahukan kepada istriku, anak-anak perempuanku dan cucu-cucuku bahwa saya dalam kondisi baik-baik saja, saya meminum seluruh obatku seperti biasa, dan saya mendapat perawatan yang baik.
Saya mengharapkan Ellen dan seluruh keluarga untuk menghubungi komunitas Yahudi di AS, mengerahkan usaha maksimal mereka untuk hal itu, dan meminta komunitas Yahudi untuk mendesak pemerintah AS dan presiden Obama sehingga tuntutan mujahidin bisa dipenuhi dan aku meraih kebebasan kembali. Kalian bisa meminta calon presiden dari Partai republic untuk mendesak presiden Obama agar memenuhi tuntutan mujahidin.”
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri melanjutkan uraiannya:
“Ia tidak akan meraih kembali kebebasannya, dengan izin Allah, sampai orang-orang kita yang tertawan meraih kembali kebebasan mereka. Dan dalam barisan terdepan mereka adalah syaikh Umar Abdurrahman, Afiyah Ash-Shidiqi, Hasna’ janda syaikh Abu Hamzah Al-Muhajir dan Khalid Syaikh Muhammad.
Kami menghasung kaum muslimin untuk menawan warga dari negara-negara yang memerangi kaum muslimin, guna membebaskan kaum muslimin yang ditawan. Karena sesungguhnya kekuatan salibis-zionis internasional hanya memahami bahasa kekuatan.”
***
MAKNA KEEMPAT
Makna keempat yang berkaitan erat dengan serangan 11 September yang penuh berkah adalah kampanye massif AS untuk menjungkir balikkan hakekat persoalan dan mencitra burukkan setiap orang yang berusaha untuk membebaskan negeri-negeri kaum muslimin dan Al-Aqsha yang terajajah.
Kampanye massif AS itu dilakukan dengan usaha-usaha yang mengesankan kepada dunia bahwa AS meraih kemenangan meski sebenarnya tengah mengalami kekalahan-kekalahan memalukan. Cara ini nampak jelas dengan bentuknya yang mengundang derai tawa dalam pidato-pidato Obama yang berupaya untuk menampilkan dirinya sebagai pemenang, padahal sejatinya tentaranya sedang menjerit-jerit agar bisa keluar dari Afghanistan.
Kampanye massif AS itu juga dilakukan dengan mengesankan kepada dunia bahwa membunuh seseorang atau beberapa orang akan merealisasikan kemenangan bagi AS. Tapi mereka sendiri kemudian melakukan kontradiksi. Di satu waktu mereka menyatakan telah meraih kemenangan atas kelompok Al-Qaeda. Di waktu yang sama, mereka juga menyatakan bahwa kelompok Al-Qaeda menjadi ancaman terbesar bagi AS. Atau dengan usaha-usaha melariskan khayalan bahwa kelompok Al-Qaeda telah surut dan semakin lemah.
Padahal sekali pandang saja terhadap kondisi gerakan jihad sebelum invasi salibis AS ke Afghanistan dan kondisi gerakan jihad hari ini akan bisa menjawab langsung tanda tanya tersebut.
Sebelum AS melakukan invasi salibis ke Afghanistan, kelompok Al-Qaeda telah eksis sebagai sebuah pokok di Afghanistan. Adapun sekarang, kelompok Al-Qaeda telah memiliki empat cabang di luar Afghanistan dan jutaan pendukung di setiap penjuru dunia, hanya milik Allah semata segala karunia dan kenikmatan.
Sesungguhnya Obama dan para pemimpin AS menipu diri mereka sendiri dan rakyat mereka sendiri, dengan menyebut peperangan mereka terhadap kaum muslimin hanyalah sebatas peperangan terhadap beberapa gelintir orang, atau sebuah kelompok, atau beberapa kelompok semata.
Mereka pura-pura membutakan mata mereka terhadap kenyataan yang begitu gamblang bak matahari di siang bolong bahwa mereka sebenarnya sedang menghadapi umat Islam yang bangkit melawan dan berjihad.
