(Arrahmah.id) – Sayap militer Hamas, Brigade Izzudin Al-Qassam, menjadi sorotan warga dunia karena dinilai kuat dan pemberani. Namanya kembali santer diperbincangkan setelah Hamas menggelar operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu.
Brigade Izzudin Al Qassam merupakan pasukan bersenjata Hamas yang beroperasi di Jalur Gaza, Palestina. Mereka bermarkas di beberapa lokasi rahasia yang tersebar di seluruh wilayah Gaza.
Lantas siapakah Syeikh Izzudin Al-Qassan yang namanya diabadikan menjadi nama sayap militer gerakan perlawanan Palestina, Hamas? Berikut ulasannya.
Syeikh Izzudin Al-Qassam adalah seorang tokoh Islam yang berjuang melawan penjajahan dan Zionisme di Suriah dan Palestina pada awal abad ke-20.
Ia lahir pada tahun 1882 di Jableh, Suriah, yang pada saat itu masih menjadi bagian dari Kesultanan Ustmaniyah.
Syeikh Izzudin Al-Qassam juga aktif dalam gerakan nasionalis Suriah yang menentang penjajahan Prancis dan Inggris. Kedua penjajah itu pula yang membagi-bagi wilayah Arab setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Syeikh Izzudin Al-Qassam bergabung dalam kelompok perlawanan di Suriah yang dipimpin oleh Ibrahim Hananu dan ikut berperang melawan pasukan Prancis di Suriah Utara pada tahun 1919-1920.
Saat melihat penindasan dan pengusiran yang dialami oleh rakyat Palestina akibat imigrasi dan kolonisasi Yahudi yang didukung oleh Inggris, Syeikh Izzudin Al-Qssam merasa terpanggil untuk membela tanah suci dan hak-hak rakyat Palestina.
Ia kemudian mendirikan organisasi rahasia yang disebut Tangan Hitam. Organisasi itu terdiri dari para pemuda Muslim yang berkomitmen untuk berjihad melawan penjajah.
Ia juga membentuk kelompok gerilya yang melakukan serangan-serangan terhadap pasukan Inggris dan Yahudi.
Pada tahun 1935, Syeikh Izzudin Al-Qassam dan kelompoknya menyerang konvoi pasukan Inggris di dekat Jenin, Palestina. Serangan itu menewaskan seorang polisi Inggris dan melukai dua orang lainnya.
Akibat serangan tersebut, Inggris kemudian memerintahkan pasukannya untuk menangkap atau membunuh Syeikh Izzudin Al-Qassam.
Setelah beberapa hari bersembunyi di sebuah gua, Syeikh Izzudin Al-Qassam dan beberapa pengikutnya dikepung oleh ratusan tentara Inggris.
Dalam pertempuran itu, Syeikh Izzudin Al-Qassam gugur sebagai syuhada pada tanggal 20 November 1935. Pengikutnya yang selamat ditangkap dan dihukum mati oleh Inggris.
Berita wafatnya Syeikh Izzudin Al-Qassam pun tersebar dan menimbulkan gelombang kemarahan serta kesedihan di kalangan rakyat Palestina. Syeikh Izzudin Al-Qassam dianggap sebagai pahlawan dan syuhada yang berani mengorbankan jiwa dan raganya untuk membela tanah suci dan bangsanya.
Jenazahnya dimakamkan di Nazlet Zeid, dekat tempat ia gugur. Makamnya menjadi tempat ziarah bagi banyak orang yang menghormati perjuangannya dan namanya diabadikan menjadi nama pasukan militer Hamas. (Rafa/arrahmah.id)