LONDON (Arrahmah.com) – Penanggalan radiokarbon menemukan naskah Al-Qur’an yang berusia setidaknya 1.370 tahun, dan menjadikannya sebagai salah satu naskah tertua yang pernah ada. Keberadaan halaman-halaman dari kitab suci ummat Islam itu tidak diketahui di perpustakaan universitas itu selama hampir satu abad.
Pakar manuskrip dari British Library, Dr Muhammad Isa Waley, mengatakan bahwa “penemuan menarik” ini akan membuat ummat Islam “bersukacita”, sebagaimana dilansir oleh BBC, Selasa (21/7/2015).
Naskah itu telah disimpan bersama dengan koleksi buku-buku dan dokumen Timur Tengah lainnya, tanpa diidentifikasi sebagai salah satu penggalan Al-Quran tertua di dunia.
Naskah Tertua
Ketika seorang peneliti PhD melihat lebih dekat pada halaman-halaman ini maka diputuskan untuk melakukan tes penanggalan radiokarbon dan hasilnya “mengejutkan”.
Direktur koleksi khusus universitas tersebut, Susan Worrall, mengatakan bahwa para peneliti tidak pernah menyangka sama sekali bahwa naskah itu begitu tua.
“Mengetahui kami memiliki salah satu penggalan Al-Quran tertua di dunia secara fantastis sangat menggembirakan.”
Tes penanggalan radiokarbon itu dilakukan oleh unit akselerasi radiokarbon di Universitas Oxford, dan hasilnya menunjukkan bahwa penggalan yang ditulis pada kulit domba atau kambing itu termasuk di antara teks-teks yang sangat tua dari Al-Qur’an yang masih ada.
Tes ini menyediakan berbagai tanggal, menunjukkan bahwa dengan probabilitas lebih dari 95%, kertas kulit itu berasal dari tahun antara 568 dan 645.
“Mereka juga bisa membawa kita kembali ke beberapa tahun berdirinya Islam yang sebenarnya,” kata David Thomas, profesor Islam dan Kristen di universitas tersebut.
“Menurut tradisi Muslim, Nabi Muhammad menerima wahyu Al-Quran, kitab suci Islam, antara tahun 610 dan 632, tahun wafatnya.”
Professor Thomas mengatakan bahwa dari tanggal folio Birmingham bisa berarti bahwa sangat mungkin orang yang telah menulis naskah tersebut hidup pada zaman Nabi Muhammad.
“Orang yang benar-benar menulis ini kemungkinan kenal baik dengan Nabi Muhammad. Dia bisa melihat beliau, ia mungkin telah mendengar Nabi berkhotbah. Dia mungkin telah mengenalnya secara pribadi,” kata Professor Thomas.
Professor Thomas mengatakan bahwa beberapa bagian dari Al-Quran ditulis di kertas kulit, batu, daun kelapa dan tulang belikat unta – dan versi terakhir, dikumpulkan dalam bentuk buku, yang dirampungkan pada sekitar 650.
Naskah ini, yang ditulis dalam aksara Hijazi, bentuk awal dari tulisan Arab, menjadikan naskah ini sebagai salah satu penggalan tertua dari Al-Quran.
Karena radiokarbon menciptakan berbagai kemungkinan usia, ada beberapa naskah membuat tidak mungkin untuk mengatakan yang mana naskah yang paling tua.
Tapi kemungkinan penemuan di Birmingham ini – 645 – akan menjadikannya di antara naskah yang tertua.
Waley, kurator manuskrip di British Library, mengatakan “dua lembaran ini, yang ditulis dengan aksara Hijazi yang indah dan terbaca jelas, hampir pasti berasal dari jaman tiga khalifah pertama”.
Tiga khalifah pertama merupakan pemimpin komunitas Muslim antara tahun 632 dan 656.
Dr Waley mengatakan bahwa di bawah khalifah ketiga, Utsman bin Affan, salinan Al-Aqur’an dari “edisi definitif” didistribusikan.
Dr Waley menunjukkan bahwa naskah yang ditemukan oleh Birmingham adalah “peninggalan yang sangat berharga” dari salinan Al-Qur’an masa itu atau bisa lebih awal.
“Dalam hal apapun, ini – seiring dengan keindahan dari isi dan aksara Hijazi yang secara mengejutkan masih jelas terbaca – merupakan kabar yang menggembirakan hati ummat Islam.”
Komunitas Muslim lokal telah mengungkapkan kegembiraannya terhadap penemuan itu di kota mereka dan universitas mengatakan bahwa naskah itu akan dipajang untuk publik.
“Ketika saya melihat halaman-halaman ini saya sangat tersentuh. Ada air mata kebahagiaan serta emosi di mataku. Dan saya yakin orang-orang dari seluruh Inggris akan datang ke Birmingham untuk melihat halaman-halaman ini,” kata Muhammad Afzal, ketua Masjid Pusat Birmingham.
Professor Thomas mengatakan akan menunjukkan kepada orang-orang di Birmingham bahwa mereka memiliki “harta yang tidak ada tandingannya”.
(ameera/arrahmah.com)