1. Umat Islam di mana para putra terbaiknya menerjuni perang melawan invasi salibis-zionis AS di Afghanistan di bawah kepemimpinan amirul mukminin Mulla Muhammar Umar Mujahid, semoga Allah senantiasa menjaganya.
2. Umat Islam, di mana putra-putra terbaiknya sedang melawan pemerintahan yang berambisikan Shafawiyah Iran namun menjadi antek AS di Irak bumi khilafah dan jihad, dipelopori oleh Daulah Islam Irak, semoga Allah senantiasa menjaganya.
3. Umat Islam, di mana putra-putra terbaiknya menantang hegemonis AS-zionis di jarizah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam dan membongkar kedok antek-antek AS di Yaman negeri iman dan hikmah, dipelopori oleh kelompok Al-Qaeda di Jazirah Arab.
(Video lalu menampilkan ceramah syaikh Iwadh Panjar, salah satu ulama Yaman dan tokoh pendukung mujahidin Anshar Shariah Yaman)
Syaikh dan dai, Iwadh Panjar, semoga Allah menjaganya berkata:
“Hari ini kita tidak lagi memiliki waktu untuk bermain-main. AS telah turun di negeri Yaman dengan tentara-tentaranya, memerangi kita secara terang-terangan dan jelas tanpa kesamaran sedikit pun. Pada saat itulah para ulama menyatakan bahwa jika musuh menyerang sebuah negeri Islam, maka wajib bagi seluruh penduduk muslim negeri tersebut untuk berangkat berperang. Seorang bapak berangkat perang tanpa menunggu izin dari anaknya, seorang anak berangkat perang tanpa menunggu izin dari bapaknya dan seorang istri berangkat perang tanpa menunggu izin dari suaminya. Allah Ta’ala berfirman:
(انْفِرُواْ خِفَافًا وَثِقَالاً وَجَاهِدُواْ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ)
“Berangkatlah kalian baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan Allah!”(QS. At-Taubah [9]]: 41)
Tidak ada waktu lagi untuk bermain-main, wahai para pemuda, wahai anak cucu Khalid bin Walid, Umar bin Khathab dan Sa’ad bin Abi Waqash.
Saya mengulangi dan menegaskan kembali fatwa para ulama, sesungguhnya hukum jihad pada saat ini adalah fardhu ‘ain, baik kita mau maupun kita enggan, kita berangkat dengan sukarela maupun terpaksa. Jika tidak, maka kita berdosa. Jika tidak berangkat perang, setidaknya kita harus mengakui keteledoran kita dan kita tahan lisan kita, kita tidak mengatakan “Jihad apaan itu?”, “Jihad itu terorisme” atau “Mujahidin adalah orang-orang yang menimbulkan kerusakan”.
Minimal, kita harus malu pada diri kita sendiri dan merasa bahwa kita telah melakukan keteledoran, dan memohon kepada Allah agar Allah melimpahkan kasih sayangnya kepada kita.
Jika tidak demikian, maka jihad pada hari ini adalah wajib atas setiap orang yang mampu, saya tidak mengatakan wajib atas orang yang tidak mampu. Selama serangan terjadi secara langsung dan AS telah menerjunkan pasukannya di negeri ini secara langsung seperti saat ini, maka Anda dituntut untuk berjihad.
Aku tidak malu dan aku juga tidak takut. Sebab, tidak ada yang bisa memotong leher ini (menetapkan kematian, pent) selain (Allah) Yang telah menyusun leher ini. Mereka (para ulama) masih juga tidak mau berbicara tentang jihad??? Saya katakan, jihad pada saat ini adalah fardhu ‘ain.”
Syaikh Aiman azh-Zhawahiri kemudian melanjutkan uraiannya:
“4. Umat Islam di mana putra-putra terbaiknya menjadi benteng kokoh yang membendung invasi salibis di negeri Islam Maghrib (Tunisia, Maroko dan Aljazair, pent) dan para antek salibis Prancis di negeri itu. Jihad umat Islam di sana dipelopori oleh kelompok Al-Qaeda fi Biladil Maghrib Al-Islami.
