Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) atau yang lebih dikenal sebagai Gerakan Taliban di Pakistan merilis beberapa rincian tentang Khalid Haqqani, seorang komandan dan salah satu intelektual atas Taliban yang telah diangkat pada Kamis (7/11/2013) sebagai wakil amir baru Taliban Pakistan.
Asmatullah Shaheen Bittani, kepala dewan eksekutif kelompok itu menyatakan kepada AFP dari sebuah tempat yang dirahasiakan di Pakistan barat laut bahwa seorang komandan yang dikenal sebagai Syaikh Khalid Haqqani telah diangkat sebagai wakil dari Mullah Fazlullah, amir baru mujahidin Taliban Pakistan yang ditunjuk untuk menggantikan Mullah Hakimullah Mehsud yang telah syahid, insyaAllah, dalam serangan pengecut pesawat tak berawak salibis AS.
“Khalid Haqqani telah menjabat sebagai mantan amir syura pusat TTP,” menurut sebuah pernyataan Umar Studio, lengan media resmi kelompok Taliban Pakistan, yang diterjemahkan oleh SITE Intelligence Group.
“Dia dianggap sebagai salah satu intelektual atas TTP,” dan “kekuatan di balik fatwa yang dikeluarkan oleh TTP melawan media [sekuler],” lanjut pernyataan itu. Fatwa Khalid “akan dirilis segera”. Taliban Pakistan sering mendapati biasnya pemberitaan media [sekuler] dan karenanya bahkan sampai pernah menjadikan anggota media [sekuler] Pakistan sebagai target mereka.
Khalid juga telah berpartisipasi dalam beberapa operasi Taliban, menurut pernyataan itu. Berdasarkan tiga serangan yang terdaftar, Khalid bahkan turun tangan langsung dalam melancarkan operasi-operasi syahid Taliban selama sedikitnya enam tahun.
Serangan yang paling mematikan di mana Khalid turut berpartisipasi adalah “serangan komando di markas FC [Korps Perbatasan] di Shabqadar,” di mana Taliban dilaporkan melancarkan serangan syahid di fasilitas pelatihan Korps Perbatasan di Shabqadar pada 13 Mei 2011 lalu yang menewaskan 80 tentara Pakistan dan anggota baru mereka. Taliban menyatakan serangan itu diluncurkan untuk membalas kematian Syaikh Usamah bin Ladin, yang syahid, InsyaAllah, di Abbottabad hanya 12 hari sebelumnya.
Pada bulan Oktober 2008, dia juga berperan dalam upaya operasi syahid yang menargetkan Asfandyar Wali Khan, kepala Partai Nasional Awami, di rumahnya di distrik Charsadda.
Tahun lalu, pada 22 Desember 2012, dia juga berperan dalam operasi syahid yang menewaskan Bashir Bilour, Menteri Pemerintahan Daerah dan Pembangunan Pedesaan provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Pernyataan Taliban juga mencatat bahwa Khalid “merupakan salah satu di antara rekan mujahidin yang sangat dekat dengan As-Sayhid Hakimullah dan As-Syahid Qari Hussain.” Qari Hussain memimpin kamp dan pengarahan operasi syahid Taliban. Dia dilaporkan telah syahid, InsyaAllah, dalam serangan pengecut pesawat tak berawak salibis AS.
Pada bulan September, Studio Umar merilis video wawancara dengan Khalid. Dalam video itu, dia mengutuk liputan media mengenai Taliban, menyatakan justru intelijen Pakistan, AS, dan Blackwater-lah yang telah melakukan serangan terhadap warga sipil, dan mengklarifikasi bahwa Amir Taliban Afghanistan Mullah Omar tidak bertentangan dengan operasi Taliban Pakistan.
“Amir Kaum Mukminin Mullah Omar Mujahid, semoga Allah melindunginya, mendukung Jihad Pakistan, dan tidak ada kebenaran dalam propaganda yang diangkat di media bahwa Amir Kaum Mukminin marah dengan Taliban karena mereka berjihad di Pakistan,” kata Khalid dalam sebauh video yang diterjemahkan oleh SITE.
“Amir Kaum Mukminin Mullah Omar Mujahid mengorbankan dirinya untuk melindungi satu orang [Syaikh Usamah bin Ladin], jadi bagaimana mungkin dia mengkhianati ribuan orang lain. Pernyataan itu tidak disampaikan oleh orang yang berakal dan tanpa kebenaran.”
Khalid juga muncul dalam video berjudul “Pesan Khusus untuk Muhajirin dan penduduk setempat,” yang dirilis pada November 2012. Dalam video tersebut, Khalid “menekankan bahwa persatuan itu penting untuk keberhasilan jihad, dan karena musuh menyadari ini dan tidak bisa mengalahkan para pejuang di medan jihad, mereka [musuh] mencoba untuk menciptakan perpecahan di antara mereka [mujahidin],” menurut ringkasan SITE.
“Dia mendesak mujahidin asing untuk menghindari tindakan yang akan membuat penduduk setempat melawan mereka, yaitu, tanpa pandang bulu membunuh Umat Islam, dan [dia juga mendesak] untuk menghormati penduduk setempat yang menyediakan tempat penampungan meski harus menanggung resiko untuk melakukannya.” (banan/arrahmah.com)