Umat Islam di mana putra-putra terbaiknya berdiri kokoh bak gunung yang tinggi, mematahkan gelombang-gelombang serangan tentara salibis dan antek-anteknya, Abu Righal di Somalia yaitu Syaikh Syarif Ahmad (presiden sekuler Somalia boneka salibis Barat, pent), dan mereka dipelopori oleh kelompok mujahidin Ash-Shabab.
Umat Islam di mana bangsa-bangsanya bangkit untuk menumbangkan antek-antek AS satu demi satu. Meski demikian, Obama dan media massanya berkoar-koar menyatakan bahwa mereka meraih kemenangan dan kesuksesan. Kita memohon kepada Allah smeoga menambah bagi mereka “kesuksesan” tersebut berlipat ganda sehingga mengantarkan mereka kepada tong sampah sejarah.
Dan akhir dari perkataan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu
***
(Video kemudian beralih kepada rekaman ceramah syaikh Usamah bin Ladin para acara penyatuan dua jama’ah jihad, kelompok Al-Qaeda dan kelompok Jama’ah Jihad Mesir di Afghanistan tahun 2001 M, beberapa waktu sebelum terjadinya serangan 11 September yang penuh berkah)
Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah berkata:
“Dari kamp-kamp pelatihan militer ini telah berangkat puluhan pemuda yang saat ini dalam perjalanan mereka untuk menghantam kepentingan-kepentingan Yahudi. Maka hendaklah kalian banyak-banyak berdoa kepada Allah semoga Allah membimbing mereka, mengokohkan langkah kaki mereka, meneguhkan hati mereka dan menepatkan tembakan mereka.
Bersungguh-sungguhlah dalam banyak-banyak berdoa, sebab Allah telah membiasakan kita dalam operasi-operasi serangan sebelumnya agar kita menyiapkan diri, mengambil sarana-sarana dan bersungguh-sungguh dalam berdoa. Maka dengan karunia Allah semata, sukseslah operasi serangan (terhadap kedubes AS, pent) di Nairobi (ibukota negara salibis Kenya, pent), sukseslah operasi serangan (terhadap kedubes AS, pent) di Darus Salam (ibukota Negara Tanzania, pent) dan sukseslah operasi serangan (terhadap kapal perang AS, pent) USS Cole di (pantai Aden, pent), dan sukseslah operasi serangan di tempat-tempat lain, dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
Maka aku wasiatkan kepada kalian dengan serius agar kalian bersungguh-sungguh dalam memanjatkan doa, semoga Allah mengaruniakan kemenangan kepada saudara-saudara kalian dalam beberapa minggu ke depan ini, dengan izin Allah. Puluhan pemuda itu telah berangkat untuk operasi serangan tersebut, maka sudah menjadi keharusan bagi orang-orang yang tulus untuk menutupi kekosongan posisi yang mereka tinggalkan di sini, dalam daftar operasi-operasi bom syahid. Ini adalah sebuah karunia yang agung dan “tabungan” yang besar, yang hanya Allah karuniakan kepada orang-orang yang dicintai-Nya.”
Umar bin Khathab radiyallahu ‘anhu berkata:
“Kita adalah kaum yang Allah muliakan dengan Islam.
Maka kita sekali-kali tidak akan mencari kemulian dengan sarana selainnya.”
Yayasan Media As-Sahab
Syawwal 1433 H / September 2012 M
***
Link untuk download
Kualitas tinggi
268.36 MB
http://archive.org/download/Shams_Nasr/ba1.avi
Kualitas sedang
61 MB
http://archive.org/download/Shams_Nasr/ba2.rmvb
Kualitas mobile
81 MB
http://archive.org/download/Shams_Nasr/ba3.mp4
Arsip
http://archive.org/details/Shams_Nasr
Streaming
www.youtube.com/watch?v=pl8p0nrrwcI
www.youtube.com/watch?v=oUp9YIrL4vY
http://www.youtube.com/watch?v=Xt6IPuOe8bk
http://www.youtube.com/watch?v=nc8wdHegodE
(muhib almajdi/arrahmah.